BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam
era globalisasi perdagangan, kunci untuk meningkatkan daya saing suatu
perusahaan adalah kualitas. Hanya perusahaan yang mampu menghasilkan barang
atau jasa yang berkualitas kelas dunia yang dapat memenangkan persaingan
global. Kualitas atau mutu adalah
tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Istilah ini banyak
digunakan dalam dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam
kaitannya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, seperti Six Sigma, TQM, Kaizen, dll.
Menetapkan sebuah tujuan kualitas
ini sangat penting bagi perusahaan
guna membantu untuk mengembangkan kualitas produknya. Kualitas merupakan elemen
penting bagi operasi, yaitu sebagai reputasi perusahaan, kehandalan produk, dan
suatu perhatian global untuk bersaing di pasar internasional. Perusahaan juga
harus mengetahui dan tanggap terhadap kebutuhan pelanggannya, maka dari itu
perancangan pengembangan kualitas harus dilakukan oleh perusahaan secara terus
menerus.
Rumusan Masalah
Banyak perusahaan yang gagal dalam
melakukan pengembangan bisnis,
sehingga perusahaan tersebut tidak dapat beroperasi dan tenggelam di tengah
persaingan global. Kegagalan tersebut bisa diakibatkan dari penerapan strategi
atau konsep pengembangan kualitas produk yang tidak tepat. Ada beberapa hal
penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk mengembangkan tujuan kualitas:
1.
Apa itu hakikat tujuan kualitas?
2.
Bagaimana menentukan antara yang
datang pertama, tujuan atau kebutuhan?
3.
Apa itu asal tujuan kualitas dan asal tujuan kualitas
strategis?
4.
Bagaimana dasar untuk menentukan
tujuan kualitas?
5.
Apa itu hierarki tujuan kualitas?
6.
Apa itu penyebaran tujuan kualitas?
7.
Apa itu tujuan kualitas ditingkat bawah?
Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah Menetapkan Tujuan Kualitas
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui hakikat tujuan kualitas
2.
Mengetahui penentuan antara yang datang pertama,
tujuan atau kebutuhan
3.
Mengetahui asal tujuan kualitas dan asal tujuan kualitas
strategis
4.
Mengetahui dasar untuk menentukan tujuan kualitas
5.
Mengetahui hierarki tujuan kualitas
6.
Mengetahui penyebaran tujuan kualitas
7.
Menegtahui tujuan kualitas ditingkat bawah
BAB II
PEMBAHASAN
Menetapkan
Tujuan Kualitas
I.
Hakikat
tujuan kualitas.
Tujuan adalah sebuah target
pencapaian atau target prestasi yang kearah mana upaya atau usaha kita
kerjakan. Hal ini berlaku untuk :
a. Tujuan kualitas adalah sesuatu
yang ditujuka untuk mencapai target.
b. Tujuan mencakup suatu angka dan
tabel periodik.
Apakah
perencanaan kualitas mencakup penetapan tujuan kualitas?
Kita telah mendefinisikan
perencanaan kualitas sebagai:
a. Aktivitas untuk menetapkan
tujuan kualitas.
b. Mengembangkan produk dan proses
yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tersebut.
Definisi ini didasarkan pada
kenyataan bahwa hal tersebut tidak berlaku untuk rencana yang masih abstrak.
Salah satu dapat direncanakan setelah ditetapkannya atau dibuatnya tujuan.
Pernyataan tersebut berbeda jika menyangkut istilah apakah “perencanaan”
termasuk penetapan tujuan? Secra umum istilah “perencanaan strategis” hampir
selalu ditafsirkan untuk diikutsertakan dalam pembuatan tujuan strategis.
Sebaliknya, beberapa perusahaan dan akademisi menafsirkan kata “perencanaan”
hanya sebatas lingkup untuk aktifitas guna membangun saranakan yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan.
Sebagai
contoh, kebanyakan perusahaan manufaktur
atau perusahaan barang untuk mengatur
fungsional dalam departemennya yang misinya adalah “perencanaan produksi” maka
departemen ini jarang menetapkan tujuan kualitas priduk karena hal tersebut
bertanggung jawab pada departemen desain produk.
Pada bagian kedua ini, disertakan
tujuan pembuatan sebagai bagian dari peta perjalanan perencanaan kualitas.
Dalam penilaian ini, inklusi atau hasil ini sejalan dengan praktek yang banyak
diterapkan dan tren yang sedang berlaku.
Tujuan
dari taktis Kualitas
Tujuan Kualitas banyak diterapkan
pada negara maju, hal ini merupakan akibat konvergensi dari:
a. Kebutuhan manusia yang tak
terbatas,
b. Kemampuan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Kebutuhan ini kemudian menjad
tujuan kualitas dan menghasilkan bagian lain dari tujuan dalam bentuk seperti
kekhususan produk, proses dan kontrol proses.
Beralih
pada banyak tujuan kualitas sebagai tujuan taktis. Dibawah konsep tradisional q
(kecil) tujuan kualitas itu hampir secara eksklusif berada di dasar. Mereka
didirikan atau dibuat oleh departemen fungsional ditingkat tengah dan bawah
perusahaan.
Tujuan
dari Strategi Kualitas
Tujuan strategi kualitas ditetapkan
dilevel tertinggi dalam perusahaan dan merupakan bagian dari rencana bisnis
perusahaan. Pada konsep ini, tujuan strategi kualitas adalah hasil yang logis
untuk bergerak memberikan prioritas yang paling baik diantara tujuan
perusahaan. Konsep yang sama ini telah diperkuat dengan gerakan untuk
mengadopsi konsep Q (besar).
