Langsung ke konten utama

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNGGULAN PADA BANK KONVENSIONAL DAN SYARIAH SEBAGAI PILIHAN TEMPAT MENABUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNGGULAN PADA BANK KONVENSIONAL DAN SYARIAH SEBAGAI PILIHAN TEMPAT MENABUNG
(Studi pada karyawan yang bekerja dan memiliki penghasilan di Kota Semarang)

Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: C:\Users\ASUS\Downloads\LOGO_UNDIP.jpg

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro

Disusun oleh:

ARIYO MURTI RAHARJO
NIM : 12010111130173



FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang menjadi titik vital dalam mendukung jalannya roda perekonomian Indonesia. Perekonomian Indonesia sampai saat ini dapat berjalan lancar sejahtera adalah sebagai akibat adanya kegiatan perbankan. Bank merupakan lembaga kepercayaan masyarakat, karena kegiatan operasionalnya adalah menghimpun dana dari masyarakat. Dalam kelancaran kegiatannya untuk menghimpun dana dari masyarakat, bank melakukan berbagai kegiatan pelayanan untuk mendapat kepercayaan masyarakat. Kepercayaan diperlukan untuk kelancaran bank menjalankan peranannya sebagai financial intermediary.
Kegiatan perbankan secara prakteknya dapat didefinisikan kedalam tiga aspek, yaitu funding, lending, dan service. Aspek pertama funding adalah kegiatan perbankan untuk menghimpun dana dari masyarakat. Aliran dana dari masyarakat dapat diserap melalui aspek kegiatan ini. Aspek kedua lending adalah kegiatan perbankan untuk menyalurkan dana yang telah diserap dari masyarakat untuk disalurkan pada pihak-pihak yang membutuhkan dana. Dan aspek yang terakhir adalah service, yaitu kegiatan perbankan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk produk-produk jasa. Contoh seperti Bank Card, kliring dan inkaso.
Mishkin (2001: 8), secara sederhana menjelaskan bank sebagai lembaga keuangan yang menerima deposito dan memberikan pinjaman. Ia juga menjelaskan bahwa bank merupakan perantara keuangan ( financial intermediaries), sehingga menimbulkan interaksi antara orang yang membutuhkan pinjaman untuk membiayai kebutuhan hidupnya dengan orang yang memiliki kelebihan dana dan berusaha menjaga keuangannya dalam bentuk tabungan dan deposito lainnya di bank.
Bank sebagai financial intermediary adalah bagaimana bank dapat memperoleh sumber dana dari pihak-pihak yang surplus (memiliki dana) yang kemudian menyalurkannya ke pihak yang defisit (memerlukan dana). Jika diilustrasikan, bank sebagai seseorang dengan memiliki dua tangan, tangan kanannya bertugas sebagai penghimpun dana (source of fund) dengan berbagai program untuk memperoleh dana dan tangan kiri sebagai penyalur dana (use of fund) dengan berbagai program dalam menyalurkan dana. Tangan kanan bank bergandengan dengan tangan kiri masyarakat yang berkelebihan dana dan tangan kiri bank bergandengan dengan tangan kanan masyarakat yang membutuhkan pinjaman.
 Dana dari masyarakat ini dihimpun lalu disalurkan kembali pada pihak-pihak yang membutuhkan dana yaitu dalam bentuk kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayarannya. Sesuai dengan pengertian bank menurut UU-RI No. 10/1998 tentang Perbankan, bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” (Kasmir, 2002).
Bank konvensional merupakan bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank konvensional mempunyai kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat beroperasi diseluruh wilayah Indonesia. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Konvensional berarti “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Bank konvensional dalam memaksimalkan perolehan dana dari masyarakat melakukan penawaran berupa tingkat bunga simpanan yang menarik bagi nasabah penyimpan dana, yaitu bunga setingi-tingginya. Bunga simpanan dikatakan menarik jika lebih tinggi dari pada tingkat inflasi, tingkat bunga riil diluar negeri, dan tingkat bunga bank-bank dalam negeri lainnya. Sebaliknya, bank konvensional dalam upayanya untuk mengembangkan dana yang telah dihimpunnya, bank konvensional mengeluarkan kredit kepada debitor. Agar dana yang dihimpunnya dapat berkembang pesat, bank konvensional menawarkan bunga kredit yang menarik kepada debitor, yaitu serendah-rendahnya, bahkan kalau bisa lebih rendah dari bunga simpanan.
Bunga kredit yang rendah dapat membuat pengusaha mempergiat usaha para pengusaha yang pada gilirannya dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, tingkat bunga kredit tinggi menyebabkan produktivitas masyarakat macet karena pengusaha kekurangan modal. Bank yang menawarkan bunga simpanan yang lebih rendah otomatis akan ditinggalkan oleh nasabahnya. Di lain pihak, bunga kredit yang tinggi jika dinaikan lagi akan semakin menyengsarakan masyarakat karena pada akhirnya debitor sebagai produsen akan membebankan biaya tersebut kepada masyarakat. Penerapan metode bunga semacam inilah yang sering menyebabkan perekonomian menjadi tidak stabil. Dimana dapat diambil kesimpulan bahwa bank konvensional adalah yang operasionalnya menerapkan metode bunga karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu dan menjadi kebiasaan.
Berbeda dengan penggambaran Bank Syariah, Bank Syariah dimana sistem perbankan dikembangkan berdasarkan syariah hukum Islam. Menurut pasal 1 ayat 7 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Perwataatmadja dan Antonio, 1992). Usaha pembentukan sistem pada Bank Syariah didasari oleh larangan dalam Agama Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba.  Dan dalam konsep perbankan Syariah, dijelaskan larangan berinvestasi pada usaha-usaha yang dikategorikan haram, seperti berkaitan dengan produksi makanan / minuman haram, usaha media yang tidak Islami, dll. Dimana hal ini dapat dijamin oleh perbankan konvensional.
Bank syariah dengan sistem bagi untung dan rugi (profit and loss sharing) memiliki konsep yang sangat tepat di tengah kondisi ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat. Konsep kebersamaan dalam menghadapi risiko dan memperoleh keuntungan, serta adanya keadilan dalam berusaha menjadi suatu potensi yang sangat strategis bagi perkembangan Bank Syariah di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar atau mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam (Muslim), tantangan ini sekaligus menjadi prospek yang cukup cerah untuk pengembangan Bank Syariah di masyarakat. Di samping itu bank syariah dengan sistem bagi basil (profit and loss sharing) lebih mengutamakan stabilitas di atas rentabilitas, sedangkan bank konvensional dengan sistem bunga mempunyai kelemahan utama yaitu memiliki sifat inflatoir dan cenderung diskriminatif (Sood, 2005).
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga, makin tinggi bunga, maka makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya dibank. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk berkonsumsi guna menambah tabungan (Nopirin, 2000).

