MAKALAH
SEJARAH PEMIKIRAN MANAJEMEN
HUMAN RELATIONS
Management as Moral Leadership
of
Bottom-Up Power
PENGERTIAN
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Yang dimaksud dengan hubungan antar manusia adalah
kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup
hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang dengan
orang lain dalam suatu kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati. Dalam hal ini
berusaha mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahasnya untuk
mencari pemecahan. Hubungan antar manusia yang merupakan pelaksanaan
ketrampilan dimana seseorang belajar menghubungkan diri dengan lingkungan
sosialnya
TUJUAN
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Tujuan hubungan antar manusia adalah agar tercapainya kehidupan yang harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerjasama dengan menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena di dalam masyarakat/lingkungan sosial, setiap orang mempunyai kepentingan dan harapan yang berbeda-beda atau bersaing satu sama lain. Suksesnya hubungan antar manusia sebagai akibat tidak mengabaikan sopan santun, ramah tamah, hormat menghormati dan menghargai orang lain dan faktor etika. Hubungan antar manusia yang baik akan mengatasi hambatan-hambatan komunikasi, mencegah salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia yang dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Wawancara merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan dalam hubungan antar manusia. Antara lain digunakan dalam pemeriksaan. Dalam melakukan wawancara aktivitas yang utama terletak pada pewawancara agar hubungan antar manusia dalam wawancara mendapatkan informasi yang obyektif dan akurat, maka perlu memperhatikan :
1. Cara bertanya yang baik
2. Sebagai pendengar yang baik
3. Bagaimana memulai suatu percakapan
4. Bagaimana melakukan anamnese
5. Memberikan konseling
Tujuan hubungan antar manusia adalah agar tercapainya kehidupan yang harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerjasama dengan menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena di dalam masyarakat/lingkungan sosial, setiap orang mempunyai kepentingan dan harapan yang berbeda-beda atau bersaing satu sama lain. Suksesnya hubungan antar manusia sebagai akibat tidak mengabaikan sopan santun, ramah tamah, hormat menghormati dan menghargai orang lain dan faktor etika. Hubungan antar manusia yang baik akan mengatasi hambatan-hambatan komunikasi, mencegah salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia yang dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Wawancara merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan dalam hubungan antar manusia. Antara lain digunakan dalam pemeriksaan. Dalam melakukan wawancara aktivitas yang utama terletak pada pewawancara agar hubungan antar manusia dalam wawancara mendapatkan informasi yang obyektif dan akurat, maka perlu memperhatikan :
1. Cara bertanya yang baik
2. Sebagai pendengar yang baik
3. Bagaimana memulai suatu percakapan
4. Bagaimana melakukan anamnese
5. Memberikan konseling
FAKTOR
YANG MENDASARI HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Hubungan antar manusia melibatkan individu secara utuh baik secara fisik maupun psikologis. Proses psikologÃs sangat dominan mendasari hubungan antar manusia dan merupakan faktor utama yang dalam proses internalisasi, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
1. Faktor imitasi
Imitasi atau tiruan adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu diluar dirinya. Sebelum mengikuti statu hal, ia harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. minat perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan diimitasi.
b. Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi
c. Seorang meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena akan memperoleh penghargaan social yang tinggi.
Dari syarat diatas, imitasi merupakan proses hubungan antar manusia yang menerangkan tentang mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku.
2. Faktor sugesti
Sugesti adalah proses seorang individu menerima cara pandang atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Persyaratan untuk memudahkan terjadinya sugesti pada seseorang adalah sebagaiberikut :
a. hambatan berpikir, karena rangsangan emocional, proses sugesti yang terjadi pada orang tersebut secara langsung menerima tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu segala pengaruh atau pandangan orang lain.
b. Pikiran terpecah-pecah (disasosiasi), orang yang sedang mengalami pemikiran yang terpecah-pecah, mudah terjadi sugesti.
c. Otoritas atau prestise, proses sugesti cenderung terjadi pada orang-orang yang sikapnya menerima pandangan tertentu dari seseorang yang memiliki keahlian tertentu sehingga dianggap otoritas dalam keahlian tersebut atau dari seseorang yang mempunyai prestise social yang tinggi.
d. Mayoritas, orang akan mudah menerima pandangan ketika pandangan tersebut disokong oleh mayoritas atau sebagian besar golongan atau masyarakat. Penerimaan pandangan itu terjadi tanpa pertimbangan lebih lanjut.
e. Kepercayaan penuh,penerimaan sikap atau pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut dikarenakan pandangan tersebut sudah ada pada diri individu yang bersangkutan.
3. Faktor identifikasi
Proses identifikasi berlangsung secara sadar (dengan sendirinya) irrasional, berdasarkan perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma dan cita-cita. Menurut Sigmund FreÃd, identifikasi merupakan cara seseorang anak relajar norma social dari orang tuanya. Setelah usia pubertas, identifikasi dilakukan pada orang lain. Dalam hubungan antar manusia, identifikasi merupakan proses yang mendalam dibandingkan dengan imitasi. Dorongan utama untuk identifikasi adalah ingin mengikuti, menerima jejak orang lain yang dianggap ideal bagi dirinya.
4. Faktor simpati
Simpati adalah perasaan tertarik seseorang terhadap orang lain yang timbal aras dasar penilaian perasaan. Dorongan utama yang memunculkan simpati adalah rasa ingin mengerti dan bekerja sama dengan orang lain.
Hubungan antar manusia melibatkan individu secara utuh baik secara fisik maupun psikologis. Proses psikologÃs sangat dominan mendasari hubungan antar manusia dan merupakan faktor utama yang dalam proses internalisasi, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
1. Faktor imitasi
Imitasi atau tiruan adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu diluar dirinya. Sebelum mengikuti statu hal, ia harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. minat perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan diimitasi.
b. Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi
c. Seorang meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena akan memperoleh penghargaan social yang tinggi.
Dari syarat diatas, imitasi merupakan proses hubungan antar manusia yang menerangkan tentang mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku.
2. Faktor sugesti
Sugesti adalah proses seorang individu menerima cara pandang atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Persyaratan untuk memudahkan terjadinya sugesti pada seseorang adalah sebagaiberikut :
a. hambatan berpikir, karena rangsangan emocional, proses sugesti yang terjadi pada orang tersebut secara langsung menerima tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu segala pengaruh atau pandangan orang lain.
b. Pikiran terpecah-pecah (disasosiasi), orang yang sedang mengalami pemikiran yang terpecah-pecah, mudah terjadi sugesti.
c. Otoritas atau prestise, proses sugesti cenderung terjadi pada orang-orang yang sikapnya menerima pandangan tertentu dari seseorang yang memiliki keahlian tertentu sehingga dianggap otoritas dalam keahlian tersebut atau dari seseorang yang mempunyai prestise social yang tinggi.
d. Mayoritas, orang akan mudah menerima pandangan ketika pandangan tersebut disokong oleh mayoritas atau sebagian besar golongan atau masyarakat. Penerimaan pandangan itu terjadi tanpa pertimbangan lebih lanjut.
e. Kepercayaan penuh,penerimaan sikap atau pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut dikarenakan pandangan tersebut sudah ada pada diri individu yang bersangkutan.
3. Faktor identifikasi
Proses identifikasi berlangsung secara sadar (dengan sendirinya) irrasional, berdasarkan perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma dan cita-cita. Menurut Sigmund FreÃd, identifikasi merupakan cara seseorang anak relajar norma social dari orang tuanya. Setelah usia pubertas, identifikasi dilakukan pada orang lain. Dalam hubungan antar manusia, identifikasi merupakan proses yang mendalam dibandingkan dengan imitasi. Dorongan utama untuk identifikasi adalah ingin mengikuti, menerima jejak orang lain yang dianggap ideal bagi dirinya.
