Langsung ke konten utama

TEORI KONSTRAIN DAN MANUFAKTUR SINKRON

KATA PENGANTAR

Puji syukur teriring doa, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan hanya karena kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas dalam menyusun makalah ini.
Makalah dengan tema “TEORI KONSTRAIN DAN MANUFAKTUR SINKRON” ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi Lanjutan yang diberikan oleh Dr. H. Susilo Toto Rahardjo, SE., MT dan Drs. Bambang Munas Dwiyanto, S.E. selaku dosen Manajemen Operasi Lanjutan kami.
Dengan segala bantuan dan dorongan yang telah diterima, penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan yang telah diberikan.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini. Penulis yakin masih banyak kekurangan dan kesalahan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.





Semarang, 12 Mei 2013











DAFTAR ISI

Halaman Judul                                                                                      1
Kata Pengantar                                                                                      2  
Daftar Isi                                                                                             3
BAB I PENDAHULUAN
          Latar Belakang                                                                            4
BAB II PEMBAHASAN
          Theory of Constraints                                                                             6
          Tujuan dan Ukuran Performansi                                                      7
          Kapasitas                                                                                   9
          Syncrhonous Manufacturing                                                           14
BAB III PENUTUP
          Simpulan                                                                                    38
DAFTAR PUSTAKA                                                                                 39
















BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada akhir tahun 1970an, Eliyahu Goldratt, seorang ahli ilmu fisika dari Israel, mulai memperkenalkan gagasannya pada penjadwalan produksi. Dia mengembangkan program software komputer black box sebagai Optimized Production Technique (OPT). Software ini dijual ke perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai pengetahuan tentang teori atau metodologi OPT. Harapannya adalah bahwa hasil penjadwalan akan mengubah kapasitas ke dalam nilai uang (harga) dan akan membuat penggunaan capacity-constrained resources lebih efisien untuk memaksimasi throughput. Pembeli software OPT melaporkan beberapa kesuksesan dan kegagalan, tetapi secara keseluruhan OPT telah mendapat dukungan dan sambutan yang baik.
Pada tahun 1984, Goldratt dan Cox menerbitkan sebuah novel, The Goal, yang memberikan beberapa konsep dasar OPT. Kemudian diikuti pada tahun 1986 oleh The Race, yang menjelaskan lebih lanjut mengenai konsep OPT. OPT, dihapuskan oleh Goldratt pada waktu itu, tetapi dia meneruskan pendidikan dan memasarkan gagasannya.
Umble dan Srikanth memberikan konsep yang lebih detail, yang kemudian dikenal sebagai synchronous manufacturing, pada tahun 1990, dan menegaskan bahwa istilah itu telah diterapkan pada tahun 1984 oleh General Motors. Dengan pemahaman yang lebih luas, konsep synchronous manufacturing telah dipakai oleh beberapa perusahaan.
          Pada akhir tahun 1980an Goldratt menyaring ide nya ke dalam apa yang sekarang diketahui sebagai theory of constraint, sebuah perluasan dari konsep OPT. Dia kemudian membuat konsep untuk lebih dikenal melalui seminar dan publikasi atas What is This Thing Called Theory of Constraints, yang memasukkan manajemen filosofi pada perbaikan dalam mengidentifikasi konstrain untuk meningkatkan keuntungan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka secara umum rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
a.    Apakah aturan Goldratt itu?
b.    Apa tujuan perusahaan menurut Goldratt ?
c.    Apa saja pengukuran kinerja ?
d.    Apa saja masalah kapasitas dan aliran material ?
e.    Apa itu Synchronous Manufacturing ?


Tujuan
Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “Teori Konstrain dan Manufaktur Sinkron” berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah mahasiswa akan dapat mengidentifikasi atau mendefinisikan :
a.    Kapasitas seimbang dan tidak seimbang
b.    Kapasitas Bottleneck dan Nonbottleneck
c.    Capacity-constrained resource (CCR)
Menguraikan atau menjelaskan
d.    Teori kendala
e.    Sistem Drum, Buffer, Rope
f.     Membandingkan synchronous manufacturing dengan MRP



Manfaat
Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama bahwa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Secara Teoritis
Secara teoritis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan akan mamperkenalkan tentang  Teori Konstrain dan Manufaktur Sinkron serta menimbulkan pemahaman dan pandangan baru mengenai Teori Konstrain dan Manufaktur Sinkron
b.      Secara Praktis
Secara praktis, penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pemahaman yang lebih mendalam bagi para Remaja, Mahasiswa, Pelajar ataupun pada Halayak ramai sehingga akan lebih mengetahui bagaimana memahami Teori Konstrain dan Manufaktur Sinkron.



























BAB II
PEMBAHASAN

Konsep dasar
Konsep dasar dari synchronous manufacturing  adalah sederhana, yaitu aliran material di dalam sistem, bukan kapasitas, yang harus diseimbangkan. Hasil ini pada perpindahan material yang lancar dan terus menerus dari satu operasi ke operasi selanjutnya, dan kemudian lead time dan inventory yang menunggu dalam antrian harus dikurangi. Perbaikannya adalah pada pengurangan inventory yang dapat mengurangi biaya total dan dapat mempercepat pengiriman kepada konsumen, dan juga menjadikan perusahaan untuk dapat bersaing lebih efektif. Lead time yang singkat dapat memperbaiki pelayanan kepada konsumen dan membuat perusahaan lebih kompetitif.
    Pada synchronous manufacturing, bottleneck diidentifikasikan dan digunakan untuk menentukan tingkat aliran. Untuk memaksimasi aliran sistem, bottleneck harus diatur seefektif mungkin. Dikatakan sebagai capacity constrain resources, bottleneck ini memastikan Goldratt untuk mengembangkan gagasan dalam mengatur konstrain. Theory of constraint memperluas konsepnya yang meliputi pasar, material, kapasitas, logistik, manajerial, dan perilaku konstrain.

THEORY OF CONSTRAINTS
Dasar dari theory of constrain adalah bahwa setiap organisasi mempunyai konstrain yang menjaga dari pencapaian tingkat performansi yang tinggi. Konstrain tersebut harus mengidentifikasi dan mengatur untuk meningkatkan performansi. Biasanya jumlah konstrain itu terbatas, dan konstrain tersebut bukan kapasitas konstrain yang penting. Ketika konstrain itu rusak, identifikasi konstrain selanjutnya dan memperbaikinya, hingga melanjutkan proses perbaikan.

Lima tahap
Suatu waktu, biasanya sangat sedikit konstrain yang menjaga peningkatan performansi. Ada lima tahap proses suatu pekerjaan dalam satu waktu.
  1. Identifikasi constraint dalam sistem.
  2. Tentukan bagaimana cara untuk melakukan eksploitasi constraint sistem
3.      Subordinasi segala hal untuk mendukung keputusan
4.      Jalankan tindakan untuk memperbaiki performansi sistem
5.  Jika pada langkah sebelumnya, constraint telah diatasi atau constraint baru muncul, kembali ke langkah1
Tahap 1 adalah mengidentifikasi constraint dalam sistem dan mengutamakannya pada tujuan. Walaupun terdapat banyak konstrain, biasanya hanya sangat sedikit konstrain pada waktu itu.
Tahap 2 adalah menetukan bagaimana cara mengeksploitasi konstrain-konstrain tersebut untuk meningkatkan performansi. Hanya ada sedikit konstrain yang mempunyai performansi terbatas, dan semua resource itu bukan konstrain. Oleh sebab itu tahap 3 adalah memasukkan untuk memastikan bahwa resource lainnya merupakan subordinat untuk sebuah konstrain. Tidak ada alasan untuk membuang waktu lebih dalam mengatur resource yang bukan konstrain untuk meningkatkan performansi.
Tahap 4 menyatakan bahwa konstrain harus menjadi pengangkat, maka tindakan itu adalah untuk mengurangi pengaruh dan untuk memperbaiki perfomansi . ketika ini telah diselesaikan, kita tidak dapat berhenti, karena  ada anggapan untuk kembali ke jalan lalu. Kemudian tahap 5 adalah memasukkan untuk memastikan bahwa kita berpindah dan telah menemukan konstrain berikutnya.