Tujuan
Strategi kualitas ditambahkan tidak hanya untuk tujuan taktis. Pembuatan tujuan
taktis selalu menimbulkan masalah yang sama, tapi seperti yang bisa dilihat
sekarang bahwa penambahan tujuan strategi kualitas memiliki efek yang cukup
besar pada seluruh pendekatan untuk menetapkan tujuan kualitas dan rencana
pembuatan strategi kualitas. Efek yang besar ini meluas ke semua peran yang
terlibat dalam pengaturan dan pembuatan tujuan kualitas.
II.
yang
datang pertama, tujuan atau kebutuhan?
Pengarang buku acuan (Juran)
mempunyai perdebatan yang sengit dengan dirinya sendiri dalam menentukan apa
langkah pertama pada perencanaan
kualitas. Apakah langkah pertama adalah tujuan kualitas ataukah langkah
pertamanya adalah identifikasi pelanggan dan apa yang mereka butuhkan?
Pertanyaan ini sama seperti pertanyaan, yang pertama ada itu ayam atau telurnya
dahulu?
Dari sudut pandang lain, penetapan
tujuan adalah yang pertama datang. Tujuan utamanya adalah supplier bisa
menetapkan sumber pendapatannya. Sebuah
langkah besar setelah mencapai tujuannya
adalah mengidentifikasi pelanggan dan apa yang mereka butuhkan. Dengan melihat
cara ini, urutan pertama adalah penetapan tujuan lalu mengidentifikasi
pelanggan. Menetapkan tujuan yang lain lalu melaksanakan identifikasi lainnya
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang lain lalu mereka membuat tujuan yang
lain lagi dan seterusnya.
Tapi ada pandangan dari sudut lain
pula yang menyatakan bahwa penetapan kebutuhan adalah langkah ertama. Beberapa
pelanggan mengakui bahwa mereka tidak puas dengan kebutuhannya. Ketidakpuasan
kebutuhan lalu menjadi motivasi dari
perilaku pelanggan. Motivasi dapat memperpanjang ke titik dimana pelanggan
aktif menetapkan kebutuhan yang bisa membuat mereka puas. Dalam peistiwa itu,
perlu mengubah pelanggan kedalam sebuah tujuan untuk memberikan target untuk
memebuhi kebutuhan mereka yang tidak puas. Setelah mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan langkah selanjutnya baru menetapkan tujuan.
Kebutuhan
pelanggan menjadi tujuan supplier
Ini menjadi jelas bahwa ada
hubungan yang intim antara kebutuhan dan tujuan. Kebutuhan seseorang bisa
menjadi tujuan orang tersebut, dan bisa juga kebutuhan seseorang menjadi tujuan
orang lain. Itu mengikuti pertanyaan siapa yang datang pertama? Yang harus
diingat bahwa ketik dua pihak yang terlibat ( pelannggan dan supplier)
msing-masing dilihat dari kebutuhan dan tujuan yang berbeda. Kebutuhan
pelanggan bisa menjadi tujuan supplier, semakin banyak menemukan kebutuhan
pelanggan maka akan semakin banyak pula
tujuan lain dari supplier. Jadi pertanyaan siapa yang datang pertama tidak akan
lengkap samai kita memperjelas dari sisi pandang sebelah mana?
Ketika Juran mendiskusikan masalah
ini, itu menjadi jelas bahwa urutan secar logis dapat diadopsi. Itu sudah jelas
terlepas dari urutan yang diadopsi. Perencanaan kualitas yang selanjutnya akan
tetap sama.
Dari hasil ini penulis menyimpulkan
tidak dengan keutusan bulat untuk “menetapkan tujuan kualitas” sebagi langkah
pertama dalam peta perjalanan perencanaan kualits. Sebuah argumen dalam
pernyataan persuasif dalam hal ini adalah tidak mungkkin untuk merencanakannya
secara abstrak, kita bisa menbuatnya setlah tujuan didirikan. Melihat cara ini, penetapan tujuan
adalah memulai perjalanan kebawah mengikuti peta perjalanan langkah
perencanaaan.
III.
Asal
Tujuan Kualitas
Tujuan
kualitas memiliki beberapa asal-usul. Dalam kasus perusahaan bisnis, banyak
dari tujuan kualitas berasal dari kebutuhan pelanggan. Setiap kebutuhan
pelanggan menjadi tujuan yang harus dipenuhi. Tujuan tersebut dapat dikatakan
didorong oleh pasar .
Tujuan
kualitas lain dapat dianggap sebagai teknologi didorong. Mereka biasanya muncul
ketika sebuah perusahaan mengembangkan konsep teknologi baru yang belum pernah
dipasarkan. Hal ini kemudian diperlukan untuk menciptakan pasar dengan
meyakinkan pelanggan bahwa mereka membutuhkan layanan yang disediakan oleh
konsep baru.
Sebuah
contoh adalah jenis "walkman" dari pemutar kaset audio. Perusahaan
yang mengembangkan produk ini tidak melakukannya dalam menanggapi kebutuhan
pelanggan yang dikenal. Ini merupakan berjudi bahwa produk bisa menciptakan
pasar.
Sebuah
sumber lebih lanjut dari tujuan kualitas adalah keinginan batin manusia.
Pengurus rumah tangga teliti mencurahkan banyak energi untuk menjaga rumah
bersih. Beberapa manajer berusaha untuk
menciptakan kesempurnaan dalam pengelolaan perusahaan.
Namun
sumber lain dari tujuan kualitas adalah mandat yang dikenakan oleh kekuatan-kekuatan
sosial : hukum, peraturan, tekanan teman sebaya, dan pola perilaku yang
dipaksakan oleh budaya.