4. Faktor simpati
Simpati adalah perasaan tertarik seseorang terhadap orang lain yang timbal aras dasar penilaian perasaan. Dorongan utama yang memunculkan simpati adalah rasa ingin mengerti dan bekerja sama dengan orang lain.
MARRY
PARKER FOLLET
Mary Parker Follet (3
September 1868- 18 Desember 1933) adalah seorang pekerja sosial Amerika,
konsultan manajemen, dan pelopor dalam bidang teori organisasi dan perilaku organisasi.
Ia juga mengarang beberapa buku dan banyak essay, artikel, dan pidato pada masa
demokrasi. Bersama dengan Lilian Gilbreth, Mary Parker Follet adalah salah satu
dari dua wanita hebat dan guru manajemen di awal teori klasik manajemen. Follet
lahir di Massachusetts dan menghabiskan sebagian besar awal hidupnya di sana.
Pada September tahun 1885, ia mendaftar di Anna Ticknor’s Society untuk
mengembangkan pengetahuannya di rumah. Pada tahun 1898, ia lulus dari perguruan
tinggi Radcliffe tetapi ditolak saat mendaftar gelar doctor di Harvard dengan
alas an karena ia seorang wanita.
Teori Manajemen Klasik Mary Parker Follet
Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Karena organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih maka pengelolaan
organisasi tidak akan lepas dari pembahasan kekuasaan.
Menurut keyakinan Mary Parker Follet, bahwa tak seorangpun dapat menjadi
manusia utuh kecuali sebagai anggota suatu kelompok. Dengan itu juga Follet
membenarkan pendapat Henry Fayol yang mengatakan bahwa pekerja dan manajemen
mempunyai kepentingan yang sama sebagai anggota organisasi yang sama. Namun
Follet juga percaya bahwa adanya perbedaan semua antara manajer dan bawahan
menutupi hubungan alami ini. Follet berpendapat bahwa agar manajemen dan
pekerja benar-benar dapat menjadi bagian dari suatu kelompok, pandangan
tradisional harus ditinggalkan. Sebagai contoh, ia percaya bahwa kepemimpinan
harusnya tidak datang dari kekuatan otoritas formal (tradisional), tetapi harus
dari keahlian dan pengetahuan manajer yang lebih tinggi. Manajer cukup menjadi
orang yang paling mempunyai bekal untuk memimpin kelompok.
Namun, dalam hal ini, pemikiran Mary Parker Follet, mengenai
circular behaviour atau perilaku yang saling mempengaruhi diantara
anggota organisasi, perlu diperhatikan. Prinsip kekuasaan menurut
Mary Parker Follet adalah tidak berada di atas tetapi bersama, sehingga distribution
of power getting things done through other people,
sangat mudah dimengerti sebagai sebuah penjelasan apa itu manajemen dibanding
pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh manajemen dan perilaku organisasi yang lain. itu
menjadi sangat penting untuk manggerakkan organisasi.
Distribusi kekuasaan terjadi secara berjenjang dan
mencerminkan penjenjangan organisasi, dari tingkat paling tinggi ke tingkat
paling rendah. Masing-masing tingkat memiliki fungsi yang berbeda-beda namun
terangkai dalam satu sistem jaringan organisasi yang saling melengkapi dan
membutuhkan untuk mewujudkan tujuan organisasi secara bersama. Jadi,
kolektifitas usaha itu tidak lain adalah rangkaian kegiatan dari masing-masing
fungsi dalam sistem jaringan organisasi. Dengan kata lain, kerjasama untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran organisasi yang dilakukan oleh
fungsi-fungsi organisasi atau unit-unit organisasi adalah sebuah usaha kolektif
yang dilakukan oleh semua anggota organisasi.
Persepsi individu mengenai organisasi terbangun dalam proses
belajar individu melalui komunikasi individu dengan kelompoknya. Selanjutnya,
interaksi terjadi pula dalam komunikasi antar kelompok dalam struktur kelompok
dimana pemimpin berperan. Yang terakhir, pemimpin melalui struktur dan disain
organisasi serta kebijakan dan peraturan organisasi berusaha untuk membentuk
budaya organisasi di tingkat sistem. Namun demikian, ketika obyek dari
peratutan dan kebijakan organisasi, struktur dan disain organisasi, dan budaya organsasi
adalah manusia dan kelompok maka interaksi yang saling mempengaruhi akan
terjadi secara timbal balik. Inilah sebenarnya esensi perilaku sirkular dalam
sebuah organisasi.
Pada
struktur organisasi yang ditayangkan pada Peraga diatas tampak jelas bagaimana
pemimpin organisasi secara strtuktural bukan hanya mendistribusi sebagian
kekuasaannya kepada jenjang organisasi dibawahnya melalui para manajer namun
juga mentransformasi gagasan-gagasan, sistem nilai serta kompetensi agar
organisasi berjalan sesuai dengan arah dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Mereka adalah rantai manajemen antar jenjang organisasi, yaitu para
manajer. Para manajer ini yang memainkan peran strategis yaitu komunikasi dalam
organisasi Dengan kata lain, para pemimpin organisasi di satu sisi membutuhkan
dukungan anggota organisasi melalui jenjang–jenjang organisasi, namun di sisi
yang lain menghendaki agar gagasan-gagasan mereka dijalankan dengan sistem
nilai yang dikehendaki oleh organisasi. Disinilah sebenarnya proses interaksi
yang saling mempengaruhi tersebut terjadi dimana setiap pemimpin unit
organisasi adalah rantai manajemen pada setiap jenjang organisasi yang akan
menjadi jembatan bagi transformasi gagasan dan kompetensi mengenai sistem nilai
yang dikembangkan dalam organsiasi.
Masing-masing rantai manajemen mempunyai domain dan
karakteristik keahlian manajerial yang berbeda, juga dibidang dimensi
waktu perencanaan serta Proses Manajemen. Semakin tinggi jenjang manajemen maka
semakin stratejik proses manajemen dan berdimensi jangka panjang, oleh rena itu
membutuhkan keahlian manajerial yang lebih bersifat konseptual. Sebaliknya,
semakin rendah jenjang manajemen maka proses manajemen semakin taktis dan
berdimensi waktu pendek sehingga keahlian manajerial juga semakin fokus kepda
domain fungsi operatif manajemen.
Hubungan antar jenjang manajemen dijalin oleh rantai
manajemen yaitu manajer-manajer fungsi. Peran manajemen sebagai proses
Perencanaan hingga Pengendalian sangat krusial disini agar semua anggota
organisasi bergerak dan berperilaku sesuai dengan harapan organisasi. Maka
sistem pengendalian manajemen harus ada dan didisain sesuai dengan kebutuhan
manajemen.
"Hukum situasi" adalah ide
Follett untuk menemukan
beberapa kebebasan dalam sebuah
perusahaan, sebuah metode yang bos
dapat otoritasnya dengan bebas. "Ketaatan
kepada seseorang adalah perbudakan, tetapi ketaatan
kepada situasi konsisten dengan
dorongan demokrasi menuju pemerintahan sendiri, yang adalah" esensi dari manusia. "
"Pesanan" mengasingkan karyawan dengan
menolak pemerintahan mereka sendiri. Seorang pemimpin terampil meminimalkan perintah dengan
memfokuskan pengikut pada
tuntutan situasi: "Pekerjaan
kita adalah bukan bagaimana membuat orang untuk mematuhi perintah, tapi bagaimana
untuk merancang metode yang kita dapat menemukan urutan
integral situasi tertentu." Setelah situasi telah memberikan order, "karyawan dapat mengeluarkan ke majikan,
serta majikan kepada
karyawan." Dengan kata lain, para pengikut sering pemimpin,
dan pemimpin pengikutnya. Keterampilan pemimpin yang
paling diabaikan adalah "persekutuan.
