BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Substantive
plan merupakan sebuah rencana yang mencerminkan tujuan yang ingin dicapai oleh
suatu perusahaan, baik untuk jangka pendek ataupun jangka panjang. Substantive
plan meliputi strategi yang dipakai oleh perusahaan beserta asumsi dasar yang
dipakai oleh perusahaan.
Oleh karena
pengertian dari substantive plan tersebut, maka sedapat mungkin komponen ini
disusun dalam bentuk yang formal agar dapat dijadikan pedoman yang sungguh-sungguh
bagi perusahaan. Dalam menyusun substantive plan perusahaan harus memperhatikan
susunan dari sebuah substantive plan, diantaranya meliputi :
1. Tujuan
umum perusahaan
2. Tujuan
khusus perusahaan
3. Strategi
perusahaan
4. Penentuan
berbagai asumsi dasar yang akan dipakai oleh perusahaan
Dengan menyusun
sebuah substantive plan yang sistematis dan jelas perusahaan dapat menggunakan
substantive plan sebagai pedoman dasar perusahaan dalam menerapkan strategi-strategi
perusahaan sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang oleh perusahaan tersebut.
Semua perusahaan
dianggap perlu untuk menyusun sebuah substantive plan baik berusahaan yang
bergerak di bidang perdagangan maupun perusahaan yang bergerak di bidang jasa.
Dalam makalah ini kami menyusun sebuah substantive plan dari salah satu
perusahaan penyedia jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, yaitu PT.
Indonesian Satellite Corporation, TBK.
Rumusan
Masalah
Menyusun sebuah substantive plan dari sebuah
perusahaan mutlak diperlukan bagi masing-masing perusahaan tersebut tidak
terkecuali perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dalam hal ini yaitu PT.
Indonesian Satellite Corporation, TBK. Hal ini karena substantive plan berguna
sebagai pedoman dasar bagi perusahaan dalam menjalankan roda usahanya sehingga
jalannya aktivitas perusahaan tidak menyimpang dari tujuan awal perusahaan,
strategi perusahaan, maupun asumsi-asumsi dasar yang dipegang oleh perusahaan.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan penyedia jasa
telekomunikasi dalam menyusun substantive plan, yaitu :
1. Apa
tujuan umum perusahaan ?
2. Apa
tujuan khusus perusahaan ?
3. Strategi
apa yang diterapkan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya dan bagaimana
penerapannya ?
4. Asumsi
dasar apa yang dipakai oleh perusahaan ?
PEMBAHASAN
PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION, TBK
(INDOSAT)
(INDOSAT)
TUJUAN
UMUM PERUSAHAAN
Perkembangan
jasa telekomunikasi internasional di Indonesia yang cepat, seiring pertumbuhan
permintaan pada jasa dan jangkauan jasa telekomunikasi, menuntut dipenuhinya
kepuasan pelanggan sebagai kunci sukses dalam era kompetisi. Untuk memenuhi hal
tersebut, Indosat menerapkan suatu filosofi yang dikenal dengan "Kami
Lebih Peduli" atau lebih populer dengan "We Care More".
TUJUAN
KHUSUS PERUSAHAAN
- Mempertahankan
kepemimpinan pasar dalam jasa telekomunikasi internasional di Indonesia.
Dengan
masuknya pemain baru seiring berakhirnya monopoli sebagai penyedia jasa
telekomunikasi internasional, Indosat harus berjuang untuk memimpin pasar
dengan: 1) mempertahankan pangsa pasar dominan, dan 2) menyediakan jasa yang
terbaik, baik dalam kualitas dan jangkauan produk dan jasa.
- Memperkuat
posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas dunia
Adanya
kecendrungan di sektor telekomunikasi menuju swastanisasi perusahaan negara dan
dibukanya pasar dunia, yang mengakibatkan masuknya pemain asing dalam industri
domestik, menuntut Indosat untuk dapat bersaing dengan perusahaan
multinasional. Dengan strategi untuk memasuki pasar global diharapkan dapat: 1)
meningkatkan nilai perusahaan melalui ekspansi bisnis, dan 2) meningkatkan
citra perusahaan yang memperkuat posisinya di Indonesia.