Jelaslah
bahwa ada beberapa sumber tujuan
kualitas. Bagaimana tidak, sebagian besar tujuan kualitas dapat dikatakan
berasal dari kebutuhan pelanggan, asalkan kita memperluas definisi
"pelanggan " untuk memasukkan siapa saja yang dipengaruhi oleh
kegiatan kami.
Asal Tujuan Kualitas Strategis
Tujuan
kualitas Strategis adalah kategori khusus yang hanya baru-baru ini memasuki
rencana bisnis perusahaan. Karena konsep ini memiliki efek mendalam pada
operasi serta pada perencanaan kualitas, kita akan memeriksa kejadian yang
menyebabkan untuk membangun tujuan kualitas strategis. Pemeriksaan ini membawa
kita ke hutan semantik, karena terminologi belum juga standar, sehingga kita
akan mendefinisikan istilah kunci seperti kita pergi bersama.
Visi
Beberapa
perusahaan telah mengadopsi kata "visi" sebagai ungkapan apa yang
mereka ingin capai, atau di mana mereka ingin menjadi, suatu saat nanti.
Pernyataan visi mengambil
bentuk
seperti:
Untuk menjadi produsen berbiaya rendah
Untuk menjadi pemimpin pasar
Untuk menjadi pemimpin dalam inovasi
Untuk menjadi pemimpin yang berkualitas
Pernyataan
tersebut sendiri tidak lebih dari daftar keinginan. Publikasi laporan tersebut,
tidak peduli seberapa fasih dilakukan, tidak memberitahu orang-orang dalam
organisasi apa yang harus mereka lakukan yang berbeda dari apa yang telah
mereka lakukan di masa lalu. Pernyataan visi harus entah bagaimana diubah
menjadi daftar tujuan tertentu yang akan dicapai, bersama dengan jalan yang
harus diikuti dalam rangka memenuhi tujuan tersebut. Konversi yang dicapai oleh
proses perencanaan.
Kebijakan
Banyak
perusahaan menerbitkan panduan untuk tindakan manajerial, yang dikenal sebagai
manajemen "kebijakan". Ini mengambil bentuk seperti:
Kami akan mempromosikan dari dalam
Kami tidak akan kekurangan penjualan
Produk kami harus memenuhi persepsi pelanggan dengan kualitas yang baik
Produk
kami harus sama atau melebihi kualitas yang kompetitif
Kebijakan-kebijakan
tersebut biasanya disetujui di tingkat organisasi tertinggi, dan jangan
mempengaruhi tindakan manajerial, terutama jika mereka ditegakkan melalui audit
dan sistem penghargaan.
Dari Visi ke Tujuan
Kualitas Strategis
Visi
menyerupai keinginan. Mereka memiliki sedikit hubungan dengan realitas sampai
mereka diubah menjadi spesifik - menjadi tujuan kuantitatif yang harus dipenuhi
dalam rentang waktu tertentu.
Ketika
Ford Motor Company memulai model Taurus mobil (di awal 1980-an), salah satu
visi adalah untuk memulihkan profitabilitas. Tujuan kualitas yang berhubungan
dengan menjadi "terbaik di kelasnya".
Baru,
prioritas tinggi ditugaskan untuk kualitas, bersama dengan penerapan Big Q,
telah menciptakan tren untuk memperluas perencanaan bisnis strategis untuk
memasukkan tujuan kualitas strategis. Berikut adalah beberapa contoh aktual
tujuan kualitas strategis yang telah ditetapkan sebagai bagian dari rencana
bisnis perusahaan :
Membuat
model Taurus / Sable pada tingkat kualitas yang terbaik di kelasnya. (Ford
Motor Company)
Meningkatkan
produk dan layanan berkualitas sepuluh kali pada tahun 1989. (Tujuan Motorola
pada Januari 1987)
Mengurangi
biaya (miskin) kualitas sebesar 50 persen dalam lima tahun. (3M Corporation di
Juli 1982)
Mengurangi
kesalahan penagihan sebesar 90 persen (Florida Power & Light Company)
(perhatikan
bahwa semua tujuan di atas berkaitan dengan proses utama, yaitu : peluncuran
produk baru, layanan pelanggan, pengurangan limbah kronis, billing).
Persoalan Subjek Tujuan
Kualitas Strategis
Meskipun
keunikan industri tertentu dan perusahaan, mata pelajaran tertentu untuk tujuan
kualitas strategis diterapkan secara luas :
Kinerja produk.
Tujuan ini berkaitan dengan kinerja fitur utama yang menentukan respon terhadap
kebutuhan pelanggan : ketepatan waktu layanan, konsumsi bahan bakar, berarti
waktu antara kegagalan, sopan santun. Fitur-fitur ini secara langsung
mempengaruhi mudah terjualnya produk.
Kinerja
kompetitif. Ini selalu menjadi tujuan dalam
ekonomi berbasis pasar, tapi jarang bagian dari rencana bisnis. Kecenderungan
untuk membuat pertunjukan kualitas yang kompetitif merupakan bagian dari
rencana bisnis adalah baru-baru ini tetapi tidak dapat diubah.
Peningkatan
kualitas. Tujuan ini dapat ditujukan untuk
meningkatkan kemudahan menjual produk dan atau mengurangi biaya kualitas yang
buruk. Namun, hasil akhirnya setelah penyebaran adalah daftar resmi dari proyek
peningkatan kualitas dengan tugas terkait tanggung jawab .