Menurut (Syah, 2004) minat (interest) berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat bukan istilah yang populer karena ketergantungannya pada faktor-faktor internal seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Rangsangan yang diberikan oleh bank baik itu bank konvensional mau pun syariah untuk menarik minat menabung masyarakat terbatas pada rangsangan yang hasilnya dapat dirasakan langsung oleh nasabah. Nasabah saat ini lebih berhati-hati sebelum memutuskan bank manakah yang akan dipilih sebagai tempat untuk menginvestasikan dananya. Penilaian masyarakat terhadap bank tidak hanya terpaku pada masalah kuantitas seperti bunga bank, tetapi sudah berkembang pada persoalan kualitas, baik mengenai produk bank maupun layanannya (Palilati, 2007).
Kualitas layanan merupakan salah satu unsur penilaian konsumen terhadap perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. Nasabah tentunya memiliki harapan akan layanan yang berkualitas. Layanan yang berkualitas adalah layanan yang secara ekonomis menguntungkan dan secara prosedural mudah serta menyenangkan. Berawal dari kebutuhan itu, kemudian nasabah memperoleh layanan atas suatu kebutuhannya. Layanan yang diterima nasabah akan dipersepsikan sebagai baik, standar, atau buruk. Persepsi nasabah ini merupakan bentuk akhir pembentukan citra kualitas jasa. Persepsi nasabah terhadap kualitas layanan inilah yang merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa. Layanan yang berkualitas dapat diwujudkan melalui kinerja aspek-aspek reliability, emphaty, assurance, responsiveness, dan tangibles untuk membangun kepuasan konsumen. Kelima aspek kualitas ini bila diterapkan secara bersama dapat membangun layanan yang berkualitas prima dan memuaskan (Utami, 2004).
Alasan utama perbankan mengeluarkan berbagai kebijakan-kebijakan internal perbankannya adalah untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian. Berdasarkan beberapa penelitian seperti penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) analisis menggunakan metode ologit (Ordered Logit) menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga, fasilitas, keamanan, lokasi dan pendidikan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada nilai kritis 5% terhadap minat menabung masyarakat pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Bangkalan.  Penelitian ini ingin menguji lebih lanjut kajian mengenai pengaruh kebijakan perbankan konvensional dan syariah pada karyawan PT PJB Service yang telah bekerja antara tahun 2011 sampai tahun 2015. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNGGULAN PADA BANK KONVENSIONAL DAN SYARIAH SEBAGAI PILIHAN TEMPAT MENABUNG (Studi pada karyawan yang bekerja dan memiliki penghasilan di Kota Semarang)”.


