Langsung ke konten utama

manajemen tingkat suku bunga


Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga
            Agar keuntungan yang diperoleh dapat maksimal maka pihak manajemen bank harus pandai dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga. Hal ini disebabkan apabila salah dalam menentukan besar kecilnya suku bunga maka akan dapat merugikan bank itu sendiri. Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan suku bunga, baik untuk bungan simpanan dan pinjaman.
            Faktor-faktor utama yan mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Kebutuhan dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Namun peningkatan suku bunga simpanan juga akan meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya, apabila dana yang ada dalam simpanan di bank banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit, maka bunga simpanan akan turun karena hal ini merupakan beban.
2.      Target laba yang diinginkan.
Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar-kecilnya suku bunga pinjaman. Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing target laba dapat diturunkan seminimal mungkin.
3.      Kualitas jaminan
Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga pinjaman. Semakin likuid pinjaman (mudah dicairkan) yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh, jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi bank jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan.
4.      Kebijaksanaan pemerintah
Dalam menentukan baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Artinya ada batasan maksimal dan batas minimal untuk suku bunga yang diizinkan. Tujuannya adalah agar bank dapat bersaing secara sehat.
5.      Jangka waktu
Baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman faktor jangka waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semkain semkin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko macet dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah. Untuk bunga simpanan berlaku sebaliknya semakin panjang jangka waktu maka bunga simpanan semakin rendah dan sebaliknya.
6.      Reputasi perusahaan
Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama untuk  bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan demikian sebaliknya perusahaan yang kurang bonafid faktor risiko kredit macet cukup besar.
7.      Produk yang kompetitif.
Produk yang kompetitif sangat menentukan besar kecilnya bunga pinjaman. Kompetitif maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancar.
8.      Hubungan baik
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan pada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalampenentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa. Nasabah yang meiliki hubungan baik dengan bank tentu bunganya lebih rendah.
9.      Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing keras dengan bank lainnya. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata pesaing 15% maka, jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan.

Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate).
Pengertian BI Rate.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Inflation Targeting Framework bahwa BI Rate adalah suku bunga instrumen sinyaling Bank Indonesia yang ditetapkan pada RDG (Rapat Dewan Gubernur) triwulanan untuk berlaku selama triwulan berjalan (satu triwulan), kecuali ditetapkan berbeda oleh RDG bulanan dalam triwulan yang sama. Jadi, BI Rate merupakan suku bunga acuan Bank Indonesia dan merupakan sinyal (stance ) dari kebijakan moneter Bank Indonesia.
Dari pengertian tersebut terlihat jelas bahwa BI Rate berfungsi sebagai sinyal dari kebijakan moneter Bank Indonesia, dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa respon kebijakan moneter dinyatakan dalam kenaikan, penurunan, atau tidak berubahnya BI Rate tersebut.
Sedangkan menurut Dahlam Siamat dalam bukunya yang berjudul Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan moneter dan Perbankan menyebutkan bahwa BI Rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter.
Dari pengertian yang dikeluarkan oleh Dahlan Siamat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa BI Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI-1 bulan hasil lelang OPT (Operasi Pasar Terbuka) berada disekitar BI Rate. Selanjutnya suku bunga SBI-1 bulan tersebut diharapkan akan mempengaruhi suku bunga pasar uang antar Bank (PUAB), suku bunga deposito dan kredit serta suku bunga jangka waktu yang lebih panjang.

BI Rate 2013-2014
No.
Tanggal
BI Rate
1.
8 Mei 2014
7.50 %
2.
8 April 2014
7.50 %
3.
13 Maret 2014
7.50 %
4.
13 Februari 2014
7.50 %
5.
9 Januari 2014
7.50 %
6.
12 Desember 2013
7.50 %
7.
12 Nopember 2013
7.50 %
8.
8 Oktober 2013
7.25 %
9.
12 September 2013
7.25 %
10.
29 Agustus 2013
7.00 %
11.
15 Agustus 2013
6.50 %
12.
11 Juli 2013
6.50 %
13.
13 Juni 2013
6.00 %
14.
14 Mei 2013
5.75 %
15.
11 April 2013
5.75 %
16.
7 Maret 2013
5.75 %

Mekanisme Penetapan BI Rate.
BI Rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) triwulanan setiap bulan Januari, April, Juli dan Oktober. Dalam kondisi tertentu, jika dipandang perlu, Bi Rate dapat disesuaikan dalam RDG pada bulan-bulan yang lain.
Pada dasarnya perubahan BI Rate menunjukkan penilaian Bank Indonesia terhadap prakiraan Inflasi ke depan dibandingkan dengan sasaran Inflasi yang ditetapkan. Pelaku pasar dan masyarakat akan mengamati penilaian Bank Indonesia tersebut melalui penguatan dan transparansi yang akan dilakukan, antara lain dalam Laporan Kebijakan Moneter yang disampaikan secara triwulanan dan press release bulanan. Operasi Moneter dengan BI Rate dilakukan melalui lelang mingguan dengan mekanisme variabel rate tender dan multiple price allotments.
Dengan demikian sinyal respon kebijakan moneter melalui BI Rate yang ditetapkan oleh Bank indonesia akan diperkuat melalui berbagai transaksi keuangan di pasar keuangan. Untuk meningkatkan efektifitas pengendalian likuiditas di pasar, Bank Indonesia akan memperkuat operasi moneter harian melalui instrumen  Fine-Tune Operations (FTO) dengan underlying instrument SBI dan SUN.
Proses Penetapan respon kebijakan moneter dalam hal ini BI Rate:
1.      Penetapan respon kebijakan moneter dilakukan dalam RDG triwulanan.
2.      Respon kebijakan moneter diharapkan untuk periode satu triwulan kedepan.
3.      Penetapan respon kebijakan moneter dilakukan dengan memperhatikan efek tunda (Lag) kebijakan moneter dalam mempengaruhi inflasi.
4.      Dalam kondisi yang luar biasa, penetapan respon kebijakan moneter dapat dilakukan dalam RDG bulanan.