Biaya kualitas
yang buruk. Tujuan dari peningkatan kualitas
biasanya mencakup tujuan mengurangi biaya karena buruknya kualitas. Sementara
biaya ini tidak diketahui dengan presisi, mereka dikenal sangat tinggi.
Meskipun kurangnya angka yang tepat, itu adalah layak, melalui perkiraan, untuk
membawa tujuan ini ke dalam rencana bisnis dan untuk menyebarkan berhasil ke
tingkat yang lebih rendah.
Kinerja proses
utama. Tujuan ini hanya baru-baru ini
memasuki rencana bisnis strategis. Tujuannya berkaitan dengan kinerja proses
utama yang multifungsi di alam, misalnya, peluncuran produk baru, penagihan,
penawaran untuk bisnis, pembelian. Untuk "macroprocesses" seperti
masalah khusus adalah : Siapa yang harus memiliki tanggung jawab untuk memenuhi
tujuan? Kita akan membicarakan hal ini segera , di bawah judul
"Menyebarkan untuk siapa ? " .
Manfaat Tujuan Kualitas
Strategi
Pembentukan
tujuan kualitas strategis adalah langkah pertama penting menuju menerjemahkan
visi jelas menjadi kenyataan. Mengambil langkah pertama ini juga menghasilkan
beberapa manfaat utama relatif terhadap kualitas:
Proses
pemilihan tujuan merangsang kesatuan tujuan antara manajer atas.
Karena
tujuan harus disetujui pada tingkat tinggi, para manajer atas menjadi pribadi
partisipatif.
Tujuan
itu merupakan bagian dari rencana bisnis jauh lebih mungkin untuk menjamin
sumber daya yang dibutuhkan.
Sistem
reward yang terkait dengan rencana bisnis membuatnya lebih mungkin bahwa tujuan
akan dipenuhi.
Nominasi Tujuan
Kualitas Strategis
Tujuan
yang dipilih untuk masuk ke rencana bisnis tahun depan idealnya dipilih dari
daftar nominasi yang dilakukan oleh semua tingkat hirarki. Hanya beberapa
nominasi ini akan bertahan pada proses penyaringan dan berakhir sebagai bagian
dari tujuan strategis. Nominasi lain sebagai gantinya dapat menjadi tujuan
untuk tingkat yang lebih rendah dalam hirarki. Banyak nominasi akan
ditangguhkan-mereka tidak mampu mengamankan prioritas yang diperlukan. Manajer
atas harus menjadi sumber nominasi untuk tujuan kualitas strategis, karena
mereka menerima masukan penting dari sumber seperti:
Keanggotaan
di dewan kualitas
Kontak
dengan pelanggan
Penelaahan
berkala terhadap kinerja tujuan kualitas
Kualitas
audit yang dilakukan oleh manajer atas
Kontak
dengan manajer atas di perusahaan lain
Tujuan Kualitas di Taktis
Tingkat
Secara
historis sebagian besar tujuan kualitas telah didirikan di tingkat menengah dan
bawah hirarki. Tujuan ini diberi mandat oleh sejumlah besar kebutuhan
pelanggan, ditambah fitur-fitur produk dan fitur terkait proses. Pola ini akan
terus selama bertahun-tahun yang akan datang.
Dalam
perusahaan yang telah pergi ke penggunaan tujuan kualitas strategis, proses
penyebaran (lihat di bawah) akan membuat tujuan kualitas tambahan yang harus
dipenuhi pada tingkat taktis.
Manajer
tinggi tidak dapat terlibat dengan tujuan-kualitas individu taktis jumlah
tujuan ini luar biasa. Namun, manajer atas dapat dan harus terlibat dengan
pendekatan mencakup hal-hal seperti perencanaan partisipatif, pendekatan
terstruktur untuk menggantikan empirisme, dan pelatihan untuk pribadi perencanaan. Kita akan
memeriksa hal ini di bab berikutnya.
IV.
DASAR
UNTUK MENENTUKAN TUJUAN KUALITAS
Hal yang paling penting dalam menetapkan kualitas adalah pilihan
dasar yang tepat
TEKNOLOGI SEBAGAI DASAR
Pada tingkat yang lebih
rendah dari hirarki, sebagian besar kualitas ditetapkan dari teknologi.
Sebagian besar
dari tujuan ini memuat spesifikasi dan prosedur yang menentukan sasaran mutu untuk tingkat supervisor dan bukan supervisor
PASAR SEBAGAI DASAR
Kualitas yang
mempengaruhi produk harus didasarkan pada
pasar, memenuhi atau melebihi kualitas pasar. Beberapa tujuan ini berhubungan dengan proyek-proyek dengan waktu yang lama. Pengembangan produk baru yang menghabiskan waktu bertahun
tahun, Komputerisasi proses bsinis, proyek konstruksi
besar tidak akan mulai beroperasi selama beberapa tahun. Dalam kasus seperti
ini tujuan harus segera ditetapkan
agar dapat memenuhi persaingan yang
diperkirakan akan ada pada saat penyelesaian proyek
Dalam
industri yang monopoli, perusahaan dapat membuat
perbandingan melalui penggunaan data industri. Di beberapa perusahaan ada
persaingan internal kinerja dari antar divisi
dibandingkan satu dengan yang lainnya.
Beberapa
pemasok internal juga memonopoli. Contohnya adalah persiapan penggajian,
pemeliharaan fasilitas, layanan kantin, dan transportasi internal. Namun, monopoli intern kebanyakan
memiliki pesaing potensial, pemasok
luar yang menawarkan untuk
menjual layanan yang sama. Jadi kualitas
pemasok intern dapat dibandingkan dengan pemasok luar
BENCHMARKING
Benchmarking
adalah cara terakhir dari konsep menetapkan tujuan berdasarkan mengetahui apa
yang telah dicapai oleh orang lain. Konsep ini meliputi penetapan tujuan didasarkan pada pasar - apa yang telah dicapai oleh pesaing eksternal.