- Menjadi
pemain global dalam industri telekomunikasi dunia.
Dalam
rangka mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan menjadi pemain
global, Indosat menaikkan standard sesuai dengan standard yang digunakan oleh
perusahaan telekomunikasi multinasional, sebagai operator telekomunikasi
global.
STRATEGI
PERUSAHAAN
Grand
Strategy
Adaptasi
pada perubahan lingkungan yang cepat dalam telekomunikasi telah menjadi critical factor bagi Indosat. Peningkatan kompetisi,
perubahan teknologi, dan aliansi strategi global, di antara kesemuanya, sedang
membentuk pasar telekomunikasi yang akan datang.
Dalam
menanggapi tantangan-tantangan baru tersebut Indosat telah membangun cetak biru
pertumbuhan, dikenal sebagai Grand
Strategy Indosat 2000:
·
Jasa Telekomunikasi Internasional Dasar akan
tetap menjadi core business Indosat
·
Peranan regional dan internasional yang telah
meningkat sejak 1994
·
Jasa selular dan sistem satelit bergerak saat
ini sedang diperluas melalui perusahaan selular lokal dan konsorsium
internasional
·
Jasa bernilai-tambah yang meliputi
telekomunikasi pada saat ini, integrasi sistem dan informasi multimedia dan
hiburan yang melengkapi dan menambah nilai dari jasa coreIndosat
Growth
Strategy
Indosat
berusaha mempertahankan keberadaannya sebagai pemimpin pasar untuk jasa
telekomunikasi internasional di Indonesia, memposisikan dirinya sebagai perusahaan
telekomunikasi berkelas-dunia, dan menjadi pemain global dalam industri
telekomunikasi dunia. Hal ini dicapai melalui Strategi Bisnis
"1-plus-3" yang mencoba:
"1" Membangun jasa telekomunikasi
internasional melingkupi central
core business
Lalu-lintas telekomunikasi internasional Indosat di transmisikan melalui satelit internasional, sistem kabel bawah laut, dan sambungan gelombang mikro, yang kesemuanya menggunakan teknologi digital mutakhir termasuk protokol multimedia canggih. Indosat mengoperasikan empat gerbang internasional di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Batam dimana lalu-lintas melewati dari Indonesia ke seluruh dunia, dan sebaliknya. Setelah membangun akses ke satelit yang cukup melalui sembilan stasiun bumi di empat lokasi gerbang melintang Indonesia, Indosat pada saat ini memperluas aksesnya ke kabel serat optik digital bawah laut dengan bergabung ke konsorsium kabel regional dan dunia. Ini semua adalah bagian dari program perluasan yang didesain untuk meningkatkan kapasitas, memperbaiki kualitas, dan menyediakan jasa baru untuk memenuhi perubahan permintaan konsumen.
Lalu-lintas telekomunikasi internasional Indosat di transmisikan melalui satelit internasional, sistem kabel bawah laut, dan sambungan gelombang mikro, yang kesemuanya menggunakan teknologi digital mutakhir termasuk protokol multimedia canggih. Indosat mengoperasikan empat gerbang internasional di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Batam dimana lalu-lintas melewati dari Indonesia ke seluruh dunia, dan sebaliknya. Setelah membangun akses ke satelit yang cukup melalui sembilan stasiun bumi di empat lokasi gerbang melintang Indonesia, Indosat pada saat ini memperluas aksesnya ke kabel serat optik digital bawah laut dengan bergabung ke konsorsium kabel regional dan dunia. Ini semua adalah bagian dari program perluasan yang didesain untuk meningkatkan kapasitas, memperbaiki kualitas, dan menyediakan jasa baru untuk memenuhi perubahan permintaan konsumen.
1.