Selain itu yang menjadi pertimbangan dalam penetapan respon kebijakan tersebut adalah :
1.      BI Rate merupakan respon  bank sentral terhadap tekanan inflasi ke depan agar dapat tetap berada pada sasaran yang telah dirtetapkan. Perubahan BI Rate dilakukan terutama jika deviasi proyeksi inflasi terhadap targetnya dipandang telah bersifat permanen dan konsisten dengan informasi dan indikator lainnya.
2.      BI Rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur secrara diskresi dengan mempertimbangkan
3.      Rekomendasi BI Rate yang dihasilkan oleh fungsi reaksi kebijakan dalam model ekonomi untuk pencapaian sasaran inflasi.
4.      Berbagai informasi lainnya seperti leading indocators, expert opinion, asesmen faktor resiko dan ketidakpastian serta hasil-hasil riset ekonomi dan kebijakan moneter.
Strategi Komunikasi BI Rate.
Untuk lebih memudahkan masyarakat memahami tentang kebijakan moneter Bank Indonesia yang dilihat dari perubahan BI Rate, maka dilakukan berbagai strategi komunikasi terhadap masyarakat  Tujuan strategi komunikasi ini menurut Dahlan Siamat adalah untuk membantu secara bertahap menurunkan dan mengarahkan ekspektasi inflasi di masyarakat ke sasaran inflasi yang ditetapkan.
Hal ini menjadi sangat penting karena di Indonesia pengaruh dari ekspetasi inflasi sebagai faktor penyebab inflasi, disamping dampak administered prices, volatile foods dan pengaruh langsung nilai tukar (direct exchange rate pass-trough).
Selain melalui press release dan konferensi pers yang secara reguler mengumumkan keputusan RDG, penguatan strategi komunikasi tersebut dilakukan melalui penerbitan Laporan Kebijakan moneter secara triwulanan. Di dalamnya akan memuat assesmen menyeluruh Bank Indonesia mengenai perkembangan terkini makroekonomi, inflasi, kondisi moneter, prakiraan inflasi kedepan, dan respon kebijakan moneter yang diperlukan untuk membawa inflasi ke arah sasaran inflasi yang telah ditetapkan.
Strategi komunikasi lain yang lazim dipraktekan oleh bank-bank sentral yang menerapkan ITF (Inflation Targeting Framework) adalah dengan penjelasan-penjelasan Dewan Gubernur mengenai kebijakan moneter di berbagai kesempatan maupun publikasi dan penjelasan mengenai kerangka kebijakan moneter yang baru, proses inflasi di Indonesia, proses perumusan kebijakan moneter, model-model prakiraan ekonomi, maupun operasi operasi moneter. Selain itu juga melalui media elektronik dan juga website Bank Indonesia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah melalui :
1.      Press Realease.
2.      Laporan Kebijakan moneter secara triwulanan.
3.      Publikasi dan penjelasan Dewan Gubernur.
4.      Media elektronik.
5.      Situs resmi Bank Indonesia.
Selain strategi komunikasi terhadap masyarakat, diperlukan juga koordinasi dengan pemerintah agar kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalpat sejalan dengan kebijakan umum pemerintah.

Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR)
Jakarta Interbank Offered Rate adalah suku bunga indikasi penawaran dalam transaksi PUAB di Indonesia. Suku bunga indikasi penawaran adalah suku bunga pada transaksi unsecured loan antar bank, yang mencerminkan:
·         Suku bunga pinjaman yang ditawarkan suatu bank kepada bank lain sekaligus
·         Suku bunga pinjaman yang bersedia diterima suatu bank dari bank lain
JIBOR terdiri atas dua mata uang asing yaitu IDR dan USD, dengan masing-masing terdiri dari enam tenor yakni 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. JIBOR diharapkan dapat menjadi suku bunga acuan yang kredibel dan digunakan pada banyak transaksi keuangan di Indonesia, sehingga dapat mendorong pendalaman pasar keuangan domestic karena akan:
·         Mendorong pengembangan PUAB terutama untuk transaksi dengan tenor diatas 1 bulan yang saat ini transaksinya sangat kecil dan tidak memiliki benchmark suku bunga;
·         Mendorong pelaku pasar untuk menciptakan instrument pasar uang lain yang berbasis suku bunga;
·         Menciptakan benchmark suku bunga bagi transaksi derivative dan transaksi yang berbasis floating rates;
·         Membantu bank dalam menentukan suku bunga pinjaman dan deposito bagi nasabah prima;
·         Membantu pembentukan benchmark untuk pasar obligasi.
Sebagai upaya meningkatkan kualitas JIBOR, monitoring secara harian oleh Bank Indonesia terus dilakukan guna memastikan bahwa kuotasi data suku bunga penawaran yang disampaikan oleh bank contributor JIBOR mencerminkan kondisi pasar.
Berbagai upaya penyempurnaan terkait JIBOR akan terus dikomunikasikan kepada para pelaku pasar dan public dalam rangka membangun awareness dan komitmen bersama sebagai bagian dari upaya menjadikan JIBOR sebagai suku bunga acuan yang kredibel di pasar uang domestik
Suku Bunga Pasar Antarbank adalah interbank market offered rate/IBOR yaitu acuan yang digunakan bank dalam menetapkan suku bunga kredit dan/atau transaksi perbankan lain; biasanya yang dijadikan acuan tersebut adalah rata-rata suku bunga bank tertentu; secara internasional biasanya mengacu kepada suku bunga LIBOR atau SIBOR.