Hal ini juga mempertimbangkan apa yang telah dicapai
oleh pesaing internal, contohnya:
anak perusahaan, divisi lain, dan
lain lain. Hal Ini menghindari risiko
penggunaan kinerja historis sebagai
dasar untuk menetapkan tujuan.
Benchmarking telah diterapkan untuk kasus-kasus seperti berikut:
Konsep yang paling baik telah digunakan dalam Ford
Taurus model automobile
Waktu
yang dibutuhkan untuk memberikan
layanan kepada pelanggan tidak lebih besar dari yang
disediakan oleh pesaing adalah cara yang efektif
Produk
baru yang diciptakan setidaknya
sama dengan produk yang digantikannya, dan setidaknya
sama dengan kualitas produk pesaing
secara tidak langsung penggunaan konsep benchmarking
adalah bahwa tujuan yang dihasilkan dapat dicapai, karena telah dicapai oleh
orang lain.
SEJARAH
SEBAGAI DASAR
Basis
ketiga dan yang digunakan secara luas
untuk menetapkan tujuan kualitas adalah
kinerja historis. tujuan kinerja masa lalu untuk beberapa produk dan proses, dasar historis adalah untuk membantu stabilitas produk. Untuk kasus lain, terutama yang melibatkan biaya yang sangat tinggi tetapi berkualitas buruk. Dasar historis telah menolong banyak kerusakan dengan membantu untuk mengabadikan kinerja yang buruk.
Selama proses
penetapan tujuan, manajer harus waspada akan penyalahgunaan
dari dasar sejarah.
Inti dari kasus biaya yang tinggi dan kualitas yang buruk
harus didasarkan pada rencana menggunakan proses peningkatan kualitas.
TUJUAN
KUALITAS ADALAH TARGET KUALITAS BERGERAK
Hal ini secara luas
diakui bahwa tujuan
kualitas harus terus berubah
untuk mengikuti perubahan
yang terus datang di dunia:
teknologi baru, kompetisi baru, gejolak
sosial, ancaman, peluang.
Apa yang tidak begitu banyak dilakukan adalah menyediakan sarana yang diperlukan untuk
mengevaluasi dampak dari perubahan
tersebut dan merevisi tujuan agar sesuai
Perusahaan menyediakan
sarana tersebut dengan
melakukan kewajiban ulasan tahunan
kinerja kompetitif dan informasi
lainnya. yang dapat menunjukkan apa yang menjadi tren dalam pelaksanaan
tersebut. Di beberapa perusahaan ada
audit mutu tahunan yang dilakukan oleh
manajer atas. Persiapan
audit ini meliputi
review perubahan yang telah
terjadi sejak audit sebelumnya
Perusahaan
yang menggunakan konsep benchmarking biasanya menekankan
bahwa mereka lebih waspada dalam mengevaluasi perubahan yang terjadi,
dan untuk memperhitungkan perubahan selama proses benchmarking.
V.
Hierarki
Tujuan Kualitas
Tujuan kualitas yang ada pada
hierarki tersusun dalam beberapa tingkatan atau lapisan. Hierarki ini cenderung
berbentuk piramida. Tujuan dan masing- masing kepentingan utama berada pada
puncak. Tujuan ini kemudian terurai menjadi tujuan sekunder, tujuan tersier,
dan sebagainya. Sejumlah tujuan yang digandakan adalah hambatan bagi kemajuan
pada tingkat hirarki yang lebih rendah. Untuk penjelasan:
Tujuan utama manusia adalah
kesehatan yang baik. Kesehatan juga merupakan
tujuan yang sangat luas. Membutuhkan perencanaan untuk memenuhi tujuan yang
melanggar istilah "sehat" ke
dalam komponen-komponennya, seperti kewaspadaan, tidak bosan, menikmati
makanan, tidur nyenyak, pemulihan yang
cepat dari penyakit, tampak baik. Pada gilirannya, setiap tujuan sekunder
tersebut terurai menjadi tujuan tersier. Sebagai contoh, tujuan sekunder
kewaspadaan terurai menjadi tujuan seperti visi yang baik, pendengaran yang
baik, dan reflek yang cepat. Kerusakan ini berlanjut sampai tercapai suatu
titik di mana dimungkinkan untuk menyediakan sarana khusus yang memungkinkan
tujuan yang harus dipenuhi, seperti kacamata untuk penglihatan yang baik.
Sebuah
hirarki yang hampir sama dengan tujuan ditemukan dalam bentuk barang. Mobil
adalah contoh yang dapat dipahami secara luas.
Tujuan
utamanya adalah transportasi yang efektif. Tujuan sekunder adalah keamanan,
kenyamanan, ekonomi, kelapangan, daya tahan, penampilan, dll (tidak harus dalam
urutan itu). Salah satunya tujuan sekunder - ekonomi menimbulkan tujuan tersier
seperti harga pembelian rendah, biaya pendanaan yang rendah, operasi dan biaya pemeliharaan rendah, dan nilai jual kembali
yang tinggi. Pada perubahannya, tujuan
tersier operasi dan biaya pemeliharaan yang rendah terurai menjadi tujuan lebih
lanjut seperti garansi, efisiensi bahan bakar, ketergantungan, dan layanan yang
memadai. Laporan ini berlanjut sampai setiap tujuan dapat diuraikan dalam
istilah teknologi.