1.2  Rumusan Masalah
Penerimaan terhadap setiap kebijakan yang dikeluarkan terkadang tidak dapat menyentuh berbagai golongan. Banyak pihak atau kalangan masih belum bisa menerima setiap kebijakan yang dipilih, terlebih lagi pada konsep perbankan. Setiap kebijakan yang dijalankan oleh perbankan akan berpengaruh pada kegiatan operasionalnya, baik itu kebijakan yang diambil oleh bank konvensional atau pun syariah. Walau pun pada umumnya kedua perbankan ini memiliki karakteristik secara umum yang berbeda, kedua lembaga ini pasti memiliki konsep kebijakan khas mereka sendiri.
Untuk meyakinkan masyarakat agar mau dana mereka dihimpun pada perbankan, baik itu perbankan konvensional atau pun syariah, maka setiap kebijakan harus bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat. Setiap resiko harus diminimalisir dengan metode yang diterapkan oleh masing-masing perbankan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, maka identifikasi masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 
1.      Apakah faktor suku bunga berpengaruh pada pemilihan tempat menabung?
2.      Apakah faktor fasilitas pelayanan berpengaruh pada pemilihan tempat menabung?
3.      Apakah faktor fasilitas ATM berpengaruh pada pemilihan tempat menabung?


1.3  Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian ini adalah :
1.      Untuk menganalisis faktor suku bunga berpengaruh pada pemilihan tempat menabung.
2.      Untuk menganalisis faktor fasilitas pelayanan berpengaruh pada pemilihan tempat menabung.
3.      Untuk menganalisis faktor fasilitas ATM berpengaruh pada pemilihan tempat menabung.


1.4  Manfaat Penelitian
1.      Bagi Perbankan
Bank yang berkepentingan dapat mengetahui kinerja kebijakan, serta dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang.

2.      Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah dan menambah pengetahuan serta wawasan khususnya yang berkaitan dengan manajemen keuangan.

3.      Bagi Pihak Lain
Memberikan wawasan bagi pembaca tentang kebijakan yang dijalankan oleh perbankan dan sebagai salah satu informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perbankan.


1.5  Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun secara berurutan yang terdiri dari beberapa bab yaitu: Bab I Pendahuluan, Bab II Telaah Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Pembahasan, dan Bab V penutup. Untuk masing-masing isi dari setiap bagian adalah sebagai berikut :
BAB I :     PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunann penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II :   TELAAH PUSTAKA
Berisi mengenai landasan teori penunjang penelitian, penelitian terdahulu yang sejenis, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
BAB III :  METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian dalam penulisan skripsi ini. Berisi tentang variabel penelitian, jenis dan sumber data, populasi data, sampel data, metode pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang digunakan.
BAB IV :  HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan inti dari penelitian, hasil analisis data dan pembahasan. Pada bab ini data-data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang telah disiapkan .
BAB V :  KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan bagian penting yang berisi tentang kesimpulan dari analisis data dan pembahasan. Selain itu juga berisi saran-saran yang direkomendasikan kepada pihak-pihak tertentu serta mengungkapkan keterbatasan penelitian.














BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Bank
Salah satu perusahaan yang menjual jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan atau lebih dikenal dengan nama bank. Bank merupakan perusahaan yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Menurut Kasmir (2000) fungsi perbankan merupakan perantara diantara masyarakat yang membutuhkan dana dengan masyarakat yang kelebihan dana, disamping menyediakan jasa keuangan lainnya. Menurut Dendawijaya (2001) bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang berlebihan dana pada waktu yang ditentukan.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 (dalam Siamat, 2005) bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas utama bank adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dananya, dimana bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik tetapi juga kegiatan tersebut harus diarahkan kepada peningkatan taraf hidup masyarakat. Sedangkan bank umum (Commercial Bank) menurut Kasmir (2000:21) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dimana bank umum dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada dan dengan wilayah operasi yang dapat dilakukan diseluruh wilayah.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perbankan adalah tempat perantara keuangan, maka faktor utama dalam menjalankan dunia perbankan adalah “trust” atau “kepercayaan” masyarakat dalam menggunakan jasa perbankan. untuk dapat meningkatkan taraf hidup rakyat tentu diperlukan modal kepercayaan masyarakat dan kepercayaan ini akan diberikan hanya kepada bank yang sehat, oleh karena itu pihak manajemen bank harus berupaya untuk dapat menjaga dan meningkatkan kinerja. Pengelolaan perbankan harus sangat diperhatikan agar dapat memperoleh keuntungan seperti tujuan utama mendirikan bank. Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama, yaitu:
1.      Bank sebagai lembaga penghimpun dana dari masyarakat.
2.      Bank sebagai lembaga penyalur dana ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit).
3.      Bank sebagai lembaga yang memberikan jasa bank lainnya seperti jasa setoran, transfer, inkaso, dan lain-lain.
Bank memberikan jasa lainnya kepada nasabah untuk meningkatkan kenyamanan kepada nasabah. Service merupakan jasa penunjang produk bank yaitu antar kelompok funding dan lending. Tujuan dari kegiatan service yang diberikan kepada nasabah adalah memperlancar jasa perbankan yang ada dan memperoleh keuntungan lainnya dalam jasa-jasa bank lainnya. Keuntungan dari transaksi jasa-jasa bank disebut fee based income dengan tingkat keuntungan yang pasti dan risiko kerugian yang kecil.
Menurut Siamat (2005) memberikan jasa-jasa bank lainnya kepada nasabah dapat berupa:
1.      Transfer, merupakan jenis pengiriman uang yang dapat menyederhanakan lalu lintas pembayaran adalah dengan pengiriman uang keluar baik dalam negeri maupun luar negeri.
2.      Kliring, cara penyelesaian utang piutang dalam bentuk warkat atau surat berharga antara bank-bank peserta kliring di suatu tempat tertentu.
3.      Inkaso, memberikan jasa penagihan kepada nasabah atas warkat-warkat kliring yang dimilikinya, termasuk warka yang diterbitkan oleh pihak atau bank yang berada di luar wilayah kliring.
4.      Letter of Credit (L/C), merupakan fasilitas yang diberikan kepada nasabah untuk mempermudah atau memperlancar transaksi jual beli, terutama transaksi internasional.
5.      Bank Garansi, dimana jaminan yang diberikan kepada nasabah untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak lain apabila nasabah yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya.
6.      Safe Deposit Box, jasa penyimpanan dokumen berupa surat-surat atau benda berharga. Safe deposit box lebih dikenal dengan nama safe loket
7.      Bank Card, jasa penerbitan kartu-kartu kredit yang dapat digunakan dalam berbagai transaksi dan penarikan uang tunai di ATM.

2.1.2 Jenis Bank
Praktik perbankan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perbankan nomor 10 Tahun 1988, dimana terdapat beberapa perbedaan jenis bank di Indonesia. Pada dasarnya perbedaan jenis bank dapat dilihat berdasarkan fungsi, kepemilikan, status dan dalam segi menentukan harga (Kasmir, 2000). Dilihat dari segi fungsinya, perbankan Indonesia terdiri :
1.      Bank Umum
2.      Bank Pembangunan
3.      Bank Pasar
4.      Bank Desa
5.      Lumbung Desa
6.      Bank Pegawai
7.      dan Bank jenis lainnya.
Namun dikeluarkan undang-undang Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 yang ditegaskan oleh undang-undang nomor 10 tahun 1998, maka jenis bank terdiri dari :
1.      Bank Umum, dimana bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2.       Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasrakan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dalam segi kepemilikan adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan dapat dilihat melalui akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Dilihat dari segi kepemilikan, jenis bank adalah:
1.      Bank milik Pemerintah, dimana akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan dimiliko oleh pemerintah
2.      Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendirian didirikan oleh swata, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta.
3.      Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, bank milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.
Bank dibedakan berdasarkan status, dimana pembagian berdasarkan kedudukan suatu bank. Kedudukan atau status menentukan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Jenis bank dilihat dari status dibagi ke dalam dua macam, yaitu:
1.      Bank Devisa adalah bank yang dapat melakukan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, seperti transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri. Kegiatan bank devisa termasuk dalam kegiatan diversifikasi pendapatan dimana pendapatan yang diperoleh tidaklah bersumber pada pendapatan bunga.
2.      Bank Non Devisa adalah bank yang belum memiliki izin untuk melakukan transaksi sebagai bank devisa. Bank non devisa merupakan kebalikan dari bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas – batas suatu negara.
Jenis bank yang terakhir dilihat berdasarkan cara menentukan harga dapat diartikan sebagai cara penentu keuntungan yang akan diperoleh. Dilihat dalam menentukan harga jual maupun beli, bank dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1.      Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Kegiatan tersebut tidak terlepas pada sejarah negara Indonesia. Kegiatan konvensiaonal lebih menekankan pada mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabah. Bank ini menggunakan dua metode, yaitu: (1) menciptakan bunga sebagai harga jual, (2) untuk jasa bank lainnya, pihak bank menetapkan biaya dimana kegiatan tersebut disebut dengan istilah fee based.
2.      Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah. Penentuan harga bank berdasarkan prinsip syariah berbeda dengan prinsip konvensional. Prinsip syariah menentukan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain baik dalam menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

2.1.3        Suku Bunga
Bunga adalah imbal jasa yang dihasilkan atas besarnya pinjaman uang yang telah dipinjam. Imbal jasa merupakan kompensasi yang diberikan atas manfaat yang diterima dari peminjaman uang apabila pinjaman uang tersebut diinvestasikan. Jumlah pinjaman disebut “pokok utang” (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu disebut “suku bunga”.
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.