LONDON INTERBANK OFFERED RATE
LIBOR adalah London interbank offered rate yaitu  kurs referensi harian dari suku bunga yang ditawarkan dalam pemberian pinjaman tanpa jaminan oleh suatu bank kepada bank lainnya dipasar uang London (atau pasar uang antar bank). Suku bunga rata- rata LIBOR dihitung dari biaya meminjam (cost of funds) dana jangka pendek tanpa agunan (unsecured) yang harus dibayar bank anggota asosiasi perbankan Inggris untuk memperoleh dana jangka pendek dari bank-bank lain. Setiap hari bank-bank terpilih ini menyerahkan laporan perkiraan cost of funds masing-masing. Kelompok ini beranggotakan 16 bank raksasa, seperti Norinchukin (Jepang), West LB (Jerman), UBS (Swiss), RBS (Inggris), RBC (Kanada), Rabobank (Belanda), JP Morgan (AS), HBOS (Inggris), HSBC (Inggris), Lloyds (Inggris), Deutsche Bank (Jerman), Credit Suisse (Swiss), Citibank (AS), Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU) dari Jepang, Bank of America, dan Barclays (Inggris). Setiap hari akan diumumkan angka LIBOR untuk 15 jenis pinjaman yang dibedakan menurut jangka waktu pengembalian (tenor)— jatuh tempo tersebut berkisar antara 1, 2, atau 3 minggu sampai 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12 bulan.—dan meliputi 10 jenis mata uang, termasuk dollar AS, euro, poundsterling, dan franc Swiss.
LIBOR digunakan sebagai referensi (benchmark) untuk suku bunga jangka pendek praktis di seluruh dunia. Kebanyakan produk-produk finansial, derivatif, dan bermacam-macam sekuritas, kontrak-kontrak keuangan, seperti kartu kredit, pinjaman, hipotek, dan sebagainya, menggunakan LIBOR sebagai acuan. Nilai keseluruhan produk finansial dan transaksi keuangan yang menggunakan LIBOR dalam penentuan harga mereka diperkirakan ratusan triliunan dollar AS (ada yang menyebutkan sampai 800 triliun dollar AS).
LIBOR menggunakan sistem “suku bunga mengambang”. "Suku bunga mengambang" adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti LIBOR, dimana cara perhitungannya dengan menggunakan sistem penambahan marjin terhadap kurs referensi.
 Karena LIBOR menunjukkan biaya yang harus dibayar bank- bank terpercaya di dunia, suku bunga itu merupakan biaya pinjaman terendah yang berlaku. Suku bunga produk keuangan lain yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga keuangan perusahaan maupun transaksi keuangan yang terjadi antarpihak diukur dengan besarnya selisih di atas LIBOR, dihitung dalam satuan basis poin, di mana 1 persen adalah 100 basis poin.
 












SIBOR
Negara-kota Singapura memiliki perekonomian terbuka kecil yang bergantung pada impor, sehingga prosedur nilai tukar yang diterapkan untuk menjaga inflasi impor di cek. Otoritas Moneter Singapura atau MAS (The Monetary Authority of Singapore) menerapkan rezim mengambang dikelola di mana dolar Singapura didirikan terhadap sekeranjang mata uang yang melibatkan mitra dagang utama negara itu. Suku bunga di Singapura karenanya dipengaruhi oleh pasar dunia, seperti yang ditentukan oleh tingkat suku bunga di negara-negara di keranjang mata uang . Karena dolar AS merupakan bagian penting dari keranjang, suku bunga dalam Singapura sebanding dengan yang di AS.


Inter - Bank Offered Rate Singapura atau SIBOR
SIBOR adalah singkatan dari Singapore Interbank Offered Rate (SIBOR) dan merupakan suku bunga referensi harian berdasarkan tingkat suku bunga di mana bank menawarkan untuk meminjamkan dana tanpa jaminan kepada bank lain di pasar Singapura grosir uang (atau pasar antar bank). Hal ini mirip dengan LIBOR yang banyak digunakan (London Interbank Offered Rate), dan Euribor (Euro Interbank Offered Rate). Menggunakan SIBOR lebih sering terjadi di kawasan Asia dan ditetapkan oleh Asosiasi Bank di Singapura (ABS). Lebih dari apa pun, SIBOR berfungsi sebagai patokan, atau suku bunga acuan untuk peminjam dan pemberi pinjaman yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam pasar keuangan Asia.
SIBOR mengacu pada suku bunga yang bank dan lembaga keuangan lainnya berlaku dalam pinjaman dana satu sama lain. Tarif harian ini didirikan oleh Asosiasi bank-bank di Singapura dan diumumkan setiap hari melalui media mainstream.
Karena lokasinya, stabilitas politik, lingkungan hukum dan peraturan yang ketat serta volume usaha yang dilakukan di Singapura, negara kota dianggap sebagai pusat utama keuangan Asia. Umumnya, pinjaman yang sangat besar untuk bisnis di daerah dan swap suku bunga yang melibatkan usaha berpartisipasi dalam perekonomian Asia akan dikutip atau dalam mata SIBOR ditambah sejumlah basis poin. SIBOR sendiri banyak melekat pada rencana kredit perumahan, jangka waktunya bisa satu bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 12 bulan tenure. Semakin lama waktunya, maka semakin tinggi suku bunganya.

COST OF FUND
Cost of Fund (biaya dana) adalah suku bunga yang dipikul atas dana yang dikumpulkan bank. Misalnya, suku bunga deposito sebesar 15% bagi bank adalah merupakan biaya dana (COF). Untuk menghasilkan suatu COF dalam persentase yang kecil agar nantinya suku bunga kredit yang didapat tidak terlalu besar, cara-cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperbesar dana yang dipinjamkan dan memperkecil suku bunga.
1.      Memperbesar Loanable Fund atau Dana Yang Dapat Dipinjamkan, maksudnya jumlah penyaluran kredit kepada masyarakat ditingkatkan sehingga tidak terdapat idle money dan bank menerima pendapatan bunga yang lebih besar lagi.