Rincian tujuan ini merupakan bagian dari proses perencanaan
kualitas. Hirarki dari tujuan berasal dari hirarki yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Pada gilirannya, hirarki
hasil tujuan dalam hierarki fitur produk
dan fitur proses, yang akan kita kaji dalam bab-bab selanjutnya.
Akibatnya, proses perencanaan
kualitas terdiri dari serangkaian alternatif (a) penetapan tujuan dengan (b)
merencanakan bagaimana memenuhi tujuan:
Tujuan utama adalah pembuktian,
membutuhkan perincian kedalam tujuan sekunder serta mengambil
beberapa langkah menyusuri peta jalan yang
berkualitas.
Perencanaan ini kemudian dilakukan untuk
tujuan sekunder, termasuk kerusakan menjadi tujuan tersier.
Pergantian ini berlanjut sampai tujuan
menjadi spesifik, yang berarti dapat
diberikan untuk bertemu dengan mereka tanpa perlu rincian lebih lanjut.
VI.
Penyebaran
Tujuan Kualitas
Penyebaran yang
dimaksudkan di sini adalah membagi lagi tujuan dan mengalokasikan sub tujuan ke
tingkat yang lebih rendah. Dengan demikian, penyebaran mencapai beberapa tujuan
dasar :
·
Pembagian dan alokasi
berlanjut sampai mereka mengidentifikasi tindakan yang akan diambil-tindakan
tertentu yang diselesaikan agar memenuhi tujuan.
·
Alokasi tanggung jawab
menjadi lebih dan lebih memperkecil fokus sampai alokasi tersebut menetapkan
tanggung jawab tertentu untuk melakukan tindakan tertentu.
·
Siapa yang ditetapkan
untuk bertanggungjawab menganggapi dengan menentukan kebutuhan sumber daya yang
dibutuhkan dan mengkomunikasikan hal ini ke tingkat yang lebih tinggi.
Dengan demikian,
penyebaran menyediakan komunikasi baik ke atas maupun ke bawah dari hirearki.
Penyebaran juga menyediakan tingkat yang lebih rendah berkesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses perencanaan. Tujuan kualitas strategis mungkin
diusulkan oleh tingkat atas. Tingkat yang lebih rendah kemudian
mengidentifikasi tindakan tersebut, jika berhasil, akan secara bersama – sama
memenuhi tujuan. Tingkat yang lebih rendah juga menyerahkan tagihan : Untuk
melakukan tindakan tersebut, kita membutuhkan sumber daya berikut. Negosiasi
berikut kemudian sampai pada keseimbangan yang menyeimbangkan nilai memenuhi
tujuan dengan biaya melakukannya
Sifat komunikasi
dua arah dari proses penyebaran menjadi bantuan penting untuk mendapatkan
hasil. Timbal balik dari perusahaan menggunakan proses ini menganjurkan bahwa
proses ini lebih baik dari tujuan sepihak yang dirancang manager di atasnya.
Sifat komunikasi
dua arah yang sama ini membutuhkan penerima yang terlatih untuk menanggapi.
Pelatihan yang paling berguna adalah pengalaman sebelumnya dalam proyek
peningkatan kualitas.
Banyak tujuan
kualitas yang sifatnya menyeluruh proyek peningkatan kualitas “berukuran
besar”, yang akhirnya harus dipotong menjadi proyek “berukuran kecil”.
Contohnya :
1.
Sebuah tujuan kualitas
strategis disusun : Mengurangi biaya dari kualitas rendah sebesar X juta
dollar. Tujuan ini kemudian disebar ke beberapa divisi dengan merancang bagian
masing – masing. Bagian ini harus sesuai untuk dipecah menjadi proyek
“berukuran kecil”, namun, menggunakan prinsip Pareto dan alat lain dari proses
peningkatan kualitas.
2.
Tujuan maskapai
penerbangan untuk memperoleh Y persen kedatangan tepat waktu mungkin
membutuhkan proyek untuk menyelesaikan beberapa masalah seperti :
Organisasi
untuk pembuatan keputusan di pintu keberangkatan.
Kebutuhan
perbaikan di bagian yang berhubungan dengan prosedur.
Keadaan
tingkah laku dan kesadaran karyawan.
Penyebaran
Kepada Siapa ?
Untuk beberapa tingkat, penyebaran
tujuan kualitas strategis dapat mengikuti lini hirearki : korporat ke divisi ;
divisi ke departemen fungsional ; dan sebagainya. Namun, susunan ini gagal
ketika tujuan berhubungan dengan “proses makro”.
Kegiatan utama perusahaan dilakukan
dengan menggunakan jaringan interkoneksi dari proses makro. Setiap proses makro
merupakan sistem multifungsi terdiri atas rangkaian pekerjaan berurutan.
Menjadi multifungsi pada dasarnya, tidak
ada “pemilik” tunggal, dan karenanya tidak ada jawaban jelas untuk pertanyaan :
Penyebaran kepada siapa ?
Kita harus mempunyai padangan detail
terhadap kepemilikan dari proses makro dalam Bab 10, “Perencanaan Kualitas
Multifungsi”. Pada titik ini apa yang berangkutan adalah bahwa seharusnya tidak
ada ketidakjelasan untuk pertanyaan “Penyebaran kepada siapa ?” dalam
menyebarkan tujuan yang melibatkan proses multifungsi, manajer tingkat atas
harus menghadapi dengan tepat pertanyaan “Penyebaran kepada siapa ?”