TUJUAN DAN UKURAN PERFORMANSI
Tujuan
Bagian awal chapter ini menyebutkan tujuan, yang disebutkan oleh Goldratt, adalah untuk memperoleh keuntungan. Kriteria performansi dari ukuran finansial adalah net profit, return on investment (ROI), dan cash flow. Ukuran operasional adalah throughput (T), inventory (I), dan operating expense (OE). Throughput didefinisikan sebagai tingkat/angka penghasilan uang melalui penjualan (bukan produksi). Inventory adalah seluruh uang yang diinvestasikan dalam bentuk barang untuk dijual. Ini tidak termasuk tenaga kerja dan overhead. Biaya operasi adalah seluruh uang yang dikeluarkan sistem untuk mengubah inventory menjadi throughput. Ini termasuk seluruh biaya termasuk tenaga kerja langsung. Keuntungan (net profit) adalah selisih antara throughput dan biaya operasi (T – OE). Return of investment adalah selisih antara throughput dan biaya operasi dibagi inventory :
Nilai tersebut ditetapkan untuk membuat sebuah keputusan pada aktivitas yang akan meningkatkan tujuan untuk menghasilkan keuntungan. Karena ini adalah pengaruh terbesar pada keuntungan dan ROI, throughput meningkat untuk ukuran yang lebih berarti. Ketika kita fokus pada throughput, kita dapat menentukan konstrain yang dapat menjaga throughput dari peningkatan, hingga peningkatan keuntungan.

Aturan Goldratt
Moto Goldratt adalah “Jumlah maksimum lokal tidak sama dengan jumlah maksimum global“. Goldratt mengusulkan aturan global yang berbeda secara signifikan dari kebijaksanaan yang konvensional.
  1. Seimbangkan aliran produksi, bukan kapasitas produksi
  2. Tingkat utilitas non bottleneck ditentukan oleh stasiun kerja bottleneck atau sumber kritis lainnya.
  3. Utilisasi dan aktivitas sumberdaya tidak selalu sama
  4. Satu jam kehilangan bottleneck merupakan satu jam kehilangan sistem keseluruhan
  5. Satu jam penghematan pada non-bottleneck adalah tidak mungkin (fatamorgana)
  6. Bottleck mempengaruhi throughput dan inventory
  7. Batch transfer tidak selalu sama jumlahnya dengan batch proses
  8. Batch proses sebaiknya bersifat tidak tetap (variabel)
  9. Prioritas dapat dilakukan dengan menguji batasan (constraint) dalam sistem itu.

Sembilan aturan tersebut merupakan dasar dari synchronous manufacturing. Aturan ke-6 menyatakan bahwa keseluruhan throughput sistem ditentukan oleh bottleneck. Catatan bahwa resource non bottleneck tidak berpengaruh terhadap throughput secara keseluruhan, kecuali resources tersebut dijadwalkan kurang baik dan menyebabkan bottleneck menjadi tidak berguna. Jika bottleneck tidak bekerja, waktu untuk produksi akan hilang dan tidak dapat berproduksi, sehingga bottleneck menentukan throughput dan harus diatur.
Kebijaksanaan konvensional menganjurkan bahwa mesin pusat harus mempunyai utilisasi penuh untuk menjaga kinerja tenaga kerja. Jika resource tersebut nonbottleneck, bagaimanapun produksi pada nonbottleneck hanya akan menghentikan adanya inventory dan tidak akan meningkatkan throughput sistem. Gagasan itu, kemudian adalah untuk menyinkronkan aliran material selama berada dalam sistem.

KAPASITAS
Bottleneck dan nonbottleneck resource
Bottleneck resource adalah resources dengan kapasitas sama dengan atau lebih kecil dari demand. Nonbottleneck resource adalah resources dengan kapasitas lebih besar dari demand. Goldratt menandakan bottleneck resources dengan X dan nonbottleneck resources dengan Y.
Terdapat dua balok, X dan Y yang dirangkai dalam lima interaksi. Anggap bahwa X dan Y mempunyai 40 jam kapasitas tersedia per minggu dan bahwa produk mengalir pada dua resource dengan 10 menit per unit pada X dan 6 menit per unit pada Y. Ini mudah untuk melihat bahwa throughput pada X adalah 240 (40 x 60/10) unit per minggu dan pada Y adalah 400 (40 x 60/6) unit per minggu. Lima interaksi adalah sebagai berikut :
1.         Y to X : aliran dari non bottleneck to bottleneck

2.       X to Y : aliran dari bottleneck to non bottleneck


3.       Y1 to Y2 : aliran dari non bottleneck satu ke non bottleneck lainnya

4.       X1 to X2 : aliran dari bottleneck satu ke bottleneck lainnya

5.       X dan Y to assembly : bottleneck dan non bottleneck menuju ke operasi perakitan (assembly)

Pada kasus 1, jika resources yang pertama dijadwalkan dengan cara tradisional, resource ini memproduksi 400 unit per minggu dan akan menuju ke X. Catatan bahwa X hanya dapat memindahkan 240 unit per minggu, dengan inventory sebesar 160 per minggu. Ini tidak meningkatkan throughput sistem karena hal itu ditentukan oleh bottleneck untuk menjadi 240 per minggu. Jika Y memproduksi hanya 240 per minggu, ini akan mempergunakan 24 jam per minggu. Catatan bahwa jika mesin ini berhenti untuk satu jam untuk kegagalan mesin, ini tidak berpengaruh pada throughput 240 unit per minggu (lihat aturan 5). Di sisi lain, jika resource X rusak satu jam, throughput menjadi 234 unit, resource ini tidak bisa memproduksi dan akan hilang (lihat aturan 4). Situasi ini mengilustrasikan bahwa resource Y harus disinkronkan dengan resource X untuk menyeimbangkan aliran.
Pada kasus 2, resource X memproduksi 24 unit per minggu, dan diteruskan ke resource Y, yang dapat memproses 240 dalam 24 jam. Selama terdapat material yang tersedia, X dapat melanjutkan untuk memproduksi pada throughput maksimum. Kasus ini juga mengilustrasikan konsep dari transfer batch. Jika 240 diproses lebih awal dari resource X dan kemudian dipindahkan ke resource Y, total lead time untuk memproses 240 unit itu akan menjadi 64 jam (40 jam pada X ditambah 24 jam di Y), seperti yang digambarkan dalam gambar 16.1.
Gambar 16.1 Total leadtime ketika transfer batch sama dengan process batch

Transfer batch adalah jumlah yang akan ditransfer/dipindahkan ke operasi berikutnya. Anggap bahwa transfer batch 10 unit. 10 unit pertama akan diselesaikan dalam 100 menit untuk dipindahkan. Ini dapat kemudian dipindahkan ke resource Y dimana proses dapat dimulai dan akan selesai 60 menit. Transfer batch kedua dari 10 unit akan dilakukan di resource X dalam 200 menit, transfer ke Y, dan akan selesai di Y pada 260 menit. Total leadtime untuk memproses 240 unit akan menjadi 41 jam (40 jam di X ditambah 60 menit untuk memproses transfer batch yang terakhir di Y). Seperti pada gambar 16.2, ini berarti waktu throughput mereduksi 23 jam.

Gambar 16.2 Total leadtime ketika transfer batch sama dengan 10

Kasus 3 mengilustrasikan situasi ketika kedua resource itu adalah non bottleneck, jika demand untuk produk ini hanya 240 unit per minggu, tidak ada kebutuhan untuk memproduksi pada tingkat 400 per minggu karena akan menimbulkan inventory 160 unit per minggu. Dalam kasus ini, sangat penting untuk memiliki 2Y resource yang sinkron dengan demand.
Kasus 4 mengilustrasikan situasi dimana kapasitas keduanya adalah 240 unit per minggu atau ketika demand lebih besar daripada kapasitas dari keduanya. Sama halnya jika tingkat throughput berbeda untuk X1 dan X2. Sebagai contoh, X1 mempunyai tingkat throughput 240 unit per minggu dan X2 200 unit per minggu. Jika demand 260 unit per minggu, dan keduanya adalah bottleneck karena kapasitasnya lebih kecil daripada demand. Jika demand 240 unit per mniggu, kemudian X2 akan menjadi Y nonbottleneck resource.
Kasus 5 menunjukkan mengapa terdapat 2 resource yang harus disinkronkan ketika diproses dalam operasi assembly. Catatan bahwa throughput 240 unit untuk X dan 400 untuk Y. Ternyata operasi assembly tidak akan bisa memproduksi lebih dari 240 per minggu karena resource X adalah konstrain. Resource Y harus disinkronkan pada 240 per minggu atau inventory akan dibangun setelah Y dan sebelum operasi assembly.