Partisipasi dalam pembangunan infrastruktur
telekomunikasi domestik
Indosat memandang investasinya pada infrastruktur telekomunikasi domestik selain sebagai alat untuk memperluas pasar jasa telekomunikasi internasional, juga sebagai sumber pendapatan baru untuk perusahaan. Dua ventura utama Indosat pada lapangan ini adalah PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia sebagai pemegang lisensi operator telekomunikasi di daerah Jawa Tengah, PT Pramindo Ikat Nisantara di Sumatra, dan PT Telekomunikasi Selular Indonesia (Telkomsel), perusahaan join-ventura jasa GSM selular bergerak.
Indosat memandang investasinya pada infrastruktur telekomunikasi domestik selain sebagai alat untuk memperluas pasar jasa telekomunikasi internasional, juga sebagai sumber pendapatan baru untuk perusahaan. Dua ventura utama Indosat pada lapangan ini adalah PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia sebagai pemegang lisensi operator telekomunikasi di daerah Jawa Tengah, PT Pramindo Ikat Nisantara di Sumatra, dan PT Telekomunikasi Selular Indonesia (Telkomsel), perusahaan join-ventura jasa GSM selular bergerak.
2.
Meningkatkan peranannya dalam telekomunikasi regional
dan internasional
Indosat memulai proyek internasional, melibatkan join-ventura dengan mendasarkan sebagaimana membangun carriers telekomunikasi internasional. Tujuan utamanya adalah meningkatkan lalu-lintas internasional melalui gerbang perusahaan, memperoleh pendapatan langsung dari proyek dan mendapatkan tambahan keahlian dari pembukaan internasional. Sampai sekarang, Indosat terikat dengan berbagai proyek telekomunikasi termasuk join-ventura dengan entitas telekomunikasi yang bersangkutan dari Kamboja dan Kazakstan dan investasi ekuitas pada jasa selular berbasis PHS di Jepang sebagaimana di USA Global Link dan Alphanet Telecom Inc. Keduanya adalah pemain utamacarrier telekomunkasi. Sebagai tambahan, Indosat telah bergabung dengan aliansi internasional seperti Concert and World Partners dan telah ditunjuk sebagai gerbang bagi Sistem Bergerak Global Inmarsat, SAN ICO melayani kawasan Asia Tenggara.
Indosat memulai proyek internasional, melibatkan join-ventura dengan mendasarkan sebagaimana membangun carriers telekomunikasi internasional. Tujuan utamanya adalah meningkatkan lalu-lintas internasional melalui gerbang perusahaan, memperoleh pendapatan langsung dari proyek dan mendapatkan tambahan keahlian dari pembukaan internasional. Sampai sekarang, Indosat terikat dengan berbagai proyek telekomunikasi termasuk join-ventura dengan entitas telekomunikasi yang bersangkutan dari Kamboja dan Kazakstan dan investasi ekuitas pada jasa selular berbasis PHS di Jepang sebagaimana di USA Global Link dan Alphanet Telecom Inc. Keduanya adalah pemain utamacarrier telekomunkasi. Sebagai tambahan, Indosat telah bergabung dengan aliansi internasional seperti Concert and World Partners dan telah ditunjuk sebagai gerbang bagi Sistem Bergerak Global Inmarsat, SAN ICO melayani kawasan Asia Tenggara.
3.
Mengambil diversifikasi terbatas pada bisnis
komplementer
Indosat juga mencoba untuk mendiversifikasi pada daerah di mana keahlian perusahaan dalam telekomunikasi dapat dipergunakan untuk mengoptimumkan efek seperti pada jasa bernilai tambah yang melengkapi bisnis core perusahaan. Jasa –jasa ini tersedia melalui perusahaan anak dan pada saat ini meliputi beberapa jasa pertukaran data elektronik, bank elektronik, multimedia , dan internet
Indosat juga mencoba untuk mendiversifikasi pada daerah di mana keahlian perusahaan dalam telekomunikasi dapat dipergunakan untuk mengoptimumkan efek seperti pada jasa bernilai tambah yang melengkapi bisnis core perusahaan. Jasa –jasa ini tersedia melalui perusahaan anak dan pada saat ini meliputi beberapa jasa pertukaran data elektronik, bank elektronik, multimedia , dan internet
Dengan strategi perusahaan
"1+3", Indosat akan menjadi perusahaan yang merupakan "penyedia
jasa penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".