2.1.4        Fasilitas Pelayanan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pelayanan adalah cara melayani. Jadi yang dimaksud disini adalah bagaimana perbankan memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Menurut Bambang Prasetyo (2007), kualitas layanan adalah hasil persepsi di benak nasabah bank setelah mereka membandingkan antara persepsi kualitas yang mereka terima dengan harapan mereka terhadap layanan tersebut.
Berbagai definisi diberikan untuk menjelaskan tentang jasa pelayanan, Kotler (2000) mendefiniskan pelayanan atau jasa adalah suatu perbuatan di mana seseorang atau suatu kelompok menawarkan pada kelompok atau orang lain sesuatu pada dasarnya tidak berwujud dan produksinya berkaitan atau tidak berkaitan dengan fisik produk. Walaupun demikian, produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya, ada produk jasa murni, ada pula jasa yang membutuhkan produk fisik sebagai persyaratan utama.
Dari batasan di atas dapat dikatakan bahwa jasa pelayanan adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang tidak berwujud, namun dapat dinikmati. Keluaran dari usaha ini tidak dapat di lihat dan di raba. Dengan demikian, jelas bahwa lembaga perbankan dapat dikategorikan sebagai suatu lembaga yang termasuk kategori pemberian pelayanan jasa, sehingga apabila ingin dilihat kinerjanya berasal dari mutu pelayanan yang dilakukan.

2.1.5 Fasilitas ATM
ATM berasal dari bahasa Inggris yaitu Automatted Teller Machine atau Mesin Teller Otomatis. Mesin ini mampu menggantikan tugas teller pada bank untuk melayani penarikan dana yang diinginkan oleh nasabah. Namun dalam perkembangannya di Indonesia singkatan ATM tersebut bisa dipanjangkan menjadi “Anjungan Tunai Mandiri” yang kurang lebih memiliki arti dan singkatan yang mirip. Setidaknya ada 2 jaringan ATM di Indonesia yaitu Jaringan ATM Bersama dan Jaringan ATM Prima. Dengan adanya ATM, seseorang bisa melakukan penarikan dan setoran uang secara mandiri.

2.2        Penelitian Terdahulu
Faktor-faktor keunggulan perbankan meningkatkan minat volume penelitian terhadap pernyataan tentang bagaimana kegiatan perbankan konvensional dan syariah mempengaruhi profitabilitas bank dalam bentuk tabungan masyarakat. Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh keunggulan perbankan sebagai tempat pilihan menabung bank adalah penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sharaswati (2010) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Menabung Masyarakat Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK Cabang Bangkalan” dimana membahas pengaruh variabel independen secara parsial (sendiri-sendiri) terhadap minat menabung masyarakat Bangkalan dan untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi minat menabung masyarakat. Berdasarkan penelitiannya ditemukan bahwa analisis menggunakan metode ologit (Ordered Logit) menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga, fasilitas, keamanan, lokasi dan pendidikan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada nilai kritis 5% terhadap minat menabung masyarakat pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Bangkalan. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada faktor-faktor yang perlu diteliti lebih dalam lagi mengenai regulasi kebijakan didalam memutuskan kebijakan internal perbankan.
 Studi lain dari Haiyan Yin, Jiawen Yang, dan Jamshid Mehran  (2013) dalam penelitian, “An empirical study of bank efficiency in China after WTO accession” meneliti bahwa kegiatan efisiensi teknis bank China selama periode 1999-2010 dimana sektor perbankan China mengalami reformasi struktural yang substansial. Berdasarkan penelitiannya ditemukan bahwa aksesi China ke WTO berpengaruh  pada efisiensi perbankan China. Masuknya Cina ke WTO mewajibkan Cina untuk meliberalisasi sistem perbankan dan membuka pintu untuk bank asing. Apakah bank domestic mampu bertahan kompetisi tergantung pada apakah bank domestik dapat meningkatkan efisiensi mereka.