Capacity Constraint Resource
CCR adalah resource yang jika tidak dijadwalkan dengan tepat dan teratur, kemungkinan untuk mencegah terjadinya penyimpangan aliran produk dari aliran yang dijadwalkan. Catatan bahwa bottleneck bisa menjadi CCR, tetapi bisa nonbottlrneck jika tidak dijadwalkan dengan tepat. Sebagai contoh, dalam kasus 1 di atas mengatakan bahwa produk lain menggunakan 16 jam dari kapasitas dari resource Y. Jika resource Y memproses pertama selama minggu itu, dan dilanjutkan ke work center yang lain, kemudian 24 jam dari proses produk mengalir ke X akan dikerjakan di akhir minggu. Ini mungkin akan tiba lebih lambat pada resource X untuk diproses pada waktu yang cukup untuk mendekati pelanggan pada waktu yang diinginkan.

Constraint
    CCR bukan hanya tipe konstrain yang dapat memegang kendali atas performansi. Konstrain pasar mungkin menjaga utilisasi penuh dari manufakturing resource yang tersedia. Peningkatan pasar akan meningkatkan throughput dan keuntungan. Material konstrain mungkin menjaga utilisasi dari resource. Jika kapasitas lebih besar dari arus throughput dengan konstrain material, lebih banyak material akan meningkatkan throughput dan keuntungan.
    Konstrain logistik akan memasukkan fungsi perencanaan dan pengendalian seperti pesanan masuk atau sistem pengendali material. Leadtime pemesanan yang panjang dan penjadwalan mungkin menempatkan konstrain pada kemampuan perusahaan untuk memenangkan pasar dalam pelayanan konsumen yang lebih cepat.
    Manajerial konstrain adalah suatu strategi dan aturan yang menjaga sistem dari perbaikan performansi. Menganggap proses dari pengukuran batch menggunakan EOQ atau proses matematis yang lain. Hal itu menyediakan batch yang tidak tepat ukurannya untuk sinkronisasi aliran produk.
    Behavioral konstrain mungkin konstrain yang paling sulit untuk dihapuskan. Pada awal pembahasan dari utilisasi resource nonbottlrneck, hal itu nyata bahwa itu lebih baik untuk resource yang tidak memiliki utilisasi rendah karena akan menimbulkan inventory. Permasalahan perilaku konstrain yang signifikan adalah bahwa menjaga permesinan yang sibuk sehingga lebih baik untuk pengaturan. Pekerja dan mesin yang menganggur dirasakan sebagai pembuanagn sampah dan nilai asset, ketika dalam kenyataan menunjukkan bahwa aliran produk menjadi sinkron.

SYNCHRONOUS MANUFACTURING
Di novelnya The Goal, Goldratt menggunakan konsep pasukan pramuka dalam pendakian melalui hutan, untuk mengilustrasikan gagasan sinkronisasi. Menganggap bahwa pasukan pramuka itu berbaris yang kemudian dianalogikan sebagai aliran proses. Selama berbaris, beberapa pendaki berjalan lebih lambat dari yang lain. Jika tiap pendaki itu berjalan sesuai langkahnya, maka pasukan itu akan menyebar (work in proses peningkatan inventory), seperti yang ditunjukkan pada gambar 16.3. Tujuan kita adalah untuk menjaga pasukan-pasukan itu berjalan bersama karena orang yang berjalan lambat dalam kelompok itu adalah yang menentukan ketika semua pendaki tiba di tempat tujuan. Jadi bottleneck (orang yang berjalan lambat) adalah resource yang menetukan throughput.

Description: Description: F94A7279
Gambar 16.3 Pendaki

Bagaimana kita menjaga pasukan bisa berjalan bersamaan dan mencapai tempat tujuan secara bersamaan (lead time yang singkat, througput yang maksimal)? Kemungkinan pertama adalah menempatkan yang lambat di depan dan yang paling cepat ditempatkan di belakang, seperti pada gambar 16.4. Kemudian proses akan berjalan pada tingkat yang pertama, yaitu pendaki yang berjalan lambat. Ini baik jika mempunyai kemampuan dalam aliran proses dengan bottleneck pada tingkat bahan baku dan resource dengan kapasitas lebih tinggi pada tingkat produk akhir. Hal ini mungkin saja, walaupun tanpa kapasitas pembelian yang signifikan.

Description: Description: Scan10002
Gambar 16.4 Pendaki yang berjalan lambat berada didepan,
dan yang berjalan lebih cepat berada di belakang

Kemungkinan kedua, lihat pada gambar 16.5, adalah meninggalkan setiap orang didalam urutan yang sebenarnya dan menyatukan mereka dengan tali untuk memastikan bahwa mereka tidak akan menyebar. Strategi ini akan bekerja dalam sistem dengan produk ekonomis yang dapat diproduksi pada garis lintas, tetapi tidak dapat digunakan dalam sistem job shop.
Description: Description: Scan10002
Gambar 16.5 Pendaki melangkah bersama dengan tali

Kemungkinan ketiga, adalah dengan memberikan drummer pada langkah awal operasi (raw material), lihat gambar 16.6. pendaki yang lain akan mendengar drum itu dan menjaga langkahnya atau menjaganya jika mereka telah menyebar. Jika pendaki yang berjalan lambat tidak menjaga langkah sesuai drum, kemudian yang paling lambat, dan semua yang dibelakangnya akan terpisah dengan barisan terdepan.
Description: Description: Scan10002
Gambar 16.6 Drummer di depan

Pendekatan Drum-Buffer-Rope
     Satu jalan untuk mendapatkan sinkronisasi dari semua pendaki adalah dengan mengkombinasikan drummer dan tali (rope). Jika pendaki yang berjalan lambat diikat dengan tali didepan dan drummer dipasang pada pendaki yang lambat, maka semua pendaki akan berjalan dengan langkah yang sama. Lihat gambar 16.7. Pendaki yang berada di depan akan menarik gerakan langkah si pendaki lambat karena tali itu. Pendaki yang berada di belakang barisan yang pertama akan ditarik gerakannya pada langkah yang sama. Karena pendaki yang berjalan lambat akan mngikuti pendaki yang didepan dengan langkah yang sama. Semua kemudian melangkah pada tingkat kecepatan yang sama. Hal ini dikenal dengan pendekatan drum-buffer-rope.
Description: Description: Scan10007
Gambar 16.7 Pendekatan drum-buffer-rope

Untuk melihat bagaimana cara ini dapat diterapkan pada aliran produk, lihat gambar 16.8. CCR (lingkaran hitam) menunjukkan throughput, ini adalah drummer yang menentukan throughput dari operasi secara keseluruhan. Semua operasi dibelakang CCR akan dijadwalkan sesuai dengan penjadwlan CCR. Tali (rope) diwakili oleh garis putus-putus, yang diikatkan pintu operasi pada tingkat bahan baku.
Gambar 16.8 Proses manufaktur dengan pendekatan drum-buffer-rope

Pada contoh tersebut, kekencangan tali mempengaruhi variasi kecepatan langkah pada pendaki antara yang di depan dengan yang berjalan lambat. Dalam situasi menufaktur, kita mempunyai masalah yang sama dengan variasi pada waktu proses dari tiap-tiap operasi dalam proses antara bahan baku dan CCR. Jika terdapat variasi pada waktu proses, hal itu memungkinkan aliran produk tidak akan lancar sampai CCR dan bahwa CCR akan menganggur menunggu produk itu tiba.
    Aturan 4 Goldratt mengatur tentang penjadwalan produksi, menyatakan bahwa waktu kehilangan bottleneck adalah waktu kehilangan sistem secara keseluruhan. Hal ini sangat penting bahwa bottleneck dan CCR tidak kehilangan waktu produksi. Seharusnya terdapat buffer sebelum CCR untuk memastikan bahwa CCR tidak kehilangan waktu produksi. Hal itu dikenal sebagai time buffer karena ini ditentukan oleh berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan buffer. Sebagai contoh, jika terdapat gangguan sebelum CCR yang dapat berakhir selama 2 hari, ini akan menjadi ide bagus untuk mempunyai waktu 3 hari untuk membangun buffer inventory sebelum CCR. Kemudian, jika terdapat gangguan pada akhir dua hari, CCR mempunyai cukup pada hari ketiga inventory yang dapat digunakan dan tidak kehilangan waktu produksi.
    Pada gambar 16.8 memberitahukan time buffer sebelum CCR dan sebelum operasi assembly akhir. Penjadwalan CCR akan menyediakan aliran ke dalam assembly akhir. Suplai part yang lain kedalam assembly akhir harus dijaga untuk memastikan bahwa penjadwalan assembly akhir tidak terganggu oleh permasalahan dalam bagian ini. Time buffer harus memperlihatkan pada awal operasi assembly yang dibutuhkan dari CCR. Time buffer ini kemudian menyediakan permulaan tali kembali pada awal operasi. Bagian ini kemudian dijadwalkan disesuaikan untuk penjadwalan assembly akhir, dan penjadwalan assembly akhir dijaga lagi dari kemungkinan persalahan pada bagian itu.
   