Kemitraan mengikuti," kata Follet, adalah "dasar
kepemimpinan industri" untuk menciptakan "tugas
bersama dan tanggung jawab bersama."
Penekanan Follett tentang "persekutuan"
tidak membuatnya pendukung dari beberapa ide radikal-yang asal sebayanya 'dieksplorasi
dalam dua bab ,kekuatan itu adalah bottom
up dan otoritas fiksi. Ketika dia mengatakan bahwa "otoritas tertinggi" adalah "ilusi," ia menyangkal
finalitas, bukan wewenang. Karena hubungan dunia
nyata tidak pernah satu arah,
otoritas tidak mutlak, tetapi itu tidak berarti itu tidak ada. Dia hanya memperingatkan
kuat bahwa ketaatan pengikut mereka 'tidak pernah murni pasif. Bentuk
bundar kreatif pengalaman berarti bahwa selalu ada "datang-kembali."
Kekuatan hukum situasi bisa dilihat, Follet percaya,
dalam kekalahannya dari presiden. Sebagai seorang ilmuwan politik muda, dia
tidak setuju dengan ide Woodrow Wilson untuk perubahan struktural untuk
meningkatkan hubungan antara eksekutif dan Kongres. Dua dekade kemudian, dengan
Wilson di Gedung Putih, dia tidak setuju dengan pasca-Perang Dunia I berencana
untuk Liga Bangsa-Bangsa untuk menjaga perdamaian. Follett jeli memperingatkan
bahwa "kita tidak akan pernah mampu membuat penyelesaian internasional dan
mendirikan beberapa kekuatan untuk menegakkan itu, penyelesaian harus seperti
memberikan momentum tersendiri”
Kemudian, dalam tulisan-tulisan manajemen, dia kembali ke kegagalan Wilsons untuk memimpin Amerika Serikat ke Liga dihargai nya Bangsa. Alih-alih mengikuti hukum situasi, ia telah mencoba untuk memaksakan visi pribadinya pemerintahan dunia, memprovokasi kemarahan "pengikut" di Kongres untuk melawan dia. "Salah satu tragedi sejarah," menurut Follet, "adalah bahwa Woodrow Wilson tidak mengerti kepemimpinan.
Follett memperingatkan bahwa "semua pembicaraan
tentang pengorbanan kepentingan yang ruinously sentimental." Untuk
mencapai perdamaian, "kedaulatan yang tidak didaulatkan”
Pesan ini tidak bisa lebih relevan dalam bisnis saat ini.
Dalam hubungan karyawan tidak kurang dari urusan internasional, permohonan
pengorbanan diri adalah Kesalahan sentimental Produsen harus menyerahkan
sebagian kekuasaannya untuk mendapatkan semangat kepuasan dalam pabrik. "
Perusahaan harus melihat keluar untuk kepentingan laba
dan produktivitas. Cara terbaik bagi pengusaha dan karyawan untuk datang
bersama-sama tidak dengan mengorbankan kepentingan mereka tetapi dengan
mengintegrasikan mereka.
Follett telah hancur pada bulan Desember tahun 1925 oleh kematian Isobel Briggs. Beberapa surat Follett yang bertahan dari periode ini dan membuktikan kesedihan. Namun dalam beberapa tahun, ia menemukan pasangan baru di Inggris yaitu Dame Kathrine Furse.Tahun-tahun terakhir di Inggris tidak selalu senang untuk Follett, menurut Dame Katharine, "sering menderita secara fisik," mungkin dari kanker terdiagnosis ditemukan setelah kematiannya.
Follett telah hancur pada bulan Desember tahun 1925 oleh kematian Isobel Briggs. Beberapa surat Follett yang bertahan dari periode ini dan membuktikan kesedihan. Namun dalam beberapa tahun, ia menemukan pasangan baru di Inggris yaitu Dame Kathrine Furse.Tahun-tahun terakhir di Inggris tidak selalu senang untuk Follett, menurut Dame Katharine, "sering menderita secara fisik," mungkin dari kanker terdiagnosis ditemukan setelah kematiannya.
Ide Follett tentang korporasi sebagai pribadi menawarkan lebih asli Model masyarakat dari konsep saat ini budaya perusahaan, sangat membantu dalam memperkuat keyakinan manipulator 'bahwa mereka dapat mengubah perilaku orang dan nilai-nilai tanpa mereka menyadarinya. Idenya pemimpin sebagai pengikut dan sebaliknya tidak moral mengisolasi manajer dalam cara bahwa banyak guru kepemimpinan hari ini kita lakukan dengan berfokus pada kepribadian pemimpin, implisit memisahkan mereka dari pengikut. Follett lebih mendalam menjelaskan bagaimana integrasi kepentingan dan keinginan orang tumbuh dalam kelompok tanpa realistis meminimalkan daya bos atau karyawan.
GEORGE ELTON MAYO
Elton Mayo-orang yang akan
menginspirasi "perilaku organisasi," sekarang program yang dibutuhkan di sekolah-sekolah bisnis di seluruh dunia-sedih mengembara
jalanan, menderita perasaan gagal dan tidak
berharga. Setelah gagal dalam dari
University of Adelaide di Australia, Mayo telah
mencoba University of Edinburgh
dan kemudian Rumah Sakit St George, London, dengan tidak lebih beruntung.
Pada tahun 1947, dalam kuliah terakhirnya di Harvard
Business School, ia akan mendeklarasikan, "The soliter yang bekerja
sendiri selalu orang yang sangat bahagia."
Mayo kemudian mengatakan, "penghinaan dan frustrasi masyarakat industri baru dipaksakan untuk pekerja. Bergabung Masyarakat Debating, ia membawa resolusi bahwa "rumahnya menyambut kejatuhan terbaru dari Departemen Tenaga Kerja di Australia.
Mayo kemudian mengatakan, "penghinaan dan frustrasi masyarakat industri baru dipaksakan untuk pekerja. Bergabung Masyarakat Debating, ia membawa resolusi bahwa "rumahnya menyambut kejatuhan terbaru dari Departemen Tenaga Kerja di Australia.
George Mayo belajar teknik di University of Glasgow,
tetapi membuat karir di Australia di bidang real estate, comedown dari Dokter
tua Status sosial Mayo. Tapi dia bisa mengambil kenyamanan dalam profesi
anak-anaknya keberhasilan, semuanya tapi Elton pemenang perbedaan dalam bidang
kedokteran dan hukum, dan salah satu dari mereka bahkan mendapatkan seorang
ksatria.
Disponsori oleh Mitchell, Mayo mendarat dosen di
Universitas baru Queensland, di Brisbane, di mana ia menemukan istri “ Dorothea
Mc-Connel”, Mayo mengalami beban mengajar berat dan putus asa menderita rapat
komite dan administrasi kerepotan membangun universitas baru.
Mayo menjadi psikoanalis pertama yang berlatih di
Australia ketika Brisbane dokter, audit kuliah psikologinya. Dia mendapat ide
utamanya psikologis dari teori Janet kepribadian disosiasi.
