Langsung ke konten utama

MEMAHAMI KERJA SAMA TIM DAN KOMUNIKASI



BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

            Kita mengetahui dan memahami semua apa yang menjadi dasar dari sebuah kesuksesan yaitu : Disiplin, Bertanggung jawab, Loyalitas ( kesetian, pengabdian dan kepercayaan ), Dedikasi ( apa yang sudah kita dapat berikan yang terbaik pada perusahaan ), Kedewasaan berpikir ( akan memunculkan sebuah Leadership pada diri seseorang ) dan Prestasi ( Kesuksesan dan keberhasilan ).
Itu semua akan dapat terwujud bila kita semua komponen yang ada diperusahaan memahami akan arti dari TEAM WORK ( Kerjasama Tim ). Apa saja yang akan membentuk sebuah “Kerjasama Tim” berfungsi dengan baik : Komunikasi, Kerjasama, dan Koordinasi.
Komunikasi adalah sebuah kemutlakan dalam menjalankan roda bisnis perusahaan tanpa Komunikasi tidak akan ada terbentuknya Kerjasama ( Tim ) dan kerjasama tim tidak akan berjalan dengan baik bila tidak ada yang meng-Koordinasikan ( Penyerasian dan pengarahan tindakan untuk menghasikan tindakan-tindakan harmonis dan terpadu menuju sasaran yang ditentukan ). Semua itu seperti Mata Rantai yang tidak boleh putus, harus saling berkaitan dengan yang lainnya untuk menjadi satu kesatuan yang utuh.
Kerjasama tim juga menghasilkan manfaat finansial, termasuk karena kenaikan produktifitas. Begitu pula, perubahan dalam sebuah organisasi lebih efektif bila melibatkan kerjasama tim.








RUMUSAN MASALAH
Adapun materi yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.      Memahami Kerjasama Tim.
2.      Komunikasi.

TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui pengertian dari kerjasama dalam sebuah tim dan komunikasi.
2.      Mengetahui apa saja fungsi-fungsi dari kerjasama tim dan komunikasi.
3.      Mengetahui berbagai permasalahan kerjasama tim dan komunikasi.

MANFAAT PENULISAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan detail mengenai bagaimana memahami kerjasama dalam sebuah tim dan mengiplementasikan komunikasi secara benar agar tercipta suatu pemahaman unuk menyelesaikan permasalahan dalam suatu organisasi.


KOMUNIKASI
Sangat Pentingnya Komunikasi yang Jelas
                        Pada bulan September 1997, sebuah pesawat jet Garuda Airlines jatuh di tengah hutan, tak sampai 20 mil sebelah selatan Bandara Medan di Pulau Sumatera. Seluruh penumpangnya, sebanyak 234 orang tewas. Penyebab kecelakaan ini adalah karena sang pilot dan pengontrol lalu lintas udara keliru menggunakan kata “kiri” dan “kanan” pada saat pesawat tersebut mendekati bandara dalam kondisi penglihatan yang buruk.
                        Contoh kasus di atas secara tragis mengilustrasikan bagaimana kesalahan komunikasi dapat menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang mematikan. Di bab ini, kami akan menunjukkan (tentu saja tidak dengan cara yang sangat dramatis) bahwa komunikasi yang baik sangat penting bagi elektivitas kelompok atau organisasi apa pun. Riset yang ada mengindikasikan bahwa komunikasi yang buruk paling sering disebut-sebut sebagai sumber konflik antarpersonal. Karena individu-individu menghabiskan hampir 70 persen dari waktu mereka untuk berkomunikasi-menulis, membaca, berbicara, mendengar-adalah hal yang masuk akal untuk menyimpukan bahwa satu dari kekuatan terbesar yang merintangi kinerja kelompok yang berhasil adalah kurangnya komunikasi yang efektif.

Fungsi-Fungsi Komunikasi
                        Dalam sebuah kelompok atau organisasi, komunikasi memiliki empat fungsi utama yaitu : kontrol, motivasi, ekspresi emosional, dan informasi.
                        Komunikasi dengan cara-cara tertentu bertindak untuk mengontrol perilaku anggota. Ketika karyawan, misalnya, diwajibkan untuk pertama-tama mengomunikasikan segala keluhan terkait pekerjaan kepada atasan langsung mereka, untuk mengikuti deskripsi kerja mereka, atau untuk mematuhi segala kebijakan perusahaan, komunikasi sedang menjalankan fungsi kontrolnya. Tetapi, komunikasi informal juga mengontrol perilaku. Ketika kelompok kerja menggoda atau mencela salah seorang anggotanya bekerja terlalu rajin (dan membuat anggota-anggota yang lain tampak buruk), mereka secara informal berkomunikasi dengan, dan mengontrol, perilaku anggota tersebut.
                        Komunikasi menjaga motivasi dengan cara menjelaskan kepada para karyawan mengenai apa yang harus dilakukan, seberapa baik pekerjaan mereka, dan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja sekiranya hasilnya kurang baik.
                        Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan sebuah mekanisme fundamental yang melalui para anggota yang menunjukkan rasa frustasi dan rasa puas mereka. Jadi, komunikasi menyediakan jalan keluar bagi ekspresi emosional dari perasaan-perasaan dan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial.
                        Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam memfasilitasi pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan cara menyampaikan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif yang ada.

Proses Komunikasi
Sebelum komunikasi dapat terjadi, dibutuhkan suatu tujuan, yang terekspresikan sebagai pesan untuk disampaikan. Pesan tersebut disampaikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima. Ia disandikan (diubah menjadi sebuah bentuk simbolis) dan dialihkan melalui perantara (saluran) kepada penerima, yang lalu menerjemahkan ulang (membaca sandi) pesan yang diberikan oleh pengirim. Hasilnya adalah transfer makna dari satu orang kepada orang lain.
Pengirim mengirimkan sebuah pesan dengan cara menyandikan pemikirannya. Pesan tersebut adalah produk fisik aktual penyandian oleh pengirim. Ketika kita berbicara, pembicaraan tersebut adalah pesan. Ketika kita menulis, tulisan kita adalah pesan. Ketika kita memberikan gerak isyarat, gerakan-gerakan lengan kita dan ekspresi wajah kita adalah pesan. Saluran merupakan perantara yang dipakai pesan dalam menempuh perjalanan. Saluran tersebut dipilih oleh pengirim