Contoh 16.1
Dengan mempertimbangkan aliran proses pada gambar 16.9 dengan angka yang menunjukkan kapasitas dalam unit per minggu. (1) mana yang mengalami bottleneck dalam proses tersebut? (2) bagaimana tingkat throughput pada proses? (3) dimanakah time buffer seharusnya ditempatkan? (4) dimana tali (rope) dituju? (5) apa yang akan dijadikan nilai produksi di masing-masing work center?
Gambar 16.9 Aliran proses dengan kapasitas
Penyelesaian :
(1)       Kapasitas terkecil adalah pada proses C dengan tingkat 240 unit per minggu. Bottleneck akan menentukan throughput proses secara keseluruhan.  Time buffer akan ditempatkan sebelum C dengan tali dibelakang A. (2) Work center A dan B akan dijadwalkan pada tingkat 240 unit per minggu, dengan A operasi awal. (3) Sebaiknya terdapat cukup time buffer inventory sebelum C untuk memastikan bahwa kemampuan yang terdapat pada operasi A dan B tidak akan menghambat utilisasi maksimum pada resource C. Resource D juga akan dijadwalkan pada tingkat 240 unit per minggu. Karena bottleneck resource diberikan ke dalam akhir assembly, seharusnya terdapat time buffer kedua pada cabang yang lebih rendah sebelum operasi assembly akhir untuk memastikan bahwa akhir assembly tidak akan mengganggu variabilitas di proses E dan F. (4) Tali akan kembali ke proses E untuk memastikan bahwa resource E dan F memproduksi pada tingkat 240 unit per mniggu. (5) Akhir assembly juga akan diperlakukan pada tingkat 240 unit per minggu. Sekarang semua aliran sudah seimbang, bukan kapasitasnya. Beberapa work center akan kelebihan kapasitas, tetapi itu tidak harus dipergunakan maksimum untuk menimbulkan inventory. Pendekatan drum-buffer-rope ditunjukkan pada gambar 16.10
Gambar 16.10 Aliran proses dengan drum-buffer-rope

PEMASARAN DAN PRODUKSI
Contoh 16.2 mengambarkan sebagian dari  synchronous konsep manufacturing.

Contoh 16.2
Gambar 16.11 memperlihatkan dua produk, M dan N, harga jual masing – masing $100 dan $110, dengan permintaan pasar masing masing 90 dan 100 per minggu. Diasumsikan bahwa kita dapat menjual permintaan setiap minggu jika kita menginginkanya. Produk M diproduksi dari RM1, dengan biaya $40 per unit dan pertama memerlukan 15 menit untuk proses pada sumber daya A dan yang lain 10 menit untuk proses pada sumber daya A. Produk N memerlukan RM1 untuk diproses melalui sumber daya A selama 15 menit dan RM2 (biaya $20 per unit) diproses melalui sumber daya C dengan membutuhkan waktu 5 menit per unit. Keduanya kemudian dipindahkan ke perakitan final, yang membutuhkan 10 menit pada sumber daya B. Tersedia 2400 menit per minggu untuk setiap sumber daya. Asumsi  bahwa satu unit RM1 digunakan untuk memproduksi satu unit M dan satu unit RM1 dan RM2 dibutuhkan untuk memproduksi satu unit N. Penjadwalan produksi yang bagaimana yang dapat memaksimalkan profit?
Gambar 16.11 Pemasaran dan Produksi

Penyelesaian :
Langkah pertama adalah mendefinisikan keuntungan bersih per unit. M mempunyai keuntungan bersih  dari $100 - $40 = $60. Produk N mempunyai keuntungan bersih dari $110 - $40 - $20 = $50. Perhitungan akuntansi profit konvensional mengindikasikan bahwa M memiliki margin keuntungan yang lebih besar. Itu sebabnya kita memaksimasi produksi M dan menggunakan sisa waktu untuk N.
Jika 90 unit M diproduksi, dan 2250 menit sumber daya A digunakan dan keuntungan bersih $5400 dihasilkan dari M. Sumber daya A memiliki 150 menit waktu yang tersisa yang mungkin digunakan untuk memproduksi 10 unit N. Ini menghasilkan keuntungan $500 dari N, untuk total keuntungan bersih $5900. Sumber daya B digunakan 100 menit dan sumber daya C digunakan  50 menit per minggu. Pemasaran akan menjual M dan menekan pada N.
Masalah dengan analisis ini adalah tidak dipertimbangkannya penggunaan dari bottleneck sumber daya A, dimana pembatas ini membatasai peningkatan keuntungan. Catat bahwa M menggunakan 25 menit per unit untuk A, sedangkan N menggunakan hanya 15 menit. Ingat aturan 4, keadaan dimana waktu hilang pada bottleneck adalah waktu yang hilang untuk seluruh sistem.  Penyelesaian pada seluruh sistem bergantung pada bottleneck dan menyatakan bahwa bottleneck harus  diteliti sebagai titik untuk memperbaiki keuntungan.
Karena N digunakan lebih sedikit dari bottleneck sumber daya A, mungkin N seharusnya dijadwalkan lebih dulu, kemudian sisa waktunya untuk M. Produksi 100 unit N menggunakan 1500 menit dari A, 1000 menit dari B, dan 500 menit dari C dan akan memberikan keuntungan bersih $5000. Sisa 900 menit pada A untuk memproduksi M, dan 36 unit dari M dapat diproduksi. Akibatnya memberikan keuntungan bersih $2160 dan total keuntungan bersih $7160, peningkatan $1260 pada keuntungan bersih.

Menerapkan Theory of Constraints
Pada bagian ini kita dapat menerapkan lima tahap proses untuk meningkatkan kinerja. Tinjau ulang lima tahap yang diberikan pada awal bab ini. Tahap 1 adalah untuk mengidentifikasi pembatas dari sistem. Contoh 16.2 menunjukan bahwa sumber daya A adalah sebuah pembatas (constraint) sebab ini adallah sebuah bottleneck yang menghambat pengeluaran. Catat, bahwa pasar adalah juga sebuah constraint sebab 100 unit per minggu dari N semuanya diproduksi dan terjual. Peningkatan permintaan untuk N juga menigkatkan keuntungan.
Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya . Kita melanjutkan pada tahap satu untuk mengidentifikasi constraint paling penting untuk dipelajari. Jika kita meningkatkan permintaan untuk N, kita akan menjangkau batas lain  pada suatu permintaan antara 160, yang berarti menggunakan semua sumber daya A. Keuntungan bersih akan menjadi $8000, semuanya dari N.
Jika kita memusatkan pada pembatas sumber daya A, kita akan mampu meningkatkan keuntungan dan mengijinkan produksi tersebut
Dan menjual keduanya M dan N. Katakanlah bahwa kita merencanakan untuk berpusat pada sumber daya A sebagai pembatas pertama pada pemanfaatanya. Tahap 2 mengindikasikan bahwa kita perlu menjelaskan bagaimana memanfaatkan pembatas tersebut. Asumsi bahwa dengan peningkatan proses hingga selesai dan mengurangi waktu setup kita dapat mengurangi waktu proses secara signifikan pada A dan dapat dilihat pada gambar 16.12. sekarang kita dapat memproduksi semua 90 unit M dan 100 unit N setiap minggu dan dapat menggunakan 2350 menit untuk memproduksi  dari 2400 yang tersedia. Hasil dari ini adalah keuntungan $5000 dari N dan $5400 dari M untuk total $10400.
Langkah 3 dan 4 telah diselesaikan. Sumber daya A sekarang hanya digunakan 2350 menit dari 2400 yang tersedia, jadi pembatas ini telah diselesaikan dan kita dapat mengidentifikasi pembatas berikutnya untuk pemecahannya. Permintaan pembatas sekarang merupakan penghambat peningkatan keuntungan, jadi usaha kita sekarang berpusat pada peningkatan permmintaan untuk M ataupun N.
Peningkatan Permintaan. Jika kita dapat meningkatkan permintaan untuk M ataupun N per 1, mungkinkah kita dapat meningkatkan keuntungan lebih besar? Jika kita melihat hanya melihat pada keuntungan bersih untuk setiap produk, M dengan keuntungan $60 lebih menarik daripada N dengan keuntungan $50. Jika M ditingkatkan hingga 91, dan sumber daya A digunakan 2365 menit per minggu, dari 2400 menit yang tersedia. Jika kita menigkatkan penjualan M hingga batas maksimum yang diperbolehkan oleh waktu sumber daya yang tersedia, kita dapat memproduksi 93 unit per minggu M dan peningkatan keuntungan $180.
    Mungkin kita tersesat kembali karena kita tidak mempertimbangkan sumber daya A sebagai pembatas. Apa yang dapat diharapkan jika kita meningkatkan N, hingga batas yang diperbolehkan oleh sumber daya a yang tersedia? Kita dapat memproduksi 105 unit N dan meningkatkan keuntungan $250. Jika kepuutusan berada antara peningkatan 5 unit N atau 3 unit M, kemudian N lebih baik sebab peningkatan keuntungan bersih lebih tinggi jika dilihat dari pemnfaatan sumber daya  A.
Gambar 16.11 Pemasaran dan Produksi