Mayo, dengan pengalamannya di Universitas Pria Bekerja
London ini, mungkin tampak dilengkapi dengan baik untuk panas ideologis
Brisbane. Mitchell, Adelaide dosennya, meyakinkan fakultas Queensland bahwa
Mayo akan "Berbuat banyak untuk mempromosikan studi filsafat di luar
Universitas serta seperti di dalamnya. "Mayo hidup sampai janji mentornya
dengan mendirikan sukses Cabang Asosiasi Pendidikan di Brisbane
Mayo keliru melihat Perang Dunia I, dimana Australia telah dimasukkan pada sisi ibu negara, sebagai sebuah kesempatan untuk menciptakan patriotik sosial harmoni di Queensland. Dia berani memperoleh wawancara dengan Perdana menteri sosialis Queensland, "Red Ted" Theodore, dan mendesak dia untuk menyerah perjuangan kelas. Di tempat sosialisme, Mayo mengusulkan koperasi sindikalisme yaitu, industri dan asosiasi perdagangan terdiri dari kedua pekerja dan pengusaha untuk mencegah sindikalisme revolusioner dari berbagai IWW. Sosialis Perdana sopan menolak profesor terhormat dan diadakan untuk programnya regulasi bisnis dan belanja sosial.Demokrasi dan Kebebasan Mayo menuduh bahwa demokrasi politisi, seperti psikoanalis, menggunakan asosiasi kata untuk memasuki fobia sadar. Tapi tidak seperti terapis yang mencoba untuk mengintegrasikan kepribadian, pencari kantor terlibat dalam "bermoral usaha" membagi
pemilih. Terapis, bukan politisi, memiliki obat untuk neurosis pekerja, seorang ide yang akan membuat Mayo sangat menarik bagi pengusaha Amerika dan ilmuwan sosial.
Mayo berpendapat, Kesempatan terbaik untuk menciptakan
"tujuan sosial umum" hancur oleh politisi demokratis. Dalam bukunya
langsung dilupakan, Mayo menciptakan alternatif untuk tradisional teori
demokrasi bahwa ia akan mengajarkan kepada manajemen Amerika dalam seperempat
abad berikutnya. Mayo membayangkan sebuah manajemen terapi untuk menyembuhkan
mereka yang negatif lamunan miring mereka terhadap organisasi umum
tujuan.
tujuan.
Mayo disukai monopoli perusahaan untuk mempromosikan harmoni sosial. Gratis ideolog pasar terjawab biaya kompetisi di divisi sosial: "Monopoli, pada sisi lain, hampir tidak bisa gagal menyadari, jika cerdas ditangani, bahwa layanan sosial adalah tugas utamanya. "Manajer bebas dari kompetisi akan melihat "bahwa faktor manusia adalah sama pentingnya dengan yang lain dalam soal organisasi Industri”
Mengelola Ilmu Sosial Amerika
Pada tahun 1922,
Universitas Queensland memberi Mayo ijin cuti untuk studi di luar negeri. Dia
memutuskan untuk ke London dan berharap untuk menemukan pekerjaan yang permanen
di sana. Namun karena kekurangan uang, Mayo berencana melakukan perjalanan
melalui California. Tiba di San Francisco, ia memutuskan belajar kuliah di
Berkeley, namun hal itu menyebabkan ongkos perjalanannya ke inggris habis.
Terjebak di Amerika Serikat dengan dana kurang. Ia merasa putus asa dan
sehari-hari hanya berjalan-jalan di kota. Untuk mengatasi hal tersebut Mayo
berjuang menghindari hal-hal negatif dan berusaha untuk bersosialisasi dengan
orang lain. Suatu saat, Ia mendapati dirinya diundang ke sebuah konferensi di
Stanford, di mana dia mendapatkan banyak pujian karena pernyataannya tentang
pertahanan cerdas psikologi mendalam terhadap serangan behavioris. Dan di situ ia
mendapatkan tawaran pekerjaan.
Keberuntungan datang ketika Mayo makan
siang di Bohemian
Club yang eksklusif bersama dengan Vernon
Kellogg, sekretaris Dewan Riset Nasional. Vernon Kellog merupakan lulusan Stanford, Kellogg bekerja
dengan sesama alumni Stanford, Herbert Hoover, pada
bantuan makanan Eropa pada masa setelah
perang. Sekarang dia juga
membantu mengatur Dewan Penelitian
Ilmu Sosial untuk mendapatkan dukungan dari Rockefeller Foundation. Terkait
erat dengan ide Hoover untuk mengelola masyarakat pekerja.
Mayo menawarkan sebuah visi psikologi
industri sebagai cara untuk
mencegah pemogokan oleh pekerja dan untuk
menyembuhkan penyakit mental pekerja serta membuat
mereka menjadi lebih
mudah untuk diatur. Selama beberapa bulan, Mayo membuat konferensi dan
bertemu dengan J.B. Watson
ahli behaviorisme, AA Brill sebagai psikoanalisis, dan John Dewey sebagai psikologi sosial untuk mendukung ide-idenya. Selain itu ia juga menjalin hubungan dengan penyokong dana, terutama psikolog Beardsley Ruml, direktur
dari Laura Spelman
Rockefeller Foundation. Ruml telah menunjukkan nilai praktis psikologi dengan mengembangkan tes bakat untuk tentara selama Perang Dunia I.
Ruml mempunyai tujuan
yaitu memberikan ilmu-ilmu sosial sebagai pendekatan yang akan memungkinkan mereka untuk bergabung
dalam pembentukan dan membantu menjalankan negara. Mayo merasakan ada kecocokan antara tujuannya dengan Ruml yang jg merupakan pengajar di Wharton School di
University
of Pennsylvania. Dengan
dukungan Ruml dan dekan Wharton, Mayo memulai penelitian dengan dana dari Laura Spelman Rockefeller Foundation untuk mendanai penelitiannya di Wharton School.
Setelah itu, pejabat Wharton mengutus agar Mayo melakukan penelitian di pabrik tekstil di Philadelphia dan harus menemukan metode untuk
praktek psikologi industri. Disebuah pabrik tekstil lain di Philadelphia, Mayo menemukan bahwa terdapat masalah pada departemen pabrik. Departemen bermasalah karena
perputaran tahunan tenaga kerja lebih dari 250 persen, sedangkan pabrik-pabrik lain
juga kehilangan beberapa pekerja per tahun. Dengan sebuah pendekatan, Mayo mengambil kotak makan
siang pabrik dan menggunakan istirahat siang untuk mendengarkan percakapan karyawan-karyawan,
yang mengungkapkan rasa pesimis mereka. Dari pendekatan itu Mayo menyimpulkan bahwa tekanan, emosi dan perbedaan
yang ditemukan di antara
pekerja berpengaruh terhadap tingkat produksi. Penemuan Mayo dari korelasi
antara produktivitas dan kesehatan
mental pekerja mengukuhkan dia baik secara intelektual dan
finansial. Ruml menginformasikan Rockefeller tentang temuan Mayo,
dan mereka setuju
untuk membayar gajinya di Wharton selama tiga tahun.
Setelah itu, Mayo mulai mengemban skeptisisme tentang demokrasi. Untuk Charles
Merriam, sekutu Ruml dan seorang ilmuwan politik di University of Chicago,
Mayo menulis bahwa politik bisa "tidak pernah membangun masyarakat yang
stabil". Revolusi, kerusuhan
sosial, dan perselisihan perburuhan membuktikannya. Sehingga Mayo mengatakan bahwa tidak
masuk akal apabila metode politik seperti metde demokrasi di bawa ke dalam
pabrik dan mengharapkan mereka untuk menciptakan perdamaian. Tapi dengan terapi psikology, memiliki catatan keberhasilan dalam menciptakan tata tertib sosial, misalnya, di pabrik tekstil di
mana Mayo telah menggunakan periode untuk menyamakan tekanan darah dan mengurangi perputaran tenaga kerja. Mayo mengatakan pada Merriam bahwa revolusi terjadi hanya
di negara-negara di mana sebagian besar penduduk yang memiliki tekanan darah tinggi. Karena Mayo percaya bahwa kelelahan
akibat tekanan darah tinggi, kunci untuk stabilitas politik adalah untuk mengurangi kelelahan industri.