Analisa Strategi Bisnis Indosat
Menghadapi Krisis Ekonomi
Sehubungan dengan krisis ekonomi
yang melanda Indonesia, Indosat mengalami masa yang sulit sejak awal 1998
ketika Rupiah terdepresiasi secara drastis. Banyak bisnis di Indonesia yang
mengalami kemacetan karena kondisi makro ekonomi, instabilitas politik, dan
gejolak sosial. Dilengkapi dengan krisis moneter, situasi ini mempengaruhi
pertumbuhan permintaan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan volume lalu-lintas lebih
lambat, yang memaksa Indosat untuk : lebih berhati-hati dalam kegiatan operasi
dan manajemen arus kas terutama mata uang asing, sehubungan komitmen investasi
yang jatuh waktu.
Namun demikian tampaknya krisis
ekonomi tersebut tidak menurunkan keuntungan Indosat, melainkan menurunkan
pertumbuhannya saja. Selama Januari hingga September 1998, incoming dan outgoing
calls menigkat masing-masing 4,1% dan 10,3% dari periode sebelumnya.
Pertumbuhan yang lamban dari incoming traffic disebabkan
turunnya kegiatan bisnis internasional sebagai bagian dari situasi nilai tukar
rupiah dan instabilitas politik, menyusul kerusuhan Mei di Jakarta. Indosat
masih memproyeksikan pertumbuhan positif lalu-lintas telepon. Pendapatan
operasi meningkat 45,6% sedangkan beban operasi meningkat 33%.
Sebagai strategi bisnis dalam
menghadapi krisis ekonomi ini, Indosat menerapkan kebijakan, antara lain:
- Selalu
mencari cara yang paling ekonomis menurunkan beban pembelanjaan pada mata
uang asing.
Indosat
mengurangi biaya sirkuit dengan menggunakan lebih banyak sirkuit kabel bawah
laut ketimbang satelit, yang pada saat ini mencapai 74% dari total bandwith.
- Melakukan
kebijakan konservatif menyangkut situasi krisis ekonomi Indonesia.
Pengalokasian
hutang tak tertagih yang cukup besar, meningkat 88,4% dari tahun sebelumnya.
- Menerapkan
kebijakan likuiditas yang berhati-hati.
Biaya
telekomunikasi dan beban perawatan meningkat sebagai dampak melemahnya Rupiah.
Namun dalam hal ini pertumbuhan beban operasi diupayakan lebih rendah dari
pendapatan operasi, serta meningkatkan profit margin.
- Melindungi
fundamental dasar Indosat dari pengaruh kinerja negatif anak perusahaan.
Untuk
menghindari dampak dari kinerja negatif anak perusahaan, maka dilakukan program
restrukturisasi diversifikasi bisnis, yang akan memperbaiki posisi keuangan
perusahaan KL, dalam
jangka pendek dan sesuai dengan strategi jangka panjang.
Dilihat dari hasil-hasil yang
dicapai pada kuartal ketiga seperti yang disebutkan di atas, sejauh ini Indosat
cukup tepat dalam memilih strategi bisnis maupun penerapannya guna menghadapi
krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat ini, yang tentunya harus sesuai
dengan strategi jangka panjang Indosat seperti yang tertuang dalam Grand
Strategy dan Growth
Strategy untuk mewujudkan Indosat sebagai perusahaan yang merupakan
"penyedia jasa penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".
PENENTUAN
BERBAGAI ASUMSI DASAR YANG AKAN DIPAKAI PERUSAHAAN SETERUSNYA
Lingkungan Umum / Remote
Environment
Lingkungan ini adalah suatu
tingkatan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor
yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya di
luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
1.