Sebagai tambahan, jika penjualan meningkat melebihi gambar diatas, kemudian keuntungan mungkin lebih meningkat. Berkatalah bahwa permintaan untuk N dapat ditingkatkan hingga 120 unit per minggu. Jika 90 unit M juga terjual, waktu yang dibutuhkan pada sumber daya A mencapai 2550, lebih besar dari waktu yang tersedia. Jika kita menjual dan memproduksi120 unit N, membutuhkan 1200 mennit pada A, menyisakan 1200 menit untuk M. Sejak M membutuhkan 15 menit pada A, 18 unit  M dapat diproduksi dan terjual. Keuntungan bersih untuk N $6000, keuntungan bersih berikutnya $4800, dan total keuntungan $10800.
Katakanlah bahwa kita dapat meningkatkan permintaan untuk M hingga 20 unit. 110 unit per minggu M yang membutuhkan 1650 menit pada A, menyisakan 750 untuk N. Kemudian 75 unit dari N dapat diproduksi dan terjual untuk keuntungan bersih $3750. 110 unit M mempunyai keuntungan bersih  $6600, untuk total keuntungan bersih $10350. Ini lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan N hingga 20 unit per minggu dan, dampaknya adalah $50 hilang jika kita tidak melakukan apapun terhadap penjualan.
Sekarang penjualan N ditingkatkan hingg 120 per minggu, sumber daya A kembali lagi sebagai pembatas. Lima tahap proses berlangsung untuk menghilangkan kapasitas pembatas atau meningkatkan penjualan.
Situasi diatas menggambarkan pentingnya mengidentifikasi pembatas dan mendefinisikan peningkatan yang mengakibatkan keuntungan yang lebih besar. Batas keuntungan bersih per unit merupakan indikator yang salah untuk meningkatkan penjualan atau untuk menentukan bagian pertama dari sumber daya pembatas.



Membandingkan Synchronous Manufacturing dengan MRP
Keuntungan dari just-in-time telah didokumentasikan pada banyak artikel. Bagaimanapun, perusahaan yang beruntung dalam penerapan Jit adalah hanya pada manufacturing yang berulang. Sebagai contoh, dalam sebuah operasi  job shop interaksi diantara sumber daya adalah komplek dibanding dalam sebuah lini perakitan atau proses operasi. Sebagai akibatnya, beberapa gangguan pada aliran material pada sebuah JIT perusahaan adalah hasil dari ”Dalil Murphy” yang akan mnyebabkan keseluruhan system bertabrakan hingga pemberhentian dimana masalah tersebut dikoreksi.  Merupakan sebuah kebenaran bahwa system JIt sangat memerlukan lead time yang diukur tahunan dan biaya besar untuk sebuah perusahaan.
Saya telah menjadi pengontrol pabrik valmont/ALS, sebuah job shop baja fabricator di Brenham, Texas, untuk lima tahun yang lalu. Ketika pabrik kami telah berhadapan dengan perputaran inventori yang cukup, meningkatkan sejumlah lembur, dan suatu resesi pada industri kami, kami percaya solusi untuk meningkatkan operasi kami adalah dengan menyesuaikan rumusan JIT, bukan dengan memperkenalkan suatu system JIT yang benar.
Diprint ulang dari Management Accounting. (vol. 69, No. 11 may 1988). pp. 44-49. dicopy oleh Institute Managemen Akuntansi, Montvale, N.J.

Sindrome Akhir Bulan
Pabrik kami membuat lonjongan baja poles dengan panjang 20 hingga lebih dari 200 sesuai dengan spesifikasi pelanggan.  Lini produk kami dapat dipecah menjadi dua kategori : tiang besar dan tiang kecil. Tiang kecil terdiri dari potongan lonjongan pipa yang rata yang dibeli dari  lokasi rumah kami dan  dibuat ke dalam jalan, jalan raya, area penerangan, dan lampu lalu lintas.
Produk tiang besar dimanfaatkan sebagai struktur lampu olahraga untuk stadion, untuk transmisi saluran listrik, tanda, lampu tiang tinggi untuk menerangi jalan raya antar negara bagian, dan komunikasi selular.
Tipe tiang besar yang lain dipesan dan membutuhkan perencanaan yang mahal untuk spesifikasi pelanggan dan ini membutuhkan sedikit part yang standar. Desain tiang kecil memiliki beberapa tingkat standarisasi dan terjadi pengulangan pesanan yang merupakan frekuensi tetapi masih terdapat beratus – ratus kemungkinan desain tiang akhir dalam kaitanya dengan variasi tinggi, kekuatan, dan keperluan akhir. Industri kami tidak mempunyai pertimbangan utama “teknologi tinggi” tetapi mempertimbangkan modal intensive.
Sistem bisnis kami menggunakan biaya standar, MRP, penjadwalan, dan system pelaporan pekerja yang dipusatkan pada frame utama system computer pada kantor pusat di Nebraska. Rata – rata system biaya standar 6500 jumlah part yang digunakan dan itu dikategorikan ke dalam bahan baku, pembelian part, part yang sedang diproses, dan barang jadi. Terdapat hampir 40 biaya manufaktur terpusat, masing-masing dengan tingkat tarip beban untuk tenaga kerja tetap, biaya variabel, dan biaya tetap. Walaupun terdapat banyak kesulitan bagi perusahaan untuk sejumlah ukuran kami, sistem menyediakan suatu penilaian inventori yang akurat untuk laporan keuangan kami.
Pada tahun 1986, Lew Hays, presiden divisi kami, membagikan kopian The Goal yang ditulis oleh Eli Goldratt dan Jeff Cox kepada staffnya. Jeff Wood, General manager kami, memberikan kopian itu kepada staffnya. Ketika kami membaca mengenai manajer pabrik Max Rogo’s berjuang untuk memelihara pabriknya untuk tetap buka, kami menyadari bahwa permasalahan yang ia menghadapi adalah serupa kami.
Sebagai contoh, saya selalu kehilangan kata – kata untuk menjelaskan “Sindrom Akhir Bulan” yang terjadi pada setiap periode pembukuan. Minggu pertama untuk setiap bulan dimulai dengan baik. Tingkat aktivitas shop tinggi dan setiap orang kelihatan sibuk, meskipun sedikit produk telah dikirim dengan faktur pengiriman.
Selama beberapa minggu pengiriman mengalami peningkatan tetapi shop menjadi kacau. Bagian pengendali produksi mencurahkan lebih banyak waktunya untuk memecahkan masalah penjadwalan dan kecepatan manufaktur part untuk tahap produksi final. Pada akhir dari bulan ini kami menjadwalkan jumlah yang signifikan untuk overtime pada perakitan akhir, inspeksi akhir, dan departemen pengiriman. Pengiriman pada hari terakhir dari periode pembukuan seringkali menunjukan 40% dari total bulanan. Hal tersebut telah menjadi kesulitan dalam meramalkan Telah menjadi suatu kesulitan yang terus meningkat untuk memperoleh peramalan dari suatu pengendallian penjadwalan produksi. Laporan kami untuk kantor pusat sering memerlukan revisi pada menit terakhir.
Skenario ini dihasilkan pada keadaan emosi yang tegang dan penunjukan jari. Produktivitas yang rendah, pengetahuan mengenai mesin yang rendah, kerusakan peralatan, penjadwalan yang buruk, pergantian pekerja, dan budaya absent merupakan suatu permasalahan.
Tingkat persediaan berangsur – angsur meningkat melebihi beberapa tahun terakhir. Catatan terakhir dari persediaan kuno selalu menjadi masalah yang susah untuk diakui. Perputaran persediaan yang mencukupi, tetapi telah ditunjukkan bahwa mereka dekat denagn rata-rata untuk industri kami.
Proyek modal mungkin meningkatkan produktivitas dengan mengurangi pencarian tenaga kerja langsung pada produk kami dan pada umumnya telah disetujui jika mereka menjumpai batas kecepatan target. Daftar permintaan untuk memperluas tempat  penyimpanan persediaan seringkali dibicarakan sama halnya dengan peningkatan kapasitas pada beberapa lokasi modal yang mahal. 
Sejak tahun 1987, wilayah geografis terisi dengan pabrik kami yang tiba – tiba merasakan dampak dari tahun 1986 “oil bust” dan pengunduran pembangunan industri. Pesanan baru untuk tahun ini datang lebih rendah daripada tingkat harapan dari operasi perusahaan kami. Sebagai dampaknya, pada awal tahun1987 kami menutup satu dari tiga dari shop pekerja dan staf administrasi. Masa depan kami sangat tidak menjanjikan pada titik ini. Prinsip manajemen tradisional untuk operasi kami pada suatu pengunduran meminta untuk mengukur pengendalian biaya, peningkatan produktivitas shop, usaha pemasaran yang lebih agresif. 
Ide tersebut dianjurkan pada The Goal dan akibatnya, The Race, membangun pengertian yang lebih. Bagaimanapun, mereka tampak membantah untuk apa kita mengajar di perguruan tinggi dan percobaan kami pada industri manufaktur. Meskipun administrasi staf kami relatif baru dan sedikit (sembilan, termasuk supervisor shop), ini diterapkan pada tahun  yang lama pada perencanaan manufaktur.
Kami menghabiskan banyak waktu untuk mendiskusikan buku itu dan bagaimana kami dapat memperbaiki situasi yang kami miliki. Topik yang sedang dibicarakan adalah mendefinisikan konstrain (bottlenecks). Kami setuju yang dihadapi perusahaan kami adalah sebuah pembatas eksternal pada pasar kami. Kami mempunyai kapasitas produksi lebih besar daripada yang dapat kami jual. Fungsi ahli teknik pada perusahaan utama juga untuk mengidentifikasi pembatas eksternal tersebut. Pada pabrik kami, paling setuju bahwa bottlenecks terjadi pada  daerah pekerjaan perakitan. Meskipun di sana kelihatan berbeda "tersebar" bottleneck yang bergerak melalui rencana sepanjang bulan.