Mayo menulis ide menggantikan demokrasi dengan terapi dalam tulisan di kertas, "A
New Way of Statecraft."
Ruml, dengan uang dari
Rockefeller, mengedarkan
tulisan Mayo tersebut dan membiarkan semua tahu bahwa orang Australia itu sedang dalam
perjalanan naik. Tapi Mayo menemukan lebih sulit untuk menjual
ke pengusaha Philadelphia
atas idenya menggantikan demokrasi dengan terapi.
Mayo menjelaskan kepada pengusaha bahwa
metode tersebut akan menjadikan pekerja tahu apa yang mereka inginkan. Namun para
pekerja, didorong oleh kekuatan bawah sadar, tidak tahu apa yang mereka
inginkan. Oleh karena itu, psikologis terapi adalah jalan untuk menciptakan semangat kerja lebih tinggi.
The
Harvard Business School, Savior of Civilization
Wallace Donham, dekan Harvard
Business School, bertemu dengan Mayo ketika mereka datng pada konferensi
akademik di pertengahan
1920-an. Donham memiliki energi dan jenis
kepribadian kewirausahaan yang sangat dipahami dengan baik oleh Mayo. Donham adalah Putra seorang
dokter gigi negara, Donham telah menghadiri Harvard College dan Sekolah Hukum.
Keberhasilan masa mudanya sebagai seorang bankir investasi yang dipimpin teman
dekatnya, Abbott Lawrence Lowell, presiden dari Harvard,
untuk memanfaatkan dia sebagai dekan kedua Business School di Harvard.
Ketika Mayo tiba di Harvard pada tahun
1926, Donham telah
menjadi dekan selama tujuh tahun dan telah meletakkan dasar untuk meningkatkan keunggulan Business School.
Tahun setelah Mayo datang, sekolah pindah ke lokasi baru di seberang Sungai Charles. Donham mendapatkan seorang bankir
investasi George Baker untuk menyumbangkan bangunan baru untuk Business school tersebut. Sebelumnya,
Business School hanya
beroperasi di kantor-kantor sempit dan ruang kelas yang tersebar di
sekitar Harvard Yard. Dengan kampus baru, Donham mempunyai tujuan untuk mengembangkan identitas
positif bagi mahasiswa bisnis.
Donham ingin mahasiswa bisnis untuk
bercita-cita menjadi profesional yang mempunyai status
seperti pengacara dan dokter yang dicita-citakan
mahasiswa hukum dan kedokteran. Mahasiswa bisnis akan menunggu untuk memilih industri sampai mereka mempelajari
prinsip-prinsip umum dalam
akuntansi, keuangan, dan pemasaran. Mahasiswa hukum
dan medis mempelajari kasus. Oleh karena itu, Donham mendorong agar fakultas untuk mengajar kasus bisnis, yang kemudian
digunakai sebagai
taktik pemasaran yang
menyatakan bahwa Harvard mengajarkan bisnis sebagai profesi.
Klaim profesi dengan status sosial yang
tinggi terletak pada dedikasi untuk pelayanan manusia. Di mana Mayo datang dengan gagasannya bahwa misi manajer
adalah untuk mempromosikan
keharmonisan sosial. Ide terapi Mayo untuk menghilangkan ketidakpuasan
pekerja akan meredakan kekhawatiran Donham sambil memberikan kehormatan sosial Business School dalam misi untuk menangkis
kekacauan yang dialami
sejak lama.
Sementara itu, Mayo bernegosiasi dengan
Harvard untuk efek yang baik bagi Yayasan Rockefeller, dan sebaliknya. Dia memberi dana dari Rockfeller kepada Harvard sebagai hibah awal $ 12.000, Tahun berikutnya
Rockefeller Foundation memberi Harvard $ 155.000 untuk meluncurkan
sebuah program dalam psikologi industri, diikuti oleh hibah
tahunan sebanyak $ 125.000, dengan Mayo mendapatkan $ 68.000, jumlah yang begitu besar
sehingga ia sering tidak menghabiskan semuanya. Sampai 1940, yayasan telah memberikan Harvard $
1,5 juta untuk mendukung Program Mayo.
Mayo mempekerjakan orang-orang muda
berbakat yang menjadi terkenal sebagai "kelompok hubungan manusia
Harvard." Ia memasok kelompok dengan visi yang menginspirasi manajemen terapi dan mereka
melakukan kerja
penelitian dan tulisan yang sangat mengangkat reputasi dari Harvard
Business School.
Teman Mayo, Malinowski dan W. Lloyd Warner telah bertemu saat belajar pascasarjana di
Berkeley. Mereka dipekerjakan oleh Harvard pada jurusan
antropologi, Warner memenangkan kepentingan Mayo dengan gagasannya yaitu penerapan
metode antropologi pada masyarakat modern. Mayo dengan uang Rockefeller mendanai penelitian
Warner untuk sebuah studi di kota industri Newburyport, Massachusetts. TN Whitehead,
putra filosof terkemuka
Harvard, Alfred North Whitehead bekerja untuk Mayo sebagai konsultan statistik. Pada Industri Pekerja (1938) ia menyediakan analisis
kuantitatif data sosiologis yang mendasari ide-ide imajinatif Mayo.
Selama tahun 1930, para anggota dari hubungan
manusia Harvard menjadi kelompok
dengan perusahaan yang paling menyenangkan hidup Mayo. Ia mengatakan demokrasi yang sejati terdiri dari kerjasama pada tempat kerja, Mayo mencoba
model dalam "kelompok"nya dengan menjaga hubungan manusia yang harmonis di antara
mereka. Meskipun asal-usulnya meragukan dalam klaim Mayo yang mengatakan bahwa
kelelahan, tekanan darah tinggi, psikosis, dan revolusi
saling terkait, sebuah
laboratorium melakukan penelitian dengan menemukan hal penting. Disutradarai oleh ahli biokimia Lawrence
Henderson, Fatigue Laboratorium
menemukan bahwa tubuh manusia dapat menyimpan sedikit sodium,
yang mengarah ke tablet garam yang menghindarkan pekerja dari berkeringat dan atlet musim
panas terhindar dari
kram, stroke, dan kematian mendadak.
Sebelumnya, anggota dari Harvard,
Henderson
melakukan pekerjaan pada plasma darah yang menyelamatkan nyawa tentara yang
terluka dan korban kecelakaan mobil. Henderson mengajar seminar tentang Pareto yang kemudian menjadi salah
satu yang paling dikenal
dan berpengaruh di Harvard. Pareto menyatakan bahwa elit menjaga
ketertiban sosial dengan sosialisasi dan
pelestarian diri. Tapi Mayo merevisi Pareto, mengatakan
bahwa masyarakat modern berubah begitu cepat sehingga cita-cita sosial tidak
bisa mengimbangi. Pareto
bukan derivasi dan residu tetapi merupakan pengetahuan psikologis dan terapi keterampilan dimana elit
modern yang akan melestarikan.
Lama-kelamaan beban Mayo di Harvard semakin banyak, menemukan
sebuah proyek penelitian adalah tantangan terbesar Mayo. Kemudian Donham berhasil
membawanya ke sebuah perusahaanperusahaan New
England, tapi para manajer
menengah dan mandor biasanya justru melihat Mayo sebagai ancaman dan memblokir aksesnya ke para pegawai perusahaan. Tapi
keberuntungan Mayo dating
pada bulan Oktober 1927, Donham telah mengatur Mayo untuk berbicara
dengan kelompok usaha di New York Harvard Club. Di sana ia menjelaskan bagaimana ia
telah menggunakan waktu istirahat untuk meningkatkan kesehatan dan meningkatkan
output pekerja
tekstil.