Kecenderungan terhadap penyebaran tujuan
kepada tim dicontohkan dalam industri otomotif yakni kasus Ford Taurus, di mana
tujuannya mencapai “terbaik di kelasnya” menyebar menjadi “Team Taurus”
(Veraldi, 1985), dan dengan mengadopsi pendekatan tim sebaik yang didisain oleh
GM dan Chrysler.
Terdapat juga kasus yang dilaporkan di
mana tim termasuk pemasok yang terkena dampak atau badan eksternal lainnya.
Sebagai contoh dari proyek pemasok-pelanggan bersama lihat Kigarise dan Miller
(1986).
Efek Q Besar
Pertumbuhan pengadopsian konsep “Q
Besar” telah memperluas jangkauan tujuan kualitas strategis. Secara tradisional
tujuan ini mempunyai hubungan dengan hasil dari beberapa fungsi besar seperti :
·
Harga yang dibayar
untuk membeli barang dan jasa
·
Kecepatan layanan
konsumen
·
Tingkat scrap dan
pengerjaan kembali dalam manufaktur
Tujuan baru mencerminkan pertumbuhan
kesadaran tentang pentingnya proses bisnis seperti penagihan, rekruitmen,
daftar gaji, tawar-menawar kontrak. Pertumbuhan kesadaran ini jelas dalam
memunculkan tujuan kualitas strategis, seperti :
·
Memperpendek waktu utuk
siklus peluncuran produk baru (Pisano,1986)
·
Meningkatkan keakuratan
ramalan penjualan (Wolf, 1985)
·
Membangun hubungan
pemasok dalam berbasis kerja sama (Branco dan Willoughby, 1987)
Konsep “Big Q” yang sama ini telah
berjanji menyatukan kekuatan untuk menghadapi anggapan bahwa “industri saya
(atau perusahaan, fungsi, dll) berbeda”. Teknology dan pasar pasti berbeda.
Namun, proses bisnis dan proses makro cenderung sama untuk semua industri.
Sebagai tambahan, persamaan yang ada lebih besar daripada perbedaannya.
Ketetapan Sumber Daya
Sumber daya adalah harga yang harus dibayar
sebagai manfaat dari pemenuhan tujuan. Sumber daya ini dibutuhkan untuk membuat
dan mempertahankan tujuan tradisional dari manajemen keuangan seluruh
perusahaan. Lebih khusus lagi, sumber daya meliputi :
·
Usaha yang dibutuhkan
untuk membuat sistem tujuan stategis dasar, termasuk proses pengaturan tujuan
dan penyebaran, evaluasi hasil, dan pengakuan dan penghargaan.
·
Pelatihan dalam sistem
operasi
·
Usaha yang diperlukan,
di semua tingkat, untuk mengelola sistem dalam basis terus menerus.
Dalam ketiadaan beberapa bentuk dari
tujuan kualitas strategis, hambatan utama dalam membuat kemajuan kualitas yaitu
kurangnya sumber daya. Hal ini telah secara luas ditunjukan dalam usaha untuk
proyek peningkatan kualitas. Untuk mengantar proyek dalam penyelesaian dibutuhkan
beberapa sumberdaya : waktu untuk anggota tim proyek untuk membimbing proyek ;
bantuan dari teknisi dan spesialis ; pelaithan berbagai keahlian dan alat.
Dengan pengecualian beberapa aspek pelatihan,
sumber daya ini tidak cukup tersedia. Pada gilirannya, kekuranga sumber
daya telah menghentikan segala usaha untuk meningkatkan kualitas dalam skala
yang menawarkan manfaat utama.
Pendekatan tujuan strategis, menjadi
terikat pada perencanaan bisnis strategis, menawarkan cara untuk menyediakan
sumber daya yang dibutuhkan. Perencaan bisnis strategis termasuk sebuah
pendekatan positif untuk memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan bisnis startegis.
Sebagai contoh, tujuan bisnis yang umum adalah untuk meningkatkan penjualan
sebesar X persen. Proses penganggaran khususnya termasuk indentifikasi sumber
daya yang dibutuhkan : kapasistas pabrik tambahan, lebih banyak inventaris,
staf penjualan tambahan, dll. Fokus diskusi terkait dalam banyaknya penambahan
sumberdaya akan memberikan keuntungan yang dapat diterima dalam investasi.
Mereka yang kuatir mengenai “campur
tangan perusahaan” harus mencatat bahwa kegunaan tujuan kualitas strategis
memberikan saluran yang diakui untuk menghadapi masalah mendapatkan sumber
daya.
Campur Tangan Perusahaan
Di beberapa perusahaan pengaturan tujuan
kualitas strategis menghadapi perlawanan dari divisi otonomi (atau dari
departemen fungsional) dalam hal “campur tangan perusahaan”. Faktanya bahwa
membangun tujuan kualitas strategis mengurangi beberapa otonomi yang sebelumnya
dinikmati oleh divisi dan departemen ini. Pengurangan dalam otonomi seperti ini
tidak pernah diterima, bahkan jika hubungan manusianya harmonis. Di mana mereka
kurang harmonis, masalah dapat menjadi lebih parah.