MENGHENTIKAN TRADISI
Ketika pertama kami mulai untuk merubah cara pabrik kami diatur, kami tidak benar –benar siap untuk melepaskan semua kepercayaan yang kami pegang sejak lama. Sebagai dampaknya, tidak berani pada langkah awal.
Hal pertama yang kami lihat adalah ukuran batch untuk produksi part tiang kecil. Penjadwalan tradisional menggunakan system MRP kami menganjurkan ukuran batch yang besar untuk menghemat setup dan memaksimasi efisiensi untuk setiap sumber daya manufaktur kami. Saat kami tidak mengetahui dengan tepat berapa ukuran batch kami untuk produk tersebut,Jeff menentukan untuk mengurangi semua batch untuk part kecil sebesar 40%. Penjadwalan ini dirubah disebabkan sulitnya pemisahaan tetapi peningkatan nyata. Produk mengalir sepanjang shop dengan sedikit gangguan sebagai akibatnya terjadi stockout untuk part kecil, dan kesalahan umum dari kecepatan pemesanan nampak berkurang.
Banyak dari artikel APICS membicarakan ketidakpuasan pertumbuhan dengan MRP-sistem penjadwalan dasarnya. Pembahasan dengan penuh semangat sedang dilakukan oleh para pendukung MRP dan berbagai kelompok “zero inventory”. Satu sisi memperdebatkan bahwa system MRP tradisional adalah lawan yang tepat dari penjadwalan system JIT Jepang. Di sisi lain mendefinisikan system MRP pengukuran pokok, tetapi terlalu banyak perusahaan menyalahgunakannya. Pendukung system MRP menganjurkan bahwa suatu ketelitian perusahaan “database merupakan penghambat system ini” untuk mencapai keberhasilan. Ahli yang lain memperlihatkan teori konstrain adalah alat manajemen yang tepat untuk masa depan tetapi terlalu kompleks untuk penerapan seketika.
Membaca artikel ini tepat digunakan untuk mengevaluasi ulang system MRP. Sekarang kami sangat tergantung pada system MRP seperti pabrik lainnya. Sistem MRP mengalami perubahan terus menerus melebihi 15 tahun yang lalu. Pada dasarnya tiga satuan tingkatan system sejumlah kebutuhan produksi dalam mingguan “buckets”. Sistem dapat masuk dan menjadwalkan timbunan pelanggan kami dalam permintaan dan merencanakan daftar perencanaan juga penjadwalan untuk kebutuhan pelanggan di masa depan berdasar pada asumsi gambaran dari data sebelumnya. Pesanan pelanggan baru dipenuhi dengan menetapkan lead time sebelumnya berdasarkan perkiraan pada standar industri. Database kami memiliki derajat ketelitian yang tinggi, tetapi dari pelatihan itu tidak 100% benar.
Selama tiga bulan kedua pada tahun lalu, divisi pengendalian dan saya menghadari seminar kemimpinan oleh institute Goldratt pada “Logistik untuk Konstrain dan Keuangan”. Jeff Wood dan manajer operasi Bob Lvans menghadiri seminar yang hamper sama di engineering dan kualitas.
Pada seminar tersebut, Bob dan Jeff membicarakan kealamian dari bisnis kami dan menduga konstrain dengan Eli Goldratt dan Rob Fox. Pertanyaan muncul selama percakapan : “Kenapa membandingkan menyediakan persediaan untuk stok dengan hanya untuk pesanan pelanggan?” Sekolah tua kami memberikan gagasan bahwa tidak mungkin untuk manufaktur pesanan baru yang  konsisten terhadap dasarnya melakukan pengurangan standar lead time. Jadi persediaan yang besar pada manufaktur part dan barang jadi sangat dibutuhkan.
Tantangan baru kami sekarang adalah memproduksi hanya untuk pesanan konsumen dengan mengurangi sejumlah waktu untuk memproduksi pesanan. Itu menjadi penting untuk mengidentifikasi keterbatasan pada operasi kami dan menggunakannya pada keseluruhan bagian pabrik. Sistem penjadwalan kami mengijinkan untuk merencanakan ukuran persediaan pengaman ditempatkan langsung pada bagian depan dari pembatas kami. Ukuran dari persediaan pengaman yang kami perlukan tergantung pada analisa dari rata – rata waktu kerusakan pada sumber daya yang bukan menjadi pembatas (biaya utama dengan kelebihan kapasitas) yang merupakan pembatas (bottleneck).
suatu perbedaan penting antara teori konstrain dan system JIT yang asli adalah kelonggaran dari persediaan pengaman. Job shop JIT memiliki pengaman yang kecil pada seluruh pabrik dibandingkan beberapa rencana pengukuran dan penempatan salah satunya.
Konstrain dapat menjadi bagian yang membahayakan untuk perhatian organisasi kami. Beberapa program baru, peraturan, tambahan asset dan sebagainya telah memunculkan suatu cara untuk memecahkan bagaimana konstrain menjadi efektif. Ini akan menjadi kritis jika aliran produk  sampai pada batas tetap dengan tidak ada gangguan. Perawatan prefentive dan usaha kualitas dibutuhkan secara intensive pada konstrain.
Kami memutuskan pengaman tiga hari cukup untuk bagian depan pada konstrain kami. Itu mengijinkan cukup waktu untuk mengoreksi suatu masalah pada aliran produk dari kelebihan kapasitas sumber daya kami tanpa menimbulkan gangguan pada aliran akhir bottleneck. Jika pengaman kami sedikit atau kosong, konstrain dipakas untuk bekerja dan penjualan untuk periode ini hilang.
Sistem baru kelihatan mengijinkan job shop kami untuk menerapkan modifikasi system persediaan kanban (JIT) TARIK sampai shop pada suatu tingkat nilai oleh batasan kami. Sistem MRP kami sekarang mencoba untuk persediaan DORONG hingga shop tanpa menjawab keberadaan pembatas kami. Dengan menghilangkan dampak dari fluktuasi statistic dan ketergantungan antar peristiwa dideskkripsikan secara lengkap dalam the Race, system MRP kami memiliki pekerjaan yang disebakan oleh aliran akhir shop dengan perubahan yang banyak. Perubahan ini akan mencapai puncak pada akhir bulan dan membanjiri kami dengan  perakitan, finishing dan pengiriman sumber daya.
Dengan menghilangkan part pada manufaktur dan barang jadi dari persediaan, konsep pengaman dikembangkan untuk memastikan pemasukan stok bahan mentah yang sangat sulit untuk dirawat ketidakpercayaan pemasok.
Sama pentingnya dengan konsep pengaman kebutuhan terhadap kelebihan kapasitas sumber daya kami terbatas pada hasil yang diperlukan untuk pengaman. Seluruh system mengetahui bahwa “Drum-buffer-Rope” dan pemeriksaan lengkap adalah suatu perlombaan.
Keputusan kami untuk membangun produk hanya untuk pesanan konsumen dibandingkan untuk stok didasarkan pada analisis hati – hati dari konstrain keseluruhan system kami dan pasar. Setiap perusahaan spesifik pada produk yang diproduksi dan penguasaan pasarnya. Suatu perusahaan yang melaksanakan suatu analisa serupa boleh memutuskan untuk mengejar suatu rencana berbeda berdasar pada situasinya.