The Hawthorne Experiment
Pada tahun 1920, setengah abad sudah perusahaan-perusahaan
Amerika diajarkan untuk
mencari keuntungan dalam skala ekonomi. Western Electric, anak perusahaan
manufaktur AT & T, telah terkonsentrasi pada produksi peralatan telepon di Hawthorne. Dengan 40.000
pekerja, keuntungan dapat
didapatkan dari penghematan besar. Pertanyaan timbul di kalangan insinyur industri apakah
karyawan lebih baik bekerja di
bawah cahaya alami dari matahari atau di bawah lampu listrik yang mahal. Tapi General
Electric mengklaim bahwa
penggunaan lampu listrik membayar biaya sepuluh kali lipat dalam
peningkatan output pekerja. Menginginkan klaim didukung oleh pihak yang netral,
GE membujuk Riset Nasional Dewan untuk mensponsori sebuah studi di Hawthorne.
Tapi percobaan membuktikan produktivitas
meningkat dengan lebih banyak cahaya dan juga dengan kurang cahaya. Hasil ambigu ini mengecewakan
George Pennock, Pengawas
teknis Hawthorne. Untuk ia
mulai menguji pengaruh perubahan kondisi kerja selain cahaya, waktu istirahat,
jam kerja lebih pendek, dan
makan siang.
Pada bulan April 1927, diadakan sebuah penelitian yang akhirnya
terkenal sebagai Relay
Assembly Test Room. Pennock memilih lima perempuan, diantaranya Adeline
Bogatowicz dan Irene Rybacki, dan tiga perempuan lain. Ia meminta mereka
untuk bekerja
"pada kecepatan yang
mereka rasa nyaman." Di sini Pennock sedang mempelajari efek perubahan kondisi kerja tanpa usaha ekstra. Pada akhir 1927
ternyata tingkat produktivitas ini meurun karena mereka dibiarkan bekerja
sambil mengobrol dan mendengarkan radio.
Selanjutnya Direktur personalia Barat Electric, TK Stevenson,
memberikan Pennock sebuah gagasan bahwa "seseorang keluar dari
salah satu perguruan tinggi dan melihat apa yang dapat memberitahu kita tentang apa
yang kita tahu. "ingat Stevenson tentang pembicaraan mengesankan antara dia dan Mayo di Club
Harvard New York. Dia mengirimi Mayo laporan
awal pada percobaan
Pennock tadi dan mengundang Mayo untuk mengunjungi Hawthorne dengan biaya yang ditanggung perusahaan.
Sampai
di April 1928, Mayo
bisa membantu melihat
eksperimen AT & T
sebagai konfirmasi ide bahwa perusahaan monopoli bisa menciptakan harmoni di tempat kerja
masyarakat. Dia
mengatur tentang menggunakan hasil
eksperimen untuk membuktikan prasangka nya.
Kelahiran Perilaku Organisasi
Pada awal 1930-an, Mayo berbicara atas temuan Hawthorne bunga yang dihasilkan digunakan untuk membujuk Clarence Stoll, manajer pabrik, bahwa dunia akan menyambut sebuah buku tentang percobaan. Stoll menetapkan bahwa kredit penulis pergi ke Western Electric karena telah menjalankan eksperimen.
Pada awal 1930-an, Mayo berbicara atas temuan Hawthorne bunga yang dihasilkan digunakan untuk membujuk Clarence Stoll, manajer pabrik, bahwa dunia akan menyambut sebuah buku tentang percobaan. Stoll menetapkan bahwa kredit penulis pergi ke Western Electric karena telah menjalankan eksperimen.
Dengan menghubungkan ide-ide besar mengenai Hawthorne ke Pennock, Mayo mampu menampilkan dirinya sebagai reporter dari fakta empiris.
Dalam Manajemen dan Pekerja, Roethlisberger dan Dickson setia melakukan yang
terbaik untuk mendukung ide-ide Mayo. Mereka telah membangun "tipe baru organisasi sosial spontan" karena manajemen memungkinkan mereka "untuk
mengembangkan nilai-nilai dan tujuan mereka sendiri," memberikan "makna berkelanjutan dengan pekerjaan
mereka." Roethlisberger dan Dickson mengatakan bahwa
temuan Hawthorne dijanjikan "keuntungan" bagi pengusaha dan "kepuasan"
untuk karyawan melalui "bekerja
sama."
Untuk menilai efek peningkatan laba di Ruang Uji, Pennock telah membuat lima perakit di departemen utama ke kelompok membayar terpisah selama sembilan
minggu. Produktivitas mereka melonjak 15 persen, kemudian jatuh di bawah normal ketika mereka kembali ke skema gaji lama. Hibarger menarik kesimpulan bahwa "gaji telah menjadi bagian penting dalam meningkatkan produksi di dalam ruang uji,"
Awal 1940-an adalah masa sulit bagi Mayo di Harvard, di mana ia telah mengasingkan banyak rekan. Beberapa fakultas manajemen keberatan dengan apa yang mereka lihat sebagai pendekatan terlalu lembut Mayo kepada manajemen. Dan ia tersinggung daripada terpesona orang lain dengan kemampuannya untuk menggantikan ketangkasan intelektual untuk penelitian melelahkan.
Dekan baru, Donald David, menantangnya pada kekosongan menganga antara dia dan seluruh fakultas. Mayo menjawab dan mengklaim bahwa perjalanannya ke Hawthorne telah melibatkan banyak waktu dari Harvard, memisahkan dirinya
dari rekan-rekannya. Bahkan, ia telah menghabiskan sedikit waktu di Hawthorne.
Mayo menghabiskan tahun-tahun
terakhirnya di Harvard mencoba untuk memperluas fokus dari industri ke masyarakat dan
politik. Memperingatkan bahwa "demokrasi" tidak akan "bertindak
sebagai jimat ajaib" dalam "masyarakat internal dibagi dengan permusuhan kelompok," ia takut bahwa "ketidaktahuan semata metode administratif pemimpin politik dan industri negara demokrasi dapat menimbulkan cacat peningkatan kerjasama.
Pada tahun 1947, ia pensiun dari Harvard, Mayo harus mengambil pekerjaan apa pun yang ia bisa. Hanya mengunjungi kuliah, dan alunan
perjalanan kehidupan membawanya pada stroke. Butuh waktu hampir dua tahun untuk Mayo untuk mencapai ujung jalan penuh petualangan. Dia meninggal pada tanggal 1
September 1949.
Masa depan gerakan hubungan manusia berbaring di Amerika Serikat, terutama di Harvard, di mana, Mayo tidak ada dan kebencian pribadi ia memprovokasi rekan-rekannya di, ide-idenya sekarang memiliki kesempatan untuk
masuk kurikulum. Hanya Fritz Roethlisberger tetap membawa obor. Henderson telah meninggal pada tahun
1941.
Roethlisberger, Tidak seperti Mayo, ia menikmati mengajar dan bekerja untuk mencakup hubungan manusia dalam kursus Praktek Administrasi diajarkan untuk firstyear mahasiswa MBA pada tahun 1950.
Roethlisberger yang membangun jembatan ke fakultas Harvard pindah menuju realisme amoral. Profesor keras kepala di Sekolah Bisnis menuduhnya mengajar Aturan Emas bukan metode bisnis. Membuat daerah baru studi dalam program doktor di Business School, ia menamainya Perilaku Organisasi untuk menunjukkan empiris, perhatian amoral dengan cara “orang memang bersikapdan tidak
seharusnya berkelakuan-dalam organisasi."