Contoh :
Total Dana Rp 6 Miliar
Bunga Rata-Rata Tertimbang 6,50%
Loanable fund yang disalurkan baru sebesar Rp 2 Miliar, kemudian diperbesar menjadi Rp 3 Miliar
Maka :
Pertama                      : COF = (6M/2M)x6,50% = 19,50%
Setelah diperbesar      : COF = (6M/3M)x6,50% = 13,00%

2.      Memperkecil Suku Bunga Dana Pihak Ketiga.
BRRT = Komposisi x SB DPK
BRRT = 0,38 x 17,00% = 6,50%
BRRT = 0,38 x 15,00% = 5,70%
COF = (6M/2M) x 6,50% = 19,50%
COF = (6M/2M) x 5,70% = 17,00%
Base Lending Rate adalah formula untuk menghitung besarnya  bunga / jasa pinjaman kepada para Debitur pada perusahaan jasa keuangan.
Base Lending Rate  menjadi sangat penting jika anda menaksir berapa bunga/ jasa yang akan anda bebankan atas kredit yang ada berikan pada para debitur atau nasabah .
Perhitungan bunga pinjaman ( Base Lending Rate / BLR )
dapat dicari melalui formula sbb :
1. Cost of Loanable Fund (COLF) = X %
2. Overhead Cost (OHC) = X % +
3. Cost of Money (COM)                  = X %
4. Risk                                                    = X % +
5. Break Even Point                          = X %
6. Spread/Mark Up = X % +
7. BLR = X %
Penjelasan:
1. Cost of Loanable Fund (COLF) adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan atas dana yang dihimpun, seperti simpanan dan simpanan berjangka serta pinjaman yang diterima
2. Overhead Cost (OHC) adalah biaya-biaya tetap yang timbul dan jumlahnya tidak tergantung pada jumlah dan jenis dana yang dihimpun. Contoh overhead cost adalah: biaya gaji/ upah,biaya penyusutan, biaya listrik, air dan telepon, dan sebagainya.
3. Risk adalah perbandingan besarnya piutang ragu-ragu terhadap jumlah rata-rata dana yang dapat dipinjamkan. Piutang ragu-ragu dapat dihitung berdasarkan analisis umur piutang,semakin rendah tingkat kolektibilitasnya, maka semakin tinggi taksiran terhadap kemungkinan timbulnya piutang ragu-ragu.
4. Spread adalah prosentase besarnya keuntungan yang diharapkan dari pinjaman yangdiberikan.
Contoh perhitungan bunga pinjaman (Base Lending Rate/BLR)
Ø  Biaya bunga atas dana yang dihimpun                   = Rp 34.300.000
Ø  Jumlah rata-rata dana yang dapat dipinjamkan = Rp 427.500.000
Ø  Overhead cost                                                                    = Rp 17.617.000
Ø  Risiko pinjaman bermasalah                                        = Rp 13.893.750
Ø  Spread yang diharapkan                                                 = Rp 2,106%
Dari data tersebut dapat dihitung:
1.  COST OF LOANABLE FUND ( COLF )
COLF =
Rp 34.300.000
Rp. 427.500.000
= x 100%
= 8,023%
2. OVERHEAD COST ( OHC )
OHC =
Rp 17.617.000
Rp. 427.500.000
= x 100%
= 4,121%
3. RISK
RISK =
Rp 13.393.000
Rp. 427.500.000
= x 100%
= 8,023%


Maka BLR adalah sebagai berikut:
1. Cost of Loanable Fund (COLF)              = 8,023%
2. Overhead Cost (OHC)                                = 4.121%
3. Cost of Money                                             = 12,144%
4. Risk                                                                  = 3,250% +
5. Break Even Point                                         = 15,394%
6. Spread/Mark UP                                          = 2,106% +
7. BLR                                                                     = 17,500%

            Risiko suku bunga dapat didefinisikan sebagai eksposur keadaan ekonomi dan keuangan suatu bank terhadap perubahan tingkat suku bunga yang tidak menguntungkan. Fluktuasi suku bunga dapat menimbulkan akibat yang negatif pada posisi ekonomi dan keuangan perusahaan yang dimunculkan lewat aset, hutang dan posisi off-balance sheets.
            Dalam perbankan, jika tingkat suku bunga menurun maka bunga deposito akan menurun dan market value dari portfolio hutang akan menigkat; sebaliknya, jika tingkat suku bunga menurun bunga pinjaman dan instrumen keuangan akan menurun dan market value dari portfolio aset akan meningkat. Fluktuasi tingkat suku bunga akan berimbas pada pendapatan bank, market value dari bank, dan jumlah intermediasi keuangan. Risiko tingkat suku bunga bergantung pada deposito, pinjaman, dan operasi keuangan off-balance sheets. Risiko tingkat suku bunga diatur dengan melakukan mismatching tingkat maturitas dan interest repricing pada aset dan hutang. Risiko tingkat suku bunga perbankan dipengaruhi oleh jumlah, struktur, maturitas, tingkat sesitivitas, dan kualitas dari aset dan hutang yang dimiliki oleh bank. Singkatnya, hal-hal yang mempengaruhi risiko tingkat suku bunga yaitu struktur maturitas dari hutang dan aset, kondisi perubahan tingkat bunga, dan spread antara interest receiveable dan inerest payable.
            Risiko tingkat suku bunga harus diatur karena fluktuasi dari tingkat suku bunga dapat berimbas kepada tingkat profitabilitas organisasi. Tindakan yang salah dalam pengelolaan risiko tingkat suku bunga dapat mengakibatkan:
·         Peningkatan biaya pinjaman bagi peminjam
·         Penurunan return untuk investor
·         Penurunan profitability khsusnya bagi penyedia jasa keuangan seperti bank.
·         Penurunan NPV (Net Present Value) bagi organisasi sebagai akibat dari perubahan discount rate (interest rate) pada nilai instrument keuangan, hedges, dan return on project.