Sifat dari pengurangan ini dalam otonomi
menjadi jelas jika kita melihat ke samping dalam fungsi finansial. Sebenarnya
semua perusahaan besar, kantor pusat perusahaan “campur tangan” dalam urusan
finansial divisi dalam tiga cara utama :
·
Persetujuan anggaran
finansial divisi
·
Persetujuan rencana
finansial divisi untuk memenuhi anggaran mereka
·
Peninjauan pekerjaan
finansial divisi terhadap anggaran
“Campur tangan” yang sejalan dengan
kualitas terdiri dari tindakan yang diambil kantor pusat perusahaan untuk :
·
Menyetujui tujuan
kualitas divisi
·
Menyetujui rencana
divisi untuk mencapai tujuan kualitas
·
Peninjauan kualitas
pekerjaan divisi
Perbedaan utama adalah bahwa dalam hal
keuangan praktek ini bertahan lama, sedangkan dalam hal kualitas, praktek ini
hanya di awal saja. Namun, pengenalan tujuan kualitas strategis faktanya
mengganggu monopoli sebelumnya, dan ini merupakan harga yang harus dibayar.
VII.
Tujuan kualitas di
tingkat bawah
Tujuan kualitas
Strategis jumlahnya sedikit. Namun, masing-masing sangat
penting, sehingga setiap perintah
(menjadi) perhatian manajer atas. Sebaliknya, tujuan
taktis sangat banyak
dan banyak berguna, sehingga perintahnya menjadi perhatian para tingkat yang lebih rendah
dalam hirarki. Selama ini telah
menekankan tujuan kualitas strategis
dan penyebarannya. Penekanan ini
diperlukan mengingat tren yang kuat untuk
membawa tujuan kualitas selain
tujuan kualitas taktis
yang telah berdiri lama. Namun,
tujuan strategis tentu akan mempengaruhi pola
tujuan kualitas taktis juga.
Bab lain yang membahas secara ekstensif tujuan kualitas
taktis antara lain:
Kebutuhan Costumer menimbulkan tujuan kualitas, dan akan dibahas dalam bab 4, "menentukan kebutuhan pelanggan" Fitur produk menimbulkan tujuan kualitas, dan akan dibahas dalam bab 6, "mengembangkan fitur produk". Proses fitur menimbulkan tujuan kualitas, dan akan dibahas dalam bab 7, "mengembangkan fitur proses"
Fitur kontrol proses menimbulkan tujuan kualitas, dan akan dibahas dalam bab 8, "mengembangkan kontrol proses “
Kebutuhan Costumer menimbulkan tujuan kualitas, dan akan dibahas dalam bab 4, "menentukan kebutuhan pelanggan" Fitur produk menimbulkan tujuan kualitas, dan akan dibahas dalam bab 6, "mengembangkan fitur produk". Proses fitur menimbulkan tujuan kualitas, dan akan dibahas dalam bab 7, "mengembangkan fitur proses"
Fitur kontrol proses menimbulkan tujuan kualitas, dan akan dibahas dalam bab 8, "mengembangkan kontrol proses “
Tujuan kualitas juga dihasilkan dari sumber lain,
seperti upaya untuk meningkatkan kualitas, pelatihan untuk kualitas, dan
motivasi untuk kualitas. Akan terlihat bahwa tujuan kualitas strategis yang
secara numerik hanya ujung piramida yang sangat besar, Sebagian besar (bagian
terbesar) piramida yang terdiri dari tujuan kualitas taktis.
Langkah
selanjutnya:
mengidentifikasi pelanggan
Setelah itu tujuan
kualitas masuk ke langkah berikutnya
pada peta perencanaan kualitas:
yaitu mengidentifikasi pelanggan.
Bab berikutnya dikhususkan untuk langkah itu.
Daftar poin
yang tinggi
Tujuan kualitas ditujukan pada target kualitas. Hal
ini tidak mungkin untuk merencanakan secara abstrak, karena hanya bisa setelah
tujuan telah ditetapkan. Visi memiliki sedikit hubungan dengan realitas sampai
mereka diubah menjadi tujuan kuantitatif, yang harus dipenuhi dalam rentang
waktu tertentu. Tujuan kualitas yang mempengaruhi salability produk harus
didasarkan terutama pada pasar. Dalam
kasus yang melibatkan biaya kronis yang tinggi dan berkualitas buruk, dasar
historis untuk menetapkan tujuan kualitas strategis telah melakukan banyak
kerusakan dengan membantu untuk mengabadikan kinerja pemborosan kronis. Tujuan untuk
kasus kronis
tinggi biaya
kualitas yang buruk harus
didasarkan pada
terobosan direncanakan menggunakan
proses peningkatan kualitas.
Tujuan kualitas adalah target bergerak. Dalam penggelaran tujuan
kualitas strategis, seharusnya tidak ada ketidakjelasan pada pertanyaan "deployment
(penyebaran/ menyebarkan) untuk siapa?" Pembentukan tujuan kualitas strategis
akan mengurangi beberapa otonomi sebelumnya dinikmati oleh divisi otonom dan departemen fungsional.
Tugas
untuk
manajer
atas
Manajer atas
harus menjadi sumber
nominasi untuk tujuan
kualitas strategis.
Selama proses penentuan tujuan, manajer atas harus waspada
terhadap penyalahgunaan performa historisnya sebagai dasar. Dalam penggelaran tujuan yang melibatkan proses multifungsi, manajer atas harus menghadapi jujur pertanyaan
"penyebaran untuk siapa?"
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menetapkan
sebuah tujuan kualitas ini sangat penting bagi perusahaan guna membantu untuk
mengembangkan kualitas produknya. Kualitas merupakan elemen penting bagi
operasi, yaitu sebagai reputasi perusahaan, kehandalan produk, dan suatu
perhatian global untuk bersaing di pasar internasional. Perusahaan juga harus
mengetahui dan tanggap terhadap kebutuhan pelanggannya, maka dari itu
perancangan pengembangan kualitas harus dilakukan oleh perusahaan secara terus
menerus.
Komentar
Posting Komentar