CHESTER BANARD
Chester Benard dilahirkan di Malden,
Massachusets, tahun 1886. Ia dilahirkan dalam keluarga yang tidak mampu tetapi
karena ketekunannya, ia memperoleh bantuan beasiswa untuk melanjutkan studi
bisnis di Harvard, yang kemudian mempertemukannya dengan ahli manajemen Harvard
lainnya seperti Elton Mayo, dan F. J. Roethlisberger.
Barnard memulai karier sebagai
seorang juru tulis (clerk), kemudian kariernya meroket menjadi presiden
direktur pada New Jersey Bell Company, anak perusahaan AT&T) tahun 1927.
Barnard juga menjadi penasehat pemerintahan USA pada tahun 1930 karena ide-idenya
yang cemerlang.Selanjutnya tahun 1942, Barnard diangkat sebagai presiden United
Service Organization, hingga akhir Perang Dunia II. Puncak dan akhir karier
kerjanya, Barnard menjabat sebagai presiden Rockeffeller Foundation, padatahun
1948 hingga tahun 1952.
Barnard sebenarnya bukanlah seorang
peneliti, karya-karyanya lebih cenderung sebagai refleksi pekerjaannya sebagai
pandangan pribadi dan konsernnya terhadap pekerjaan tersebut.Barnard dijuluki
sebagai ‘godfather’ bisnis kontemporer, ‘suhu’ bagi yang membutuhkan nasehat
penanaman budaya organisasi yang kuat dalam organisasi.
Karya Barnard yang berpengaruh adalah
The Function of the Executive (1938), bukunya ditulis dalam konteks sosial
masyarakat yang sedang dilanda depresi dalam perang dunia.Tingkat keresahan
masyarakat pada masa tahun 1930-an sangat tinggi sehingga legitimasi bagi
pembentukan sebuah organisasi menjadi dipertanyakan.Kecenderungan yang menonjol
pada waktu itu adalah lahirnya idiologi-idiologi radikal yang disertai tindak
kekerasan tanpa pertimbangan nalar.Barnard memunculkan ide-ide kooperatif yang
ideal dalam karyanya guna merespons situasi yang penuh bahaya tersebut.Model
authoritarian menurutnya tidak tepat pada konteks waktu itu
Chester Bernard dan Sistem
Kerjasama
Mempersatukan pandangan Taylor,
Fayol, dan Weber serta dengan hasil kajian Hawthorne menurut Barnard akan
membawa kita kepada kesimpulan bahwa organisasi merupakan sistem kerjasama.
Organisasi terdiri dari tugas-tugas dan manusia yang harus dipertahankan pada
suatu tingkat keseimbangan. Perhatian yang hanya ditujukan kepada pekerjaan
atau kepada kebutuhan orang yang melaksanakan tugas tersebut akan mengurangi
optimalisasi sistem tersebut. Jadi para manajer harus mengorganisasikan di
sekitar persyaratan tugas yang harus dilaksanakan dan kebutuhan dari orang yang
akan melaksanakannya.
Gagasan bahwa sebuah organisasi
adalah sebuah sistem kerjasama pada umumnya dikatakan berasal dari Chester
Barnard. Ia menawarkan ide-idenya di dalam The Functions of The Executive,
dimana ia menggunakan pengalamannya selama bertahuntahun di American Telephone
and Telegraph, termasuk kedudukannya sebagai presiden New Jersey Bell.
Selain sebagai salah satu orang
pertama yang memperlakukan organisasi sebagai suatu sistem, Barnard juga
menawarkan pandangan penting lainnya. Ia menantang pandangan klasik yang
mengatakan bahwa wewenang harus didefinisikan sesuai dengan tanggapan dari
bawahan, memperkenalkan peran dari organisasi informal ke dalam teori
organisasi, mengusulkan agar peran utama manajer adalah memperlancar komunikasi
dan mendorong para bawahan berusaha lebih keras. Barnard mencatat bahwa pada
setiap kelompok dalam suatu organisasi yang kompleks terdapat suatu posisi yang
juga termasuk dalam kelompok lain, dalam bentuk kehadiran beberapa orang wakil
dari kelompok lain tersebut.
Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa setiap kelompok yang lebih inklusif (terbuka) ditentukan oleh
kebutuhan koordinasi, berdasarkan tempat dari kesalingtergantungan atau
kemungkinan.Boulding (1964) dalam Thompson (1967) menjelaskan pendapat Barnard
dengan mengusulkan dalil bahwa bentuk hirarkis organisasi dapat secara luas
diinterpretasikan sebagai suatu alat untuk menyelesaikan konflik pada setiap
tingkatan hirarki, yang mengkhususkan diri dalam menyelesaikan konflik dari
tingkatan yang lebih rendah.
Perspektif sistem kerjasama dalam
karyanya, menjadi pijakan bagi organisasi yang dibangun dan memotivasi para
manajer dalam organisasi dalam berusaha agar tidak gagal dalam sistem
kerjasama.Tujuan umum organisasi menurut Barnard adalah sebagai sebuah tujuan
moral.Untuk menanamkan tujuan moral tersebut terhadap anggota organisasi,
eksekutif harus memahaminya sebagai sebuah tugas yang mulia dan bermakna.
Pada konteks intelektual, karyanya
menjelaskan kegagalan akademis terhadap penjelasan teori organisasi.Barnard
berusaha menunjukkan pandangan yang lebih masuk akal, yang ditujukan bagi
manajer masa datang agar lebih memahami organisasi sebagai sistem kerjasama
(cooperative) organis, yang menyesuaikan diri atau mengakomodir kepentingan
pemodal, manajer dan pekerja.
Menurut Barnard organisasi bukan
hanya merupakan produk lingkungannya, tetapi juga tidak bebas. Konfigurasi atau
formasi yang diperlukan agar bisa hidup terus diperoleh bukan dengan jalan
menyerah pada satu atau semua tekanan, juga bukan dengan memanipulasi semua
variabelnya, melainkan dengan jalan menemukan apa yang disebutnya sebagai
variabel strategis, yaitu variabel yang tersedia bagi organisasi dan bisa
dimanipulasi sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi dengan unsur lain yang
mana akan menghasilkan penyelarasan yang menguntungkan.
Karyanya sangat berpengaruh terhadap
paling sedikit tiga masab atau paradigma teori organisasi, bahkan sampai tiga
dekade kemudian.Seperti pemikiran teori institusional, pengambilan keputusan,
dan hubungan manusia.
Terdorong
oleh para anggota kelompok Harvard yang bertanggung jawab atas Studi
Hawthorne”, Chester Barnard menulis The Functions of the
Executive (1938).Barnard memaknai sebuah organisasi sebagai—“a system of
consciously coordinated activities or forces of two or more persons” (1938, p.
73)—mengilustrasikan perbedaan yang tajam antara perspektifnya dan para
theorist klasik. Barnard berfokus pada “bagaimana pemimpin merangkul dan
mengkoordinasikan berbagai aktivitas mendasar dalam organisasi. Ia melihat
organisasi sebagai sebuah “economy of incentives,” dimana individu memberikan
kontribusi bagi organisasi dan organisasi menyediakan insentif bagi
individu.Tugas pemimpin adalah harus menjaga ekuilibrium ekonomi dengan cara menjamin
ketersediaan insentif sebagai imbalan partisipasi individu; kontribusi individu
menghasilkan risorsis yang kemudian digunakan lagi untuk menyediakan insentif,
begitu seterusnya.