Sumber risiko tingkat suku bunga dalam perbankan
·         Perbedaan timing maturity (untuk fixed-rate) dan repricing (untuk floating-rate) pada aset, hutang, dan off-balance sheet positions suatu bank.
·         Perubahan pada kemiringan dan bentuk yield kurva risiko.
·         Korelasi yang tidak sempurna dalam penyesuaian tingkat bunga yang didapat dan yang dibayarkan pada instrumen lain dengan karakteristik repricing yang sama.
·         Options risk yang tertanam pada berbagai aset bank, hutang, dan off-balance sheet portfolios.

Terdapat tiga metode tradisional untuk mengukur risiko tingkat suku bunga:
1.      Repricing Gap – berfokus pada perubahan net interest income.
2.      Maturity Gap – berfokus pada perubahan nilai ekuitas tanpa mempedulikan cash flows timing.
3.      Duration Gap – berfokus pada nilai ekuitas termasuk di dalamnya cash flow timing. Duration Gap merupakan metode yang paling lengkap dan tepat. Untuk mengukur risiko tingkat suku bunga.

Repricing Gap

            Repricing gap merupakan nilai uang yang menunjukkan adanya perbedaan antara nilai buku utang dan aset dengan tingkat maturitasnya (yang kemudian disebut dengan bucket). Tahapan-tahapan untuk menghitung repricing gap dengan kumulative gap:
1.      Mendata utang dan aset perusahaan beserta maturity-nya.
2.      Menghiung repricing gap dengan mencari spread antara asset dengan liabilities yang memiliki tingkat maturitas (assets-liabilities by bucket).
3.      Cumulative gap merupakan jumlah dari repricing gap yang telah dihitung.

Efek perubahan tingkat suku bunga pada pendapatan bersih (net income) perusahaan ialah

DNII = (Gap) DR

Dimana DNII adalah perubahan tahunan pada pendapatan bunga bersih (net interest income) dan DR merupakan perubahan tingkat suku bunga tahunan. Contohnya sebagai berikut:

Time Period                Assets      Liabilities     Gap      Cm. Gap
1 day                           20                    30        -10       -10
1 day - 3 months         30                    40        -10       -20
3 - 6 months                70                    85        -15       -35
6 - 12 months  90                    70        20       -15
1 - 5 years                   40                    30        10         -5
Over 5 years   10                      5           5           0

Jika tingkat suku bunga meningkat 1% hari ini, untuk tiga bulan ke depan, berapa kira-kira perubahan tahunan yang terjadi pada NII?


Jawab: DNII = (-20 million) (.01) = -200,000.

Kelemahan dari metode repricing gap ini antara lain:
1.      Tidak memperhatikan perubahan nilai pasar dari aset dan liabilitas.
2.      Agregat dari aset dan liabilitas dapat menipu ketika terdapat distribusi perbedaan maturitas.
3.      Beberapa aset atau liabilitas akan jatuh tempo lebih awal dari tanggal yang telah ditetapkan, baik secara sebagian maupun keseluruhan yang biasa disebut dengan runoffs problem.
4.      Runoffs memiliki sensitivitas terhadap perubahan tingkat suku bunga.
5.      Metode ini tidak memperhatikan item-item di dalam off-balance sheet.

Maturity Gap Model

Maturity Gap mengukur perbedaan antara maturitas rata-rata aset tertimbang (MA) dan maturitas rata-rata liabilitas tertimbang (ML).

Maturity Gap Model
 
 








Maturity Gap = (MA - ML)

Dimana  MA = WA1MA1 + WA2MA2 + WA3MA3 + … + WAnMAn
             ML = WL1ML1 + WL2ML2 + WL3ML3 + … + WLnMLn

Dengan WAi = (market value of asset i)/(market value of total assets).
                WLi = (market value of liability j)/(market value of total liab.)
                MAi is the maturity of asset i.
`               MLi is the maturity of liability j.

            Ketika (MA - ML) > 0, kenaikan pada tingkat bunga diperkirakan akan menurunkan ekuitas keuangan perusahaan, begitu pula sebaliknya. Sedangkan ketika (MA - ML) < 0, maka kenaikan pada tingkat bunga diperkirakan akan meningkatkan ekuitas keuangan perusahaan.

Duration Gap Model

Model ini merupakan alat ukur yang lebih baik dibandinkan maturity gap untuk mengukur risiko tingkat suku bunga. Rumus dari durasi itu sendiri adalah
 





                        = time weight  x  (discount cash flows)/(Bond Price)

Dimana D        = duration
            CFt       = cash flow in time period t
            Y          = yield to maturity (interest rate) per period
            T          = maturity in periods - usually semi-annual

Sedangkan rumus untuk menghitung duration gap model hampir sama dengan maturity gap model, yaitu

Duration Gap = (DA - DL)

Dimana DA = WA1DA1 + WA2DA2 + WA3DA3 + … + WAnDAn
                DL = WL1DL1 + WL2DL2 + WL3DL3 + … + WLnDLn

Dengan WAi = (market value of asset i)/(market value of total assets).
                WLi = (market value of liability j)/(market value of total liab.)
                DAi is the duration of asset i.
                 DLi is the duration of liability j.