RINTANGAN DAN KESEMPATAN
Jeff dan saya melihat kesempatan besar dalam system baru untuk memanfaatkan pengurangan leadtime produksi yang diharapkan. Penguasaan pasar kami dapat ditingkatkan untuk pesanan dengan leadtime yang pendek yang sangat penting untuk pelanggan. Tingkat pekerja kami setelah penerapan ini berada pada titik setelah meletakkan paling rendah yang pernah mereka alami. Dengan peningkatan hasil akhir (penjualan, buka perediaan barang), dan tanpa meningkatkan biaya operasi, biaya produksi actual per unit dapat dikurangi.
Terdapat dua rintangan berat yang harus dilewati untuk  menerapkan strategi yang baru dengan sukses. Meskipun perusahaan kami bertanggungjawab untuk lini utama, pemasaran dan engineering keduanya dilaporkan langsung ke kantor pusat. Kedua kelompok akan menjadi pemain kunci pada pemanfaatan kesempatan baru tetapi tidak seorangpun mengetahui secara total mengenai apa yang harus dicoba oleh perusahaan kami untuk penyempurnaanya. Proses pembelajaran ulang itu tengah berlangsung pada operasi kecil kami untuk diperluas kepada keseluruhan organisasi kami.
Rintangann utama kedua memperhatikan bagaimana untuk menjadwalkan shop dengan tepat dengan cara paling efektif. Pada seminar yang kami hadiri menggunakan simulasi dari fungsional pabrik pada bagian computer. Kami memperoleh ppelajaran bahwa dalam menjalankan pabrik yang sederhana ini dengan menggunakan cara tradisional, kebangkrutan merupakan hasil yang umum. Dengan menerapkan prinsip yang kami pelajari, kami melihat kemungkinan manual untuk penjadwalan bermacam – macam simulasi dengan hasil yang lebih menguntungkan. Kami sekarang akan menggunakan konsep ini untuk pengaturan dunia nyata lantai shop kami yang lebih rumit.
Pilihan kami untuk membeli komputer utama kami dan kebutuhan software akan sangat mahal dan menjadi penghalang kebutuhan dan waktu konsumsi. Sistem MRP bisa tetap digunakan tetapi membutuhkan modifikasi utama. Modifikasi ini, bagaimanapun, merupakan hal yang tidak mungkin sebab pada bagian utama program MRP menghasilkan  bagian. Lebih dari tahun yang telah dilewati, perusahaan kami dapat melihat biaya dari transaksi mainframe menurun tajam, tetapi tanpa peningkatan penempatan permintaan pada program kami yang berhubungan untuk membuat perubahan sistem. Kami mewujudkan perubahan sistem MRP untuk melayani perusahaan lebih baik daripada masa  lalu  merupakan suatu sulit, merupakan perjuangan politik.
Bagian dari solusi tumbuh keluar dari kemampuan kami untuk menggunakan program untuk mempertanyakan sistem database persediaan kami. Departemen pengolahan data perusahaan kami telah menyelesaikan instalasi dan pelatihan program yang penting, tetapi hingga sekarang penggunaannya telah dibatasi pada pemeliharaan dari sistem biaya standard dan analisa kelebihan persediaan.
Jeff memiliki pengetahuan yang luas mengenai sistem MRP kami dan telah mampu untuk mengembangkan query yang cocok pada database kami yang seharusnya dapat digunakan untuk menjadwalkan lantai produksi pada analisa harian ( penjadwalan “bucket” mingguan dari MRP yang ada akan menjadi jauh lebih tidak tepat dari kebutuhan baru kami). Beban mesin untuk setiap sumber daya pabrik seharusnya sekarang dapat diperbaharui setiap harinya. Dengan memodifikasi hari pengiriman pada jadwal induk produksi (diasumsikan hari – hari diantara pengurutan routing), hal ini mungkin untuk menggabungkan buffer yang telah dijalankan ke program antrian yang baru. Hari pengiriman telah dibatasi secara keseluruhan saat persediaan penyangga sudah tidak diperlukan.
Glenn Riemer, manager pengendalian produksi kami, sekarang seharusnya menjadwalkan secara manual konstrain – konstrain menggunakan laporan query. MRP dan query – query tambahan telah digunakan untuk menjadwalkan semua sumber daya pendukung (non konstrain).
Dari apa yang pernah kita dengar dari The Goal, kita sekarang memperoleh sebuah terminology mengenai throughput yang dapat dipahami pada keseluruhan pabrik. Konsep dari  throughput, persediaan, pengeluaran opersional telah lebih mudah disampaikan daripada cara formal dan seringkali konsep akuntasi abstrak telah dapat digunakan sebelumnya. Dengan mengidentifikasi daerah konstrain operasional kami dari area perakitan las, kita juga telah memiliki sebuah titik pusat yang dapat difokuskan. Mengembangkan aliran dari melalui konstrain dimana inventori yang lebih rendah dan biaya operasional perawatan sekarang menjadi sasaran utama kami.
Tentu saja, definisi kami mengenai persediaan yang berlebih secepat mungkin dapat diubah. Semua part yang diproduksi dan barang jadi sekarang telah dianggap sebagai persediaan berlebih. Kita sadari bahwa persediaan berlebih pada lot penyimpanan akan menjadi dasar dari waktu hingga persediaan penyangga yang besar telah dipakai melalui konstrain yang ada. Pada pertengahan musim panas, mayoritas dari persediaan berlebih telah digunakan dan kebanyakan dari yang tersisa telah dikesampingkan. Insinyur Industri telah memulai menganalisa pesanan yang masuk untuk substitusidan modifikasi yang mungkin dari item yang ada, dan bagian penjualan mulai memberikan daftar yang harus dijual dengan harga yang menurun.
Agustus adalah bulan yang penting. Kesuksesan maupun kegagalan dari usaha kami akan terlihat, dan kita seharusnya mengetahui apakah fungsi pabrik dapat bekerja secara efektiv atau tidak pada lingkungan inventori yang rendah.
Hasil yang lebih baik tentunya sangat diharapkan. “Rope” yang tidak terlihat dari konstrain penjadwalan telah menarik  part yang kecil melalui lantai produksi sebelum mereka diperlukan. Pengiriman untuk periode dan waktu mendekati level yang tinggi. Overtime diturunkan dilevel yang rendah, dan pelanggan akan mengontak dengan rutin dan menerima pesanan dalam waktu yang lebih cepat.
Mesin pantograph merupakan indicator penting mengenai seberapa baik kami telah bekerja. Mesin ini memotong bagian kecil dari plat besi. Hanya dalam waktu beberapa bulan, mesin ini bekerja hampir tidak pernah berhenti dan masih saja ada masalah untuk menjaganya agar dapat memenuhi persyaratan pada perakitan las. Sekarang mesin ini lebih banyak menganggur dari sehari hingga seminggu. Memproduksi dari apa yang diperlukan, hanya sebelum produk dibutuhkan, dan pada ukuran batch yang lebih kecil dapat meningkatkan aliran produk ke pelanggan karena stockout part kecil pada lini perakitan las dapat dieliminasi.
Awalnya, kami merasa bahwa dasar inventori yang diproduksi oleh Pantograf ketika mesin ini bekerja non stop  akan dapat membantu peningkatan throughput pada tiap periode. Didalamnya, sebenarnya dapat disebabkan karena efek oposit dan pengurangan throughput.
Inventori yang berlebih telah secara langsung berpengaruh terhadap pembiayaan pada perusahaan kami jauh lebih banyak daripada kalkulasi kalkulasi biaya pengiriman. Seperti yang telah diungkapkan oleh Profesor Goldratt dan Mr. Cox, efek masking dari persediaan yang tinggi dan ukuran batch yang tinggi dapat mengakibatkan efek yang merusak pada program jaminan mutu dan kecepatan pada peningkatan produk yang akan diimplementasikan. Dengan meningkatkan throughput tanpa meningkatkan biaya operasi, pencapaian sebenarnya pada biaya unit yang paling rendah dapat dicapai. Dikarenakan untuk meningkatkan kinerja due date dan memperpendek lead time yang berulang membuat perusahaan jauh lebih responsif terhadap pasar.