2.3  Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan pada landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar perumusan hipotesis berikut disajikan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model penelitian pada gambar berikut :
Rounded Rectangle: Keputusan Pemilihan Bank sebagai tempat menabung
 











Sumber : Penelitian dari Efi Nurdiana (2008)


2.4   Hipotesis
Berdasarkan pada landasan teori, hasil penelitian sebelumnya, dan kerangka teori serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka hipotesisnya adalah :

H1 : Suku Bunga berpengaruh positif terhadap keputusan pemilihan bank sebagai tempat menabung
H2 :   Fasilitas pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan pemilihan bank sebagai tempat menabung
H3 : Fasilitas ATM berpengaruh positif terhadap keputusan pemilihan bank sebagai tempat menabung

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1  Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.1.1        Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah kondisi yang oleh peneliti diolah, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (1999) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau kegiatan yang mempunyai varian tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk pelajari dan selanjutnya penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan. Dari kedua pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Dalam penelitian variabel penelitian dibedakan menjadi 2 variabel yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lainnya. variabel bebas adalah variabel yang tidak tergantung pada variabel yang lainnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan pemilihan bank sebagai tempat menabung sebagai variabel dependent (terikat) dan untuk variabel independent (bebas) terdiri dari suku bunga, kepuasan fasilitas pelayanan, fasilitas ATM, biaya administrasi, dan capital adequacy ratio.

3.1.2        Definisi Operasional Variabel
3.1.2.1  Variabel Dependent
Variabel dependent merupakan variabel terikat dan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lainnya atau variabel independen. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan dalam pemilihan bank sebagai tempat menabung. Adapun indikator-indikator dalam keputusan pemilihan adalah :
a.       Melakukan kegiatan ulang menabung.
b.      Kepuasan saat menabung.
c.       Cepat dalam kegiatan ulang menabung. 

3.1.2.2  Variabel Independent
Variabel independent merupakan variable bebas yang mempengaruhi variabel lainnya atau variabel dependen. Variabel indpenden yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Suku Bunga
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Adapun indikator-indikator suku bunga menurut Sunariyah (2004) adalah :
a.       Daya tarik
b.      Alat moneter
c.       Pengontrol

2.      Fasilitas Pelayanan
Kualitas layanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang dipersepsikan (Perceived service) dengan tingkat pelayanan yang diharapakan (expected value).
Adapun indikator-indikator kualitas layanan menurut Lupiyodi (2001) adalah :
a. Kualitas layanan dapat diandalkan
b. Daya tanggap
c. Kesopanan dan keramahan

3.      Fasilitas ATM
Dalam istilah sederhana, ATM adalah mesin elektromekanis tanpa manusia (unmanned) yang digunakan oleh langganan bank untuk memperoleh jasa-jasa perbankan (Majalah Intisari, 1994). ATM (Automated Teller Machine) merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh perbankan. Dengan “mesin uang” ini diharapkan nasabah dapat lebih leluasa melakukan transaksi tanpa perlu bantuan teller lagi.
Adapun indikator-indikator kualitas fasilitas ATM menurut Erna (2007) adalah :
a.       Biaya administrasi
b.      Batas tertinggi penarikan
c.       Fasilitas pelayanan


3.2  Populasi dan Sampel
3.2.1        Populasi
Populasi merupakan gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seseorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah penelitian (Ferdinand, 2006:2003). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memiliki pekerjaan dan memiliki penghasilan yang bertempat tinggal di Kota Semarang. Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah data dan akan dijadikan sebagai sampel.

3.2.2        Sampel
Sampel merupakan subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin kita meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu kita membentuk sebuah perwakilan yang disebut sampel (Ferdinand, 2006). Adapun sampel penelitian diambil setelah memenuhi beberapa kriteria yang berlaku bagi penerapan definisi operasional variabel. Teknik pengambilan sampel diambil dengan teknik purposive sampling yaitu pemilihan anggota sampel dengan berdasarkan pada kriteria- kriteria tertentu, menurut ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel tersebut.

3.3  Jenis dan Sumber Data
Dalam sebuah penelitian, data memegang peranan penting yaitu sebagai alat pembuktian hipotesis serta pencapaian tujuan penelitian. Penelitian harus mengetahui jenis data apa saja yang diperlukan dan bagaimana mengidentifikasi, mengumpulkan, serta mengolah data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer 
Data primer adalah data yang berasal langsung dari responden. Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai keputusan pemilihan tempat menabung. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari studi pustaka melalui artikel majalah pemasaran, maupun artikel yang diambil dari internet untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pemilihan tempat menabung.