Perbedaan antara Maturity Gap dengan Duration Gap dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Risiko Tingkat Suku Bunga dan Manajemen Utang Aset dalam Perpektif Perbankan
            Manajemen utang dan aset merupakan perpektif yang valid untuk mengukur mengendalikan, dan melalukan regulasi risiko tingkat suku bunga dalam perbankan (Abi, 1991, 1995; Gualandri, 1990; Onado, 2004; Scanella, 2005a, 2005b, 2006). Salah satu regulasi yang paling dikenal ialah Basel III dimana regulasi ini menekankan pada pengukuran dan pengendalian risiko tingkat suku bunga melalui model dan instrumen manajemen utang dan aset.
            Prinsip-prinsip manajemen dan supervisi tingkat suku bunga dikeluarkan oleh komite Basel (Basel Committee) pada Banking Supervision yang menememukan bahwa bank memiliki proses manajemen risiko yang komprehensif untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan eksposur dari risiko tingkat suku bunga. Proses manajemen risiko ini dapat dibagi ke dalam empat tahapan. Yang pertama ialah mengidentifikasi dan memahami risiko tingkat suku bunga. Tahapan yang kedua ialah menganalisis dan mengidentifikasi pemicu dan komponen utama dari risiko tingkat suku bunga. Tahapan selanjutnya yaitu mengukur risiko tingkat suku bunga, dengan menggunakan model dan pendekatan berbeda yang tersedia untuk jenis bank yang berbeda. Tahapan yang terakhir ialah manajemen risiko tingkat suku bunga yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan pengaruh dari risiko tingkat suku bunga pada pendapatan dan nilai ekonomis dari neraca bank.
            Berdasarkan manajemen utang dan aset, bank dapat menerapkan tiga tipe strategi untuk mengatur risiko tingkat suku bunga dalam perbankan:
1.      Tier matching: bertujuan mencari keseimbangan utang dan aset yang sempurna dalam hal maturitas (maturity gap) maupun durasi (duration gap).
2.      Struktur intermediasi: mengatur eksposur risiko (untuk mengatur gap yang berhubungan dengan struktur tingkat suku bunga).
3.      Hedging: mentransfer risiko dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan eksposur risiko.
            Dengan strategi yang pertama dan yang kedua, sebuah bank memodifikasi komposisi dari aset dan utang pada neraca, dalam konteks gap value, struktur maturitas, struktur tingkat suku bunga (fixed and floating). Penyebabnya ialah:
1.      Sensitivitas tingkat suku bunga bank terhadap fluktuasi tingkat suku bunga pasar.
2.      Elastisitas dari deposito dan pinjaman terhadap fluktuasi tingkat suku bunga.
3.      Customer relationship dan struktur pasar perbankan.
4.      Sekuritas dan pasar interbank.
            Strategi pertama dan kedua memungkinkan bank untuk mengatur risiko tingkat suku bunga secara internal. Kedua strategis menyarankan bank untuk mengurangi gap size dengan memodifikasi aset dan hutang. Artinya, bank mengatur aset dan utang mereka untuk mengurangi mismatch on repricing atau mismatch on duration. Dengan menyesuaikan maturitas aset dengan maturitas utang, sebuah bank dapat melindungi margin bunga dari efek perubahan tingkat bunga. Keuda strategi juga menyarankan bank untuk memperpanjang durasi utang dan/atau memperpendek durasi aset. Dengan menyesuaikan durasi portfolio aset dan durasi portfolio utang, sebuah bank dapat melindungi modalnya dari efek perubahan tingkat suku bunga.
            Strategi ketiga menerapkan pemindahan risiko pada pasar keuangan melalui instrumen derivatif. Strategi hedging dengan derivatif dapat diimplementasikan melalui dua level: micro-hedging level (bank mengambil posisi pada pasar derivatif untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan dari suatu aset maupun utang) dan macro-hedging level (bank mengambil posisi pada pasar derivatif untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan dari semua aset maupun utang). Strategi yang ketiga memungkinkan bank untuk mengatur risiko tingkat bunga secara external. Bank menggunakan derivatif keuangan untuk mengurangi risiko tingkat suku bunga melalui hedging.

Interest Risk Rate Management

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko tingkat suku bunga, terutama dalam hal penataan sensitive assets dan sensitive liabilities, antara lain:
        Maturity and Repricing
Perlu dibedakan antara pengertian maturity dan repricing. Maturity adalah jangka waktu jatuh tempo, sedangkan repricing adalah jangka waktu penetapapan kembali tingkat suku bunga. Maturity atau repricing disini merupakan maturity atau repricing yang telah disepakati oleh kedua pihak, atau yang disebut dengan “Contractual date”.
        Interest Rate Forecast
Agar bank dapat memanfaatkan peluang mendapatkan keuntungan, perlu adanya prakiraan terhadap tingkat bunga (Interest Rate Forecasting).
        Accelerating Change
Sehubungan dengan berfluktuasinya interest rate maka pengaturan posisi haruslah cepat tangga, artinya, cepat mengadakan perubahan apabila dirasa akan menguntungkan. Sebagai contoh, apabila sedang berada pada posisi short dan diperkirakan interest rate akan meningkat, maka secepatnya harus diubah ke posisi long agar dapat diperoleh keuntungan dari perubahan interest rate tersebut.
Dengan demikian, diperlukan monitoring terhadap perubahan posisi berdasarkan maturity dan repricing-nya (Gap monitoring).
Accelerating change maturity dan repricing karena perubahan suku bunga atau faktor lainnya disebut Behaviour Date, yaitu maturity atau repricing yang tidak berdasarkan kontrak yang diperjanjikan sebelumnya, misalnya suku bunga naik banyak akan membuat deposan menarik dana.

