Fungsi
Asset Liability Management (ALMA)
Pada
dasarnya, secara garis besar fungsi ALMA dapat dibagi menjadi empat
bagian, yaitu :
- Manajemen likuiditas (liquidity management)
Dalam manajemen
likuiditas bank berusaha mempertahankan status rasio likuiditas,
memperkecil dana yang menganggur guna menaikkan pendapatan, serta
memenuhi kebutuhan cash inflow maupun cash outflow. Selain itu,
manajemen likuiditas diperlukan untuk memelihara kepercayaan
masyarakat, memperlancar usaha, dan meningkatkan pendapatan dengan
resiko sekecil mungkin. Kebutuhan likuiditas dapat dipenuhi antara
lain dengan penjualan aset atau mencari sumber dana lain, misalnya
melalui go public, penjualan obligasi, atau right issue.
Sementara itu,
tujuan manajemen likuiditas adalah mencapai reserve requirement yang
telah ditetapkan Bank Indonesia, memperkecil dana yang menganggur,
dan mencapai likuiditas yang aman untuk menjaga proyeksi cash flow
dalam kondisi yang sangat mendesak, misalnya penarikan dana,
penarikan pinjaman.
Kebijakan manajemen
likuiditas antara lain menjaga likuiditas aset jangka pendek,
misalnya kas, interbank, short term investment, memelihara earning
aset yang dapat dijual dengan mudah tanpa kerugian, memperoleh dana
jangka panjang misalnya dengan penjualan obligasiatau go public,
menciptakan dan memelihara hubungan dalam rangka mencari sumber
danauntuk memenuhi kebutuhan likuiditas, mencari alternatif sumber
dana lain untuk memeperkecil resiko bila terjadi penarikan dana di
luar dugaan, serta menetukan sumber dana penunjang pada keadaan
kritis (the source of the last resort).
Kebijakan manajemen
likuiditas ini biasanya ditetapkanberdasarkan ukuran likuiditas
(presentasi rasio), tingkat risiko yang dapat diterima, tingkat
primary reserve, tingkat secondary reserve, bentuk instrumen dan
fasilitas yang akan digunakan, dan struktur jatuh tempo pos-pos
neraca.
- Manajemen gap (gap management)
Dalam manajemen gap,
bank berusaha mengelola risiko maturity dari tingkat bunga dengan
skenario yang telah ditentukan serta mengoptimalkan pendapatan bunga
bank. Keputusan dalam manajemen gap misalnya : mengubah struktur
jangka waktu liabilities dalam menentukan sumber dana dan tingkat
bunganya, mengubah struktur jangka waktu aset dalam perubahan
kebijakan kredit, mengubah struktur jangka waktu aset dalam hal
penjualan investasi.
Contoh manajemen
gap, antara lain, memelihara exposure dengan tingkat risiko yang
dapat diterima, menetapkan skenario tingkat bunga, mengubah struktur
target gap (misalnya overnight, 30 hari, 60 hari, 90 hari atau jangka
panjang). Selain itu, bank juga harus menetapkan strategi untuk
mencapai struktur target gap melalui aset mix atau funding mix, dan
memutuskantingkat bunga untuk mendukung kebijakan tersebut melalui
base lending rate, tingkat bunga deposito.
- Manajemen valuta asing (foreign exchange management)
Dalam manajemen
valuta asing bank berusaha mengelola beberapa jenis valuta asing
(currency mismatch), misalnya pengeloalaan mata uang US$, yen, AUS$,
Hong Kong$, dan sebagainya. Selain itu, bank bersangkutan juga
berusaha memaksimumkan pendapatan dari perbedaan kurs nilai tukar
valuta asing. Manajemen valuta asing juga bertujuan menghasilkan
pendapatan maksimum dalam batasan risiko yang minimum jika dikaitkan
dengan pergerakan nilai tukar terhadap mata uang yang berlaku.
Dapat disimpulkan
bahwa tujuan akhir manajemen valuta asing adalah memaksimumkan
pendapatn dari keuntungan nilai tukar dan pendapatan bunga valas,
memperkecil risiko akibat gerakan nilai tukar, dan mendukung tujuan
manajemen likuiditas dan gap. Contoh keputusan dalam manajemen valuta
asing adalah penjualan aset valuta asing dan menaikkan dana valas,
sedangkan contoh kebijakan manajemen valuta asing antara lain
menetapkan tingkat risiko valas yang dapat diterima, skenario gerakan
nilai tukar valas, menetapkan posisi valas yang akan dipegang pada
currency tertentu, menetapkan limit dan mengendalikan posisi valas
baik per currency maupun secara keseluruhan.
- Manajemen investasi dan pendapatan (earning and investment management)
Dalam manajemen ini
bank berusaha mengelola pertumbuhan asset dan pendapatan bank yang
stabil, mengelola portopel investasi dari bank yang bersangkutan
serta mempersiapkan input untuk kebijakan penentuan tingkat bunga
asset / liability (loan / deposit pricing).
Selain itu manajemen
investasi dan pendapatan merupakan upaya memaksimumkan keuntungan
bank melalui penyusunan struktur neraca yang optimal dalam menghadapi
berbagai skenario perubahan, baik ekonomi maupun suku bunga.
Tujuan manajemen ini
adalah menetukan struktur balance sheet yang optimal, menetapkan
tingkat bunga pinjaman deposito dan deposito secara optimal.
Keputusan dalam manajemen investasi dan pendapatan misalnya:
menetapkan alokasi asset, menetapkan tingkat bunga pinjaman,
mengelola portepel investasi bank.
Kebijakan manajemen
investasi dan pendapatan biasanya diwujudkan dengan menetapkan target
struktur neraca dan pertumbuhannya (optimal balance sheet),
menentukan tingkat bunga untuk pinjaman dan deposit (pricing policy
concept), portepel invetasi baik dalam jumlah maupun jenis.
Pada dasarnya proses
pengolahan empat kegiatan di atas amat kompleks karena adanya
beberapa aspek, yaitu keterkaitan antara bagian satu dengan bagian
yang lain, pengaruh kebijakan pemerintah, pengaruh ekonomi global
maupun local yang berubah sewaktu-waktu, serta tingkat persaingan
antarbank dalam penentuan loan and deposit pricing. Aspek-aspek
itulah yang membuat proses ALMA cukup rumit dan memakan waktu.
Menurut pengalaman penulis, jarang sekali bank-bank swasta (terutama
bank papan menengah) yang menjalankan ALMA dengan baik. Kalaupun
mereka telah menjalankannya, sifat penghitungannya hanya temporer,
artinya tidak dilakukan secara harian, tetapi dihitung secara
bulanan. Padahal cost of fund suatu bank akan selalu berubah dengan
adanya penambahan atau penarikan dana dari nasabah. Dan sebaliknya,
rate of loan baik untuk commercial loan maupun consumer loan juga
akan selalu berubah dengan adanya penambahan atau pelunasan dari
nasabah pada tingkat bunga yang berbeda-beda. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa perhitungan data ALCO sebaiknya dilakukan setiap
hari.
Setiap bank yang
mengimplementasikan ALMA akan selalu melakukan trade off antara
tingkat risiko yang dihadapi pada tingkat return yang akan diperoleh.
Komentar
Posting Komentar