Faktor Ekonomi
Krisis moneter yang
kemudian disusul dengan tejadinya krisis ekonomi telah membuat terpuruknya
perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar secara
drastis dan fluktuatif, banyak menyulitkan perusahaan-perusahaan di Indonesia,
yang terutama diakibatkan pinjaman luar negeri yang besar. Hancurnya sektor
keuangan khususnya perbankan dan tingkat suku bunga yang sangat tinggi mencapai
70% telah membuat dunia usaha kesulitan untuk mendapatkan kredit yang memadai
untuk mengembangkan usahanya. Krisis ini diperburuk dengan terjadinya krisis
kepercayaan, yang mengakibatkan terjadinya penolakan letter of credit oleh pihak luar negeri. Kontraksi
ekonomi yang diperkirakan mencapai 13% ditahun 1998 ini, inflasi yang tinggi
(menurut data BPS dalam periode Januari-September 1998 inflasi telah mencapai
75%), banyaknya PHK, dan pada gilirannya memperbesar jumlah penduduk miskin.
Dengan turunnya pendapatan riel masyarakat maka daya beli masyarakat
melemah. Semua masalah diatas sangat menyulitkan bagi dunia usaha di Indonesia
saat ini.
2.
Faktor Sosial
Kemajuan ekonomi
yang pernah terjadi selama periode 1969-1996, telah banyak merubah keadaan
sosial di Indonesia. Jasa telekomunikasi pada saat ini telah menjadi kebutuhan
pokok bagi masyarakat, baik untuk dunia usaha maupun di luar dunia usaha.
Keberhasilan program Keluarga Berencana juga telah merubah keadaan demografi
Indonesia. Jumlah penduduk usia produktif akan terus meningkat, yang tentunya
akan semakin banyak memerlukan jasa telekomunikasi dalam kegiatannya. Hal-hal
diatas merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan penyedia jasa
telekomunikasi.
3.
Faktor Politik
Keadaan politik
dalam negeri yang masih belum stabil pada saat ini, sedikit-banyak cukup
mempengaruhi kegiatan ekonomi nasional. Disusunnya beberapa Undang-Undang,
seperti: UU Kepailitan, yang berpengaruh pada perusahaan yang mengalami
kesulitan keuangan; dan UU Persaingan Sehat, untuk bisnis yang bersih, yang
ditujukan untuk menghapus praktek monopoli atau pun kartel. Khusus untuk jasa
telekomunikasi internasional, pemerintah tetap memberikan komitmen untuk
mempertahankan duopoli Indosat-Satelindo hingga tahun 2003. Dengan akan
berakhirnya duopoli tersebut, maka diperlukan kesiapan dalam menghadapi
munculnya pendatang baru.
4.
Faktor Teknologi
Teknologi
telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan
berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi telekomunikasi
ini semakin ke arah teknologi digital, semakin besar kapasitas, semakin
sederhana perangkatnya, perluasan daya jangkau, keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan
penambahan fasilitas yang lain. Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini
mempunyai kecenderungan untuk beralih via radio, optik atau satelit.
5.
Faktor Ekologi
Pada saat ini dunia
bisnis semakin dituntut tanggung-jawabnya terhadap lingkungan. Industri
telekomunikasi telah mencoba membuat produk yang ramah lingkungan, dan bagi
sektor jasa telekomunikasi relatif tidak menghasilkan limbah sama sekali.
Lingkungan
Industri
Lingkungan
industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang
menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang
relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan.
Menurut
Michael Porter dalam bukunya Competitive
Strategy, keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan
persaingan pokok, yaitu:
1.
Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Bisnis
pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik, multi aspek,dan
pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain pelbagai bukti empirik secara tak
langsung telah membuktikan bahwa sektor telekomunikasi merupakan sektor bisnis
yang paling diminati oleh perusahaan multi nasional dalam kerangka ekspansi dan
globalisasinya Ini terjadi baik dalam rangka swastanisasi maupun dalam konteks
aliansi strategis antar pelaku di negara maju maupun dalam ekspansi ke negara
berkembang. Berdasarkan kebijakan pemerintah struktur pasar jasa telekomunikasi
sudah diatur sedemikian rupa sehingga perusahaan-perusahaan yang akan masuk
dalam industri ini akan mengalami kesulitan.
Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar, mengingat mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan jaringan yang luas. Sehingga yang dapat masuk ke industri ini adalah pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun perusahaan-perusahaan raksasa yang telah mapan.
Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar, mengingat mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan jaringan yang luas. Sehingga yang dapat masuk ke industri ini adalah pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun perusahaan-perusahaan raksasa yang telah mapan.
Jadi dengan kondisi
tersebut di atas, maka kecil kemungkinannya pendatang baru untuk dapat memasuki
industri ini, karena banyaknya barrier
to entry, yang sengaja dibuat agar tidak meruntuhkan pemain yang sudah ada.
2.
Kekuatan tawar-menawar pembeli
Jumlah pelanggan
telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, yang pada akhir
Pelita VIII (2009) diproyeksikan mencapai 21 juta saluran telepon dengan rasio
9 per seratus orang. Kalau dibandingkan misalnya padatahun 1996 Swedia
(tertinggi dunia) sudah mencapai 68 per seratus orang, dan hongkong 54 per
seratus orang.
Pelanggan di
Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang cukup kuat terhadap jasa
telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan langsung internasional, karena
tidak punya pilihan sarana telekomunikasi. Dan untuk jasa sambungan bergerak,
pelanggan memang cukup banyak pilihan , tetapi hanya terbatas pada pilihan
tertentu dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya.
Jadi melihat hal di
atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup besar dan meningkat dari
tahun ke tahun , apalagi di Indonesia banyak potensi pelanggan yang belum
digarap.
3.
Kekuatan tawar-menawar pemasok
Industri
telekomunikasi banyak memakai kabel serat optik, tidak saja untuk jaringan
darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang sudah sedemikian pesat,
jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak memadai lagi baik untuk mengakomodasi
data maupun informasi. Sebenarnya produsen kabel serat optik dalam negeri telah
mampu memasok kebutuhan nasional. Namun demikian, hampir sekitar 90% kebutuhan
kabel serat optik dalam negeri masih diimpor dari luar negeri, sehingga
bergantung pada produsen luar negeri. Kondisi daya tawar perusahaan
telekomunikasi Indonesia tidak terlalu lemah, karena pemasoknya terdiri dari
banyak perusahaan. Akan tetapi jika terjadi fluktuasi dan pelemahan nilai tukar
mata uang dalam negeri, hal ini yang menjadi bumerang terhadap perusahaan.
4.
Ancaman dari barang atau jasa pengganti
Telekomunikasi
merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu dengan manusia lainnya melalui
berbagai media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya tersebut maka jika kita
identifikasikan ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil alih fungsi
tersebut dari jasa telekomunikasi, misalnya: jasa transportasi, jasa pos, jasa
pers, dan internet. Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan
dan kelemahannya, maka kecendrungan pelanggan akan tetap menggunakan jasa
telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan berkomunikasi.
5.
Persaingan di antara perusahaan yang ada
Kondisi persaingan
industri telekomunikasi Indonesia dipengaruhi oleh aturan mengenai struktur dan
bentuk kerjasama antara perusahaan swasta dan BUMN, sesuai dengan UU No 3/1989,
adalah sebagai berikut: Perusahaan swasta dapat menyelenggarakan jasa
telekomunikasi dasar melalui kerjasama patungan, kerjasama operasi, dan kontrak
manajemen dengan PT Telkom dan PT Indosat.
Lingkungan
Operasi
Lingkungan
ini meliputi faktor-faktor pada situasi kompetitif yang mempengaruhi sukses
perusahaan dalam mendapatkan sumber daya atau dalam keuntungan pemasaran barang
dan jasa perusahaan.
1.
Posisi Kompetitif
Posisi kompetitif
Indosat cukup kuat, sebagai pemimpin pasar, dan hanya menghadapi satu pesaing
pada bisnis telekomunikasi internasional yaitu Satelindo. Selain itu juga
didukung rangkaian produk dan jasa yang luas, kapasitas dan produktivitas yang
memadai, periklanan, dan yang cukup penting citra perusahaan.
2.
Profil Pelanggan
Pelanggan dari
Indosat meliputi rumah tangga dan kalangan bisnis. Dalam hal ini pemakai utama
dari telekomunikasi internasional adalah kalangan bisnis, yang banyak digunakan
untuk keperluan usaha. Terpuruknya perekonomian Indonesia yang banyak
memacetkan sejumlah besar bisnis, mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
volume pemakaian telekomunikasi internasional.