Apabila telah diketahui besarnya sensitive assets dan liabilities terhadap interest rate, maka ditempuh langkah-langkah berikut:
1.      Menyusun mismatched rate sensitivity
a.      Pengelompokan repricing/maturity schedule, yaitu penyusunan aset/liability berdasarkan schedule penetapan tingkat bunga baru (repricing schedule) dan juga skedul jatuh tempo (maturity schedule).
b.      Pengelompokan interest rate maturity, yaitu pengelompokan aset/liability berdasarkan tingkat kesensitifan terhadap interest rate.
c.       Menyusun tabel maupun grafik
Sebagai contoh adalah bank Hyphotesa pada bulan Desember 2013 memiliki posisi sebagai berikut:
        Asset Sensitive
·         Pinjaman sebesar Rp 150 milyar yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan yang akan datang, tetapi reviewing date nya pada 1 bulan yang akan datang sebesar Rp 75 milyar dan 1 bulan kemudian atau 2 bulan yang akan datang sebesar Rp 75 milyar.
·         Pembelian SBI jatuh tempo 1 bulan yang akan datang sebesar Rp 75 milyar.
        Asset Non Sensitive
Kas, bank atau aset lainnya yang tidak sensitive terhadap suku bunga sebesar RP 80 milyar dimana jatuh temponya pada 1 bulan yang akan datang Rp 30 milyar dan pada 3 bulan yang akan datang sebesar Rp 50 milyar.
        Liability Sensitive
·         Deposito sebesar Rp 150 milyar yang akan jatuh tempo 1 bulan mendatang Rp 75 milyar dan jatuh tempo 3 bulan mendatang sebesar RP 75 milyar.
·         Pinjaman yang diterima dari bank sebesar Rp 75 milyar yang belum jatuh tempo pada 3 bulan mendatang.
        Liability Non Sensitive
Giro, tabungan atau dana lainnya sebesar Rp 80 milyar yang jatuh tempo 1 bulan sebesar Rp 30 milyar dan 3 bulan sebesar Rp 50 milyar.
        Non Earning Asset dan Bearing Liability sebesar Rp 25 milyar
Dari data di atas, kemudian disusun Gap-nya sebagai berikut:

Komponen
1 bulan
3 bulan
Jumlah
A. Earning
180
125
305
     1. Sensitive
150
75
225
     2. Non Sensitive
30
50
80
B. Non Earning
10
15
25
TOTAL ASSETS
190
140
330




C. Bearing
125
180
305
    1. Sensitive
75
150
225
    2. Non Sensitive
50
30
80
D. Non Bearing
15
10
25
TOTAL LIABILITIES
140
190
330




E. GAP Volume
75
-75
0
F. GAP Procentage
50%
(100%)
0




2.      Risk analysis
            Setelah menyusun mismatched rate sensitivity, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap gap yang terjadi dalam hubungannya dengan risiko pencapaian NIM apabila terjadi perubahan suku bung, yang disebut analisis risiko.
            Keadaan positive mismatch menunjukkan bahwa sensitive assets lebih besar dari sensitive liabilities. Implikasi dari hal tersebut adalah apabila terjadi peningkatan interest rate akan menguntungkan, karena kelebihan sensitive assets akan menghasilkan pendapatan yang lebih besar sesuai dengan peningkatan interest rate. Sebaliknya apabila terjadi penurunan interest rate akan berakibat merugikan, karena kelebihan sensitive assets akan menghasilkan pendapatan yang lebih kecil sesuai dengan peningkatan interest rate.
            Keadaan negative mismatch menunjukkan bahwa tidak semua sensitive liabilities membiayai sensitive assets, atau, ada sebagian sensitive liabilities yang dipergunakan untuk membiayai non sensitive assets. Implikasi dari keadaan tersebut adalah apabila terjadi peningkatan interest rate akan berakibat merugikan, karena bearing liabilities akan meningkat sesuai dengan peningkatan interest rate, sedangkan assetnya hanya sebagian saja yang mengalami peningkatan. Sebaliknya apabila terjadi penurunan interest rate akan berakibat yang menguntungkan karena bearing liabilities-nya akan menurun sesuai dengan penurunan interest rate, sedangkan assetsnya hanya sebagian yang mengalami penurunan.
            Besar kecilnya keuntungan/kerugian yang ditanggung adalah sama dengan hasil kali perubahan interest rate dengan volume mismatchnya atau sebesar presentase mismatch dikalikan perubahan suku bunga. Dan apabila dikaitkan dengan pencapaian Net Interest Margin (NIM) berarti risiko NIM sebesar:




Atau


3.      Gap policy limit
Setelah diketahui seberapa jauh risiko yang terjadi apabila interest rate mengalami perubahan, maka pertanyaan selanjutnya ialah apakah risiko yang terjadi dapat diterima oleh bank. Dalam kaitan tersebut perlu ditetapkan limit berdasarkan kemampuan bank untuk dapat menerima risiko yang disebut Gap limit. Gap policy limit adalah suatu kebijakan untuk menetapkan batas dari gap yang dapat diterima karena perubahan suku bunga duhubungkan dengan kekuatan/kemampuan bank dalam menanggung risiko NIM

4.      Restructuring the position
Selain melakukan pengaturan dan pengontrolan posisi assets dan liabilities dalam mengelola risiko suku bunga, dapat dilakukan strategi hedging dalam mengamankan RSA dan RSL dari fluktuasi suku bunga. Hedging dilakukan dengan menerapkan satu produk yang secara garis besar menjadikan pembayaran bunga RSL match dengan penerimaan bunga RSA dari sisi tingkat suku bunga. Salah satu produk yang secara luas digunakan untuk melakukan hedging terhadap suku bunga adalah produk Interest Rate Swap (IRS)

Daftar pustaka
·         Business System Review “Interest Rate Risk in Banking: a Theoretical and Empirical Investigation through a Systemic Approach (Asset & Liability Management)” by Enzo Scanella and Dario Bennardo.
·         Interest Rate Risk Power Point from University of Connecticut School of Business (www.sba.uconn.edu/users/.../fi9-interestrisk.ppt)

·         Understanding and Managing Interest Rate Risk Finance & Treasury April 2008 from CPA Australia