Barnard
menawarkan tipologi insentif, tidak hanya uang dan factor fisik dan social
tetapi juga kekuasaan (power), prestise (prestige), partisipasi (participation)
lebih dalam organisasi, dan sebagainya. Barnard juga melihat keterkaitan antara
insentif ekonomi dengan fungsi-fungsi pemimpin – khususnya komunikasi
(communication) dan persuasi (persuasion).Pemimpin harus menggunakan komunikasi
dan persuasi untuk memengaruhi penilaian subyektif pekerja tentang
insentif.Misalnya pemimpin dapat meningkatkan nilai utama organisasi.
Pemikiran
Barnard jelas berbeda dari tokoh klasik. Ia memanndang sentralitas peran
eksekutif, namun kurang menekankan kewenangan formal dan struktur organisasi
formal, dan ini menyiratkan bahwa factor-faktor tersebut tidak terlalu penting
untuk memahami realitas organisasi. Pemikirannya telah memengaruhi peneliti
lain, termasuk Herbert Simon
Berdasarkan kesukaannya dalam
bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat,
kemudian Bernard merumuskan berbagai teori tentang kehidupan organsasi.
Menurut dia rnanusia itu masuk organisasi karena ingin mencapai tujuan
pribadinya melalui pencapaian tujuan organisasi yang tak mungkin dapat
dicapainya sendiri. Chester L. Bernard beasumsi bahwa perusahaan akan
berjalan efisien dan hidup terus, apabila dapat menyeimbangkan antara
pencapaian tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga menyatakan peranan
organisasi informal sangat menentukan suksesnya suatu tujuan perusahaan.
Bukunya yang terkenal berjudul "The Functions of the Executive" (1983).Yang
menulis tentang rnanajer berdasarkan suatu pendekatan sistem sosial, untuk
mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif.Ia juga memperhatikan
tugas-tugas utama eksekutif dalam kegiatan beroperasi perusahaan.Adapun
tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem usaha kerja sarna dalam
organisasi formal. Ada beberapa alasan dalam logika analisisnya hila dilihat
dalam langkah-langkah yang disajikan pada bukunya sebagai berikut :
kemudian Bernard merumuskan berbagai teori tentang kehidupan organsasi.
Menurut dia rnanusia itu masuk organisasi karena ingin mencapai tujuan
pribadinya melalui pencapaian tujuan organisasi yang tak mungkin dapat
dicapainya sendiri. Chester L. Bernard beasumsi bahwa perusahaan akan
berjalan efisien dan hidup terus, apabila dapat menyeimbangkan antara
pencapaian tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga menyatakan peranan
organisasi informal sangat menentukan suksesnya suatu tujuan perusahaan.
Bukunya yang terkenal berjudul "The Functions of the Executive" (1983).Yang
menulis tentang rnanajer berdasarkan suatu pendekatan sistem sosial, untuk
mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif.Ia juga memperhatikan
tugas-tugas utama eksekutif dalam kegiatan beroperasi perusahaan.Adapun
tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem usaha kerja sarna dalam
organisasi formal. Ada beberapa alasan dalam logika analisisnya hila dilihat
dalam langkah-langkah yang disajikan pada bukunya sebagai berikut :
- Adanya pembatasan fisis
dan biologis terhadap setiap individu membuat
mereka bekerjasama dalam kelompok ; meskipun ada pembatasanpembatasan
dasar bersifat fisis dan biologis, adanya kerja sarna membuat
batasan psikologis dan sosial yang ada pada setiap individu inilah yang
mernainkan peran dalam mendorong kerjasama. - Adapun tindakan kerjasama
mendorong terbentuknya sistem kerjasama
beberapa unsur-unsur fisis, biologis, kepribadian, dan sosial (Barnard
mencontohkan kelas dalam kuliah sebagai suatu sistem kerjasama, yang
terdiri dari unsur-unsur seperti ruangan, bangku, papan tuns, manusia
sebagai makhluk hidup, pribadi-pribadi, pertukaran pendapat, dan
sebagainya). Adanya kelanjutan kerjasama biasanya tergantung pada
efektivitas (apakah tujuan kerjasama itu tercapai ?) dan efisiensi (apakah
tujuan itu dapat dicapai dengan ketidakpuasan dan pengorbanan yang
seminimum mungkin dari pihak anggota yang bekerjasama ?). - Setiap sistem kerjasama
dibagi ke dalam dua bagian yaitu : "Organisasi",
yang merupakan interaksi-insteraksi dari individu yang berada di dalam
sistem itu, dan "unsur-unsur lainnya". - Organisasi dapat dibagi ke
dalam dua jenis, pertama : organiasi "formal",
yaitu kumpulan interkasi sosial yang memang dikoordinasikan dan mempunyai tujuan bersama. Kedua adalah organisasi "informal", yaitu
interaksi-interaksi sosial tanpa tujuan bersama dan tidak dikoordinasikan
secara sengaja. - Organisasi formal dapat
berlangsung hanya bila orang-orang yang
didalamnya :
a.
Dapat saling berkomunikasi
b.
Mau memberi sumbangan pikiran kepada kegiatan kelompok
c.
Memiliki kesadaran mempunyai tujuan umum.
- Setiap organisasi formal
harus memiliki unsur-unsur :
a.
Sistem fungsionalisasi sehingga orang-orang
dapat berspesialisasi dengan
dibentuknya departementasi
dibentuknya departementasi
b.
Adanya sistem perangsang yang efektif dan efisien yang akan mendorong setiap orang
menyumbang ke pikirannya kepada
kegiatan kelompok.
c.
Sistem kekuasaan ("otoritasf') yang
menyebabkan setiap anggota kelompok menerima keputusankeputusan para eksekutif.
d.
Sistem pengambilan keputusan yang logis sehingga
tujuan dapat tercapai dengan baik.
- Adapun tugas eksekutif
dalam organisasi formal adalah :
a.
Menjaga hubungan komunikasi organisasi
melalui suatu skema organisasi, ditambahkan dengan adanya bawahan yang
setia, bertanggung jawab, dan mampu bekerja, serta satu organisasi
informal" yang baik
b.
Membuat perlindungan terhadap
pekerjaan pokok dari individu –individu
di dalam organisasi
di dalam organisasi
c.
Adanya perumusan dan penentuan tujuan perusahaan.
- Fungsi-fungsi eksekutif
mernasuki proses melalui pekerjaan eksekutif
dalam mengintegrasikan keseluruhannya dan dalam menemukan
keseimbangan di antara kekuatan-kekuatan dan kejadian-kejadian yang
berlawanan. - Untuk mengefektifkan
eksekutif, adanya suatu tata kepemimpinan yang
mempunyai tanggung jawab tinggi; sebagaimana telah dinyatakannya
bahwa Kerjasamalah, dan bukan kepemimpinan, yang rnembuat proses
kreatif; tetapi kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang sangat
diperlukan.
Saya sangat senang dan memutuskan untuk berbagi kebahagiaan saya dengan Anda semua, saya dan keluarga saya telah diberkati oleh Tuhan menggunakan Sandra Ovia Loan Firm, saya mengajukan pinjaman satu minggu lalu dan saya mendapat pinjaman disetujui Jumat lalu dan hari ini saya punya saya pinjaman senilai Rp900,000,000.00 ditransfer ke rekening bank saya, saya sarankan Sandra Ovia Pinjaman Firm sebagai yang terbaik dan saya berdoa Tuhan akan memberkati mereka dan menjaga bisnis mereka ke depan, Amin
BalasHapusJika Anda membutuhkan saran tentang bagaimana saya pergi melalui dengan itu, saya wil senang untuk menempatkan Anda melalui, Anda dapat menghubungi saya melalui Email-widyaokta750@gmail.com
Anda dapat menghubungi firm pinjaman langsung pada mereka
Email-sandraovialoanfirm@gmail.com
Terima kasih
Widya Okta