3.4  Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan secara tertulis yang akan dijawab oleh responden, agar peneliti memperoleh data lapangan/empiris untuk memecahkan masalah penelitian dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Supardi,2005). Cara pengumpulan data tersebut dilakukan dengan prosedur : 1) responden diberi kuesioner, 2) sambil mengisi kuesioner, ditunggu dan diberikan penjelasan jika belum jelas terhadap apa yang dibaca, 3) setelah responden mengisi kemudian jawaban tersebut ditabulasi, diolah, dianalisis dan disimpulkan. Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala Likert dari  pertanyaan yang diberikan kepada responden, yaitu :
a. Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi nilai       = 1
b. Untuk jawaban tidak setuju diberi nilai                  = 2
c. Untuk jawaban netral diberi nilai                             = 3
d. Untuk jawaban setuju diberi nilai                           = 4
e. Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai                = 5

3.5  Metode Analisis
3.5.1        Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali,2005). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 4, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Suatu indikator dikatakan valid, apabila df = n – 4 = 100 – 4 = 96 dan a = 0,05 , maka r tabel = 0,198 dengan ketentuan (Ghozali, 2005):
Hasil  r hitung >  r tabel  (0,198) =  valid
Hasil  r hitung <  r tabel  (0,198) =  tidak valid

3.5.2        Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali,2005). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan ini dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing-masing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama. Jika jawaban terhadap indikator ini acak, maka dapat dikatakan bahwa tidak reliabel (Ghozali,2005).

3.5.3        Uji Asumsi Klasik
1.      Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005). Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan grafik normal plot (Ghozali, 2005).

2.      Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan  yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2005).

3.      Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak  ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (0).

3.5.4        Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas (terikat) atas perubahan dari setiap peningkatan atau penurunan variabel bebas yang akan mempengaruhi variabel terikat  (Sugiyono,2008)

3.5.5        Uji Goodness of Fit
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai dengan goodness of fit nya. Secara statistik setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi (R2), nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah di mana Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2005).





DAFTAR PUSTAKA
Bambang Prasetyo dan Miftahul Jannah. 2007.  Metode Penelitian Kuantitatif.  (Jakarta: Raja Grafindo Persada).
Duffie, Darrell and Kenneth J. Singleton (2003). Credit Risk: Pricing, Measurement, and Management. Princeton University Press. ISBN13 978-0691090467.
Em Zulfajri dan Ratu Aprilia Senja. 1998. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Jakarta: Difa Publisher).
Hansen & Mowen. 2001. Manajemen Biaya, Edisi bahasa Indonesia, Buku Dua, Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Henry Simamora.2002. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, Phillip. 2000. Manajemen Pemasaran, Alihbahasa Benyamin Molan. Jakarta: Erlangga.

Lando, David (2004). Credit Risk Modeling: Theory and Applications. Princeton University Press. ISBN13 978-0691089294.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya,edisi ke-6. Yogyakarta: STIE YKPN.

Nurdiana, Efi, 2008, Analisis Pemilihan Bank Sebagai Tempat Menabung Dengan Metode Analytical Hierarchy Proses.

Saraswati, Dewi, 2010, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Menabung Masyarakat Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK Cabang Bangkalan.

Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya, Buku 1, edisi dua. Yogyakarta: BPFE.
van Deventer, Donald R. and Kenji Imai (2003). Credit Risk Models and the Basel Accords. John Wiley & Sons. ISBN13 978-0470820919.
Yin, Haiyan, Jiawen Yang, dan Jamshid Mehran , 2013, An empirical study of bank efficiency in China after WTO accession.

KUESIONER

Yth. Bapak/ibu/Saudara/i responden
Saya mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Diponegoro yang sedang melakukan penelitian untuk skripsi. Judul penelitian saya : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNGGULAN PADA BANK KONVENSIONAL DAN SYARIAH SEBAGAI PILIHAN TEMPAT MENABUNG (Studi pada karyawan yang bekerja dan memiliki penghasilan di Kota Semarang).
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tanggapan responden mengenai efektifnya kebijakan yang diterapkan oleh perbankan dalam menciptakan kepercayaan nasabah kepada perbankan untuk mengelola dana yang dipercayakan oleh nasabah.
Segala informasi yang diberikan dalam kuesioner ini hanya untuk kepentingan penelitian semata dan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh karena itu, saya mohon bapak/ibu/saudara/saudari untuk meluangkan sedikit waktunya untuk mengisi kuesioner ini.
Atas perhatian dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.


                                                                                                       Semarang, 28 Desember 2013



                                                                                                            Ariyo Murti Raharjo











Petunjuk:
Berilah tanda (x) pada jawaban anda.

Keterangan :
STS : Sangat tidak setuju
TS  : Tidak setuju
R  : Ragu-Ragu
S : Setuju
SS : Sangat setuju

Data Responden:
1. Jenis Kelamin :        a. Pria               b. Wanita

2. Usia  :
   a. 17-25 tahun          b. 26-35 tahun             c. 36-45 tahun             d. 46-60 tahun             e. 60-keatas

3. Pekerjaan :
     a. Pegawai Swasta                  b. Pegawai Negri    c. Wiraswasta  d. Mahasiswa   e. Lain-lain……

4. Frekuensi datang ke Bank dalam seminggu :
          a. 1-2 X                                     b. 3-5 X                       c.6-7 X                        d. 8-10 X

5. Bank apa yang Anda pilih :
a. MANDIRI              b. BNI             c. BRI             d. BCA           e. Lain-lain………..