Pencapaian tetapi tanpa pengorbanan
Pada akhir tahun, peningkatan sebagai hasil dari metode drum-buffer-rope dari operasi dapat dilihat dengan jelas. Peningkatan kualitas, akan diarahkan secara langsung untuk meningkatkan proses, daripada hanya inspeksi produk. Bagian rekayasa mengubah pesanan dari pelanggan yang sedikit mengganggu karena part yang dibuat akan lebih kecil. Ukuran batch yang lebih kecil akan membuat hal ini lebih mungkin untuk mengubah proses secara lebih cepat.
Lead time aktual dari beberapa produk telah dipotong hingga separuh mengacu dari lead time standard industri. Kinerja due date pengiriman telah ditingkatkan ke level lebih tinggi hingga diatas range  90 %. Level pengiriman akan meningkat ke level yang paling tinggi di sepanjang sejarah perusahaan kami., namun karyawan masih berada mendekati level layoff terendah. Overtime pabrik harus dijaga pada level yang masuk akal dan biaya pengiriman sebagai presentase dari penjualan diturunkan.
Gambar 1 : Perubahan pada Pengukuran Kunci

Throughput telah meningkat tanpa peningkatan proporsi biaya operasional dan inventori yang ditolak. Pengukuran baru kami mengindikasikan hasil yang menyenangkan.
Bagaimana mengenai perhitungan akuntansi tradisional ? Pendapatan bersih akan 40% lebih baik dari rencana produksi pada suatu periode. Return of Equity meningkat dan aliran uang 60 % lebih baik dari rencana operasional. Hasil yang menyenangkan ini terjadi  meskipun terjadi penurunan  volume actual yang disebut rencana operasi agresif tahunan ebesar 9%.
Dalam sebuah catatan pribadi, 1987 merupakan tahun terberat bagi kami. Banyak sekali konsep akuntansi yang telah saya pelajari di universitas dan pengalaman lebih dari 15 tahun tidak valid sama sekali.
Saya menyadari, bahwa dengan mengajarkan departemen manufaktur mengenai efisiensi dan variansi biaya standard. Saya telah berusaha menggerakkan perusahaan maju terus mendekati tujuannya. Karena saya telah mengesampingkan sistem konstrain dan mengandalkan perhitungan biaya standard tradisional, keputusan yang lalu telah dibuat menjadi produksi outsource dan sistem penetapan harga  pada produk kami seringkali salah.
Sistem biaya standard tetap sama baiknya permintaan laporan keuangan akhir bulan. Hal kecil yang dapat diubah dalam sistem laporan eksternal. Tetapi, laporan internal yang mendapat perhatian utama dari kami telah mengalami perubahan signifikan.
Sistem laporan pekerja kami masih memerlukan ribuan halaman tiap bulannya.  Laporan ini memberikan informasi yang detail mengenai efisiensi dari nomor part, nomr order, karyawan, pusat biaya, dan departemen. Tekanan utama kami sekarang terdapat pada laju aliran produk melalui area konstrain kami dan ketaatan pada jadwal harian beban mesin kami.
Jeff telah mengembangkan aturan tambahan query untuk membantu manajemen dalam penentuan persediaan penyangga. Tiga query merupakan pengendalian produksi dengan analisa detail mengenai part yang hilang dari persediaan penyangga yang diharapkan dan lokasinya serta waktu proses yang akan datang.
Kami sadar bahwa mengaplikasikan teori konstrain pada operasi kami akan memberikan kesempatan dan keuntungan yang jauh lebih besar daripada hanya sekedar sistem penjadwalan dan pengendalian biaya. Untuk menjaga keberhasilan sistem tetap berjalan, kami dapat memperluas konsep ini keseluruh operasi dengan perhatian khusus ke bagian pemasaran.
Pada pertanyaan perencanaan strategis yang harus dimunculkan adalah apakah jalan terbaik agar dapat bersaing dalam pasar? Tanpa kerja sama antara pemasaran dan manufaktur, Srikanth dan Cavallaro mencatat dalam Regaining Competitiveness, pemasaran seharusnya dengan mudah memacu pencampuran pesanan produk yang dapat menghambat kinerja  operasi dalam perusahaan.
Dengan tujuan untuk memasarkan, bagian adminstratif harus berhati – hati pada kekuatan dan kelemahan pada fasilitas manufaktur. Sebagai contoh, bila bagian rekayasa mendesain produk dengan sistem konstrain dikepala mereka, kesuksesan dari operasi ini akan tercapai.
Termasuk didalamnya untuk menjadi semakin  defensif mengenai sistem kami, kita harus menjaga dengan sungguh – sungguh dan berusaha untuk meningkatkannya. Usaha sebelumnya seperti penelitian dari para akademisi dan praktisi telah dilakukan. Hasil positif lain adalah banyak dari kita yang keluar dari lantai pabrik. Saya percaya bila akuntan manajemen berusaha untuk tetap berpikir terbuka dan berbagi mengenai apa yang mereka pelajari,  usaha perusahaan untuk berkompetisi dalam persaingan pasar sekarang akan dapat ditingkatkan dan tidak akan dihalangi.












BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Konsep dasar dari synchronous manufacturing  adalah sederhana, yaitu aliran material di dalam sistem, bukan kapasitas, yang harus diseimbangkan. Hasil ini pada perpindahan material yang lancar dan terus menerus dari satu operasi ke operasi selanjutnya, dan kemudian lead time dan inventory yang menunggu dalam antrian harus dikurangi. Perbaikannya adalah pada pengurangan inventory yang dapat mengurangi biaya total dan dapat mempercepat pengiriman kepada konsumen, dan juga menjadikan perusahaan untuk dapat bersaing lebih efektif. Lead time yang singkat dapat memperbaiki pelayanan kepada konsumen dan membuat perusahaan lebih kompetitif.

Saran
Tidak hanya kemudahan dalam menggunakan system TOC pada suatu perusahaan manufaktur, namun juga proses dan hasil pada profit yang akan berkembang atau diperoleh. Saran saya sebelum memulai menggunakan suatu bentuk system dalam perusahaan Anda, ada baiknya pelajari terlebih dahulu prosedur dan posesnya.









DAFTAR PUSTAKA

·         Daniels, 2008, Sistem Manufaktur,
Mrdaniels.files.wordpress.com/2008/11/toc.doc, 12 Mei 2013


·         Joseph S Martinich, Production and Operations Management, John Willey & Sons, Inc., 1997

Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh soal jurnal, buku besar, neraca, dan laba rugi

Contoh Soal 1 : Karyanto membuka usaha kantor Akuntan dengan nama “Karyanto Akuntan” transaksi-transaksi selama bulan Maret adalah sebagai berikut : Maret 2             Karyanto menginvestasikan sebagai modal pertama :                         Uang tunai                                                                                 Rp. 1.750.000                          Peralatan kantor                                                                        Rp. 1.500.000                         Gedung kantor                                                                            Rp. 4.250.000 Maret 5            Dibeli tunai suplai kantor seharga                                             Rp.    200.000 Maret 8            Diterima Pendapatan jasa                                                           Rp. 1.450.000 Maret 10          Bibayar upah buruh                                                                     Rp.      30.000 Maret 15          Dite

MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASI MANAJEMEN K UALITAS                     KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia serta hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Manajemen Operasi.  Makalah ini membahas tentang “MANAJEMEN KUALITAS”.             Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen Manajemen Operasi kami, yaitu bapak Dr. H. Toto Susilo Rahardjo, SE., MT serta rekan-rekan yang telah membantu hingga tersusunnya makalah ini.                 Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini. Semoga apa yang kami sampaikan dalam makal a h ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya

Menentukan Misi Perusahaan

MENENTUKAN MISI PERUSAHAAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt,Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Misi Perusahaan” .Yang ditujukan sebagai syarat dalam pembelajaran tugas mata kuliah Manajemen Strategik. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Terutama kepada Ibu Sri Rahayu Tri Astuti, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Strategik. Penulisan ini ditujukan sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Manajemen Strategik, yang mana juga sebagai tugas bagi kami kelompok 1. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi kami selaku kelompok 1, dan bagi kita semua. Kami menyadari sepenuhnya makalah ini belumlah sempurna .Seperti kata  pepatah “Tiada gading yang tak retak” , oleh sebab itu ,kami mengharapkan kritik dan saran