Komentar

  1. KESAKSIAN!!!
      nama saya Mrs Aisha Bukafia, tinggal di Indonesia, saya seorang Muslim yang berdedikasi, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua orang yang mencari pinjaman untuk berhati-hati dengan scammers karena mereka bulan everywhere.Few lalu, saya secara finansial turun, dan karena kebutuhan saya, putus asa dan kemiskinan, saya telah scammed oleh sebuah perusahaan bernama pinjaman online. Aku tidak menyerah sampai teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman disebut Mrs Emiliana wilson yang meminjamkan pinjaman $ 40,000USD dalam 24 jam dari perusahaan pinjaman tanpa tekanan, pada awalnya itu seperti mimpi bagi saya sampai saya melihat pertama angsuran peringatan saya setelah 3 bulan. Saya mendorong sesama orang Indonesia yang membutuhkan pinjaman untuk silahkan mendaftar dan menghubungi Mrs. Emiliana wilson melalui email: emilianawilson11@gmail.com Anda juga dapat menghubungi saya melalui email: mrsaishabukafia@gmail.com untuk informasi lebih lanjut.

    BalasHapus
  2. Halo,

    Di sini datang pinjaman terjangkau yang akan mengubah hidup Anda menjadi lebih baik, saya Mrs Brian Chamber, pemberi pinjaman kredit disetujui, terakreditasi dan terdaftar di bawah pemberi pinjaman kredit kesatuan organisasi, menawarkan pinjaman kepada individu, perusahaan swasta dan orang-orang yang membutuhkan bantuan keuangan dalam rendah bunga 2%.

    Im Mrs. Brian, akan membuat yang terbaik dari layanan kami kepada semua pelamar yang sah. Anda tidak akan kecewa dengan saya dalam transaksi ini karena Anda tidak dilahirkan untuk menjadi pecundang. hubungi kami hari ini via E-mail: brianchamberloancompany@gmail.com
    Layanan kami meliputi:

    * Pinjaman Pribadi
    * Pinjaman konsolidasi Dept
    * Pinjaman Bisnis
    * Pinjaman Pendidikan
    * Ingkar janji
    * Pinjaman Dijamin
    * Pinjaman Tanpa Jaminan
    * Pinjaman hipotek
    * Pembayaran pinjaman
    * Siswa pinjaman
    * Kredit komersial
    * Pinjaman Auto
    * Pinjaman Investasi
    * Pinjaman Pembangunan
    * Dana Pinjaman
    * Pinjaman Konstruksi

    Silahkan mengisi formulir aplikasi pinjaman di bawah dan mengembalikannya kepada kami untuk kami melayani Anda lebih baik melalui e-mail:
    brianchamberloancompany@gmail.com

    FORMULIR APLIKASI:

    1) Nama Lengkap:
    2) Negara:
    3) Alamat:
    4) Seks:
    5) Status Pernikahan:
    6) Bekerja:
    7) Nomor telepon:
    8) berikutnya Kin:
    9) Pendapatan Bulanan:
    10) Jumlah Pinjaman Perlu:
    11) Istilah pinjaman:
    12) Tujuan pinjaman:
    13) Tanggal lahir:

    BalasHapus
  3. Halo semuanya
    Nama saya lismawati djumarding, saya dari indonesia. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu, saya merasa tegang secara finansial dan putus asa, saya ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman secara online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya menghubungi saya kepada pemberi pinjaman yang sangat andal yang disebut kreditur cepat Lindy Smith, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sejumlah 850 juta dalam waktu kurang dari 6 jam tanpa tekanan atau tekanan, dengan tingkat bunga rendah 2%. Saya sangat terkejut saat memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya ajukan, dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan. Jadi saya berjanji kepada Ibu Lindy bahwa saya akan membagikan kabar baik tersebut, agar orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, hubungi Mrs. Lindy melalui email: lindysmithloanfirm@gmail.com.
    Anda juga bisa menghubungi saya di email saya: lismawatidjumarding@gmail.com
    Sekarang, yang saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran angsuran bulanan saya, yang saya kirim langsung ke rekening bank perusahaan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh soal jurnal, buku besar, neraca, dan laba rugi

Contoh Soal 1 : Karyanto membuka usaha kantor Akuntan dengan nama “Karyanto Akuntan” transaksi-transaksi selama bulan Maret adalah sebagai berikut : Maret 2             Karyanto menginvestasikan sebagai modal pertama :                         Uang tunai                                                                                 Rp. 1.750.000                          Peralatan kantor                                                                        Rp. 1.500.000                         Gedung kantor                                                                            Rp. 4.250.000 Maret 5            Dibeli tunai suplai kantor seharga                                             Rp.    200.000 Maret 8            Diterima Pendapatan jasa                                                           Rp. 1.450.000 Maret 10          Bibayar upah buruh                                                                     Rp.      30.000 Maret 15          Dite

MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASI MANAJEMEN K UALITAS                     KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia serta hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Manajemen Operasi.  Makalah ini membahas tentang “MANAJEMEN KUALITAS”.             Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen Manajemen Operasi kami, yaitu bapak Dr. H. Toto Susilo Rahardjo, SE., MT serta rekan-rekan yang telah membantu hingga tersusunnya makalah ini.                 Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini. Semoga apa yang kami sampaikan dalam makal a h ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya

Menentukan Misi Perusahaan

MENENTUKAN MISI PERUSAHAAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt,Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Misi Perusahaan” .Yang ditujukan sebagai syarat dalam pembelajaran tugas mata kuliah Manajemen Strategik. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Terutama kepada Ibu Sri Rahayu Tri Astuti, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Strategik. Penulisan ini ditujukan sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Manajemen Strategik, yang mana juga sebagai tugas bagi kami kelompok 1. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi kami selaku kelompok 1, dan bagi kita semua. Kami menyadari sepenuhnya makalah ini belumlah sempurna .Seperti kata  pepatah “Tiada gading yang tak retak” , oleh sebab itu ,kami mengharapkan kritik dan saran