3.
Pemasok
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengadaan telekomunikasi internasional, merupakan peralatan yang bermuatan teknologi tinggi. Sehingga, sebagian besar peralatan tersebut didatangkan melalui pemasok luar negeri. Walaupun posisi daya tawar Indosat cukup kuat, mengingat culup banyaknya jumlah pemasok, namun penurunan nilai tukar Rupiah sangat mempengaruhi besarnya dana yang diperlukan untuk mendatangkan peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang sebagian besar dalam bentuk Dollar, seperti pendapatan incoming call, cukup membantu.
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengadaan telekomunikasi internasional, merupakan peralatan yang bermuatan teknologi tinggi. Sehingga, sebagian besar peralatan tersebut didatangkan melalui pemasok luar negeri. Walaupun posisi daya tawar Indosat cukup kuat, mengingat culup banyaknya jumlah pemasok, namun penurunan nilai tukar Rupiah sangat mempengaruhi besarnya dana yang diperlukan untuk mendatangkan peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang sebagian besar dalam bentuk Dollar, seperti pendapatan incoming call, cukup membantu.
4.
Kreditor
Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai struktur yang berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama. Dalam hal ini, mengingat kemampuan Indosat dalam menghasilkan keuntungan maupun asset yang dimilikinya, tidaklah terlampau sulit bagi indosat untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor pada jumlah yang memadai.
Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai struktur yang berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama. Dalam hal ini, mengingat kemampuan Indosat dalam menghasilkan keuntungan maupun asset yang dimilikinya, tidaklah terlampau sulit bagi indosat untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor pada jumlah yang memadai.
5.
Sumber Daya Manusia
Indosat mempunyai
SDM yang cukup baik, 40% komposisinya berpendidikan S-1 ke atas. Selain itu
didukung dengan program pelatihan berjenjang sesuai posisinya untuk
meningkatkan keahlian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah menganalisis
data-data dan informasi sebelumnya, maka bisa ditarik beberapa kesimpulan
mengenai manajemen strategi Indosat, yaitu:
- Strategi yang tepat diperlukan dalam
menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam industri telekomunikasi,
yang tingkat persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat
internasional.
- Krisis ekonomi yang melanda Indonesia
mempunyai dampak yang cukup dirasakan oleh Indosat, walaupun tidak
mempengaruhi kenaikan pendapatan namun mengalami penurunan.
- Indosat cukup tepat dalam memilih strategi
bisnis menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat ini,
yang sesuai dengan strategi jangka panjang Indosat seperti yang tertuang
dalam Grand Strategy dan Growth Strategy untuk
mewujudkan Indosat sebagai perusahaan yang merupakan "penyedia jasa
penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".
5.2. Saran
Berdasarkan analisa competitive
strategy, terdapat beberapa hal yang dapat diterapkan Indosat, antara lain:
- Dapat memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya
untuk mengambil peluang-peluang yang bersifat strategis, serta memperbaiki
kelemahannya terutama menyangkut budaya bersaing dalam menghadapi ancaman
masuknya pendatang baru dari luar negeri.
- Membatasi diversifikasi bisnis secara
selektif, sehingga tidak mempengaruhi fundamental dasar perusahaan.
- Melakukan langkah-langkah yang tepat dan
berhati-hati dalam menghadapi krisis ekonomi, sehingga dapat menjaga apa
yang telah dicapai perusahaan selama ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nurkholis. "Posisi
Industri Telekomunikasi Menjelang Perdagangan bebas," Republika, 1997
Purnomo, Hari Setiawan dan Zulkiflimansyah. Manajemen Strategi : Sebuah Konsep Pengantar. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 1996
Situs Web Indoexchange. http://www.indoexchange.com, 2013
Situs Web PT Indosat. http://www.indosat.co.id, 2013
Situs Web PT Telkom. http://www.telkom.co.id, 2013
Komentar
Posting Komentar