Kualitas Produk Tabungan
Sub Variabel
No
Pernyataan
STS
TS
R
S
SS
Product Availability
1
Bank yang Anda percayai menyediakan produk yang bervariasi





2
 Produk Tabungan dilengkapi
dengan fitur produk yang lengkap (dapat digunakan untuk berbagai transaksi)





3
 Transaksi perbankan untuk produktabungan dapat dilakukan di ATM mana saja, tidak hanya di ATM Bank tersebut





Product Convenience
4
 Prosedur transaksi perbankan produk Tabungan sederhana (tidak rumit)







Sub Variabel
No
Pernyataan
STS
TS
R
S
SS
WOM
5
Saya tertarik dengan produk Tabungan Bank tersebut, karena mendapatkan saran dari rekan saya yang telah lebih awal menggunakan produk tersebut.





Lawan Bicara
6
 Saya yakin dengan rekomendasi rekan saya
karena rekan saya memberikan beberapa testimoni yang baik tentang produk Tabungan Bank tersebut






7
 Rekan saya memiliki skill persuasive  dalam menjelaskan produk Tabungan tersebut sehingga saya tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai produk tersebut.















8
Saya mendapatkan saran yang objektif dari rekan saya mengenai produk Tabungan
Bank tersebut





9
Rekan saya menyampaikan sesuatu yang menarik buat saya tentang produk
Tabungan Bank tersebut





Tindak lanjut setelah pembicaraan 
10
 Saya mencari lebih banyak informasi mengenai produk Tabungan Bank tersebut setelah melakukan percakapan
tersebut.





11
 Saya menyampaikan pesan yang saya dapatkan tentang produk Tabungan Bank tersebut kepada orang lain.








Keputusan Pembelian
Sub Variabel
No
Pernyataan
STS
TS
R
S
SS
 Faktor Budaya
12
Menabung sudah menjadi budaya saya semenjak kecil





 Faktor Sosial
13
Saya menabung di Tabungan Bank tersebut, karena teman saya
menabung di sana 





14
Saya menabung di Tabungan Bank tersebut, karena keluarga saya
menabung di sana 





15
 Dengan menabung pada Tabungan Bank tersebut dapat menaikan
status hidup saya.





 Faktor Pribadi
16
 Produk Tabungan Bank tersebut sesuai dengan jabatan kerja saya





17
 Gaya hidup saya berubah dengan adanya Tabungan Bank tersebut





 Faktor Psikologis
18
 Saya memiliki motivasi yang kuat untuk menabung di Tabungan Bank tersebut





19
 Saya yakin dengan menabung di Tabungan Bank tersebut membuat hidup saya lebih hemat






Komentar

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh soal jurnal, buku besar, neraca, dan laba rugi

Contoh Soal 1 : Karyanto membuka usaha kantor Akuntan dengan nama “Karyanto Akuntan” transaksi-transaksi selama bulan Maret adalah sebagai berikut : Maret 2             Karyanto menginvestasikan sebagai modal pertama :                         Uang tunai                                                                                 Rp. 1.750.000                          Peralatan kantor                                                                        Rp. 1.500.000                         Gedung kantor                                                                            Rp. 4.250.000 Maret 5            Dibeli tunai suplai kantor seharga                                             Rp.    200.000 Maret 8            Diterima Pendapatan jasa                                                           Rp. 1.450.000 Maret 10          Bibayar upah buruh                                                                     Rp.      30.000 Maret 15          Dite

MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASI MANAJEMEN K UALITAS                     KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia serta hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Manajemen Operasi.  Makalah ini membahas tentang “MANAJEMEN KUALITAS”.             Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen Manajemen Operasi kami, yaitu bapak Dr. H. Toto Susilo Rahardjo, SE., MT serta rekan-rekan yang telah membantu hingga tersusunnya makalah ini.                 Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini. Semoga apa yang kami sampaikan dalam makal a h ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya

Menentukan Misi Perusahaan

MENENTUKAN MISI PERUSAHAAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt,Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Misi Perusahaan” .Yang ditujukan sebagai syarat dalam pembelajaran tugas mata kuliah Manajemen Strategik. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Terutama kepada Ibu Sri Rahayu Tri Astuti, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Strategik. Penulisan ini ditujukan sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Manajemen Strategik, yang mana juga sebagai tugas bagi kami kelompok 1. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi kami selaku kelompok 1, dan bagi kita semua. Kami menyadari sepenuhnya makalah ini belumlah sempurna .Seperti kata  pepatah “Tiada gading yang tak retak” , oleh sebab itu ,kami mengharapkan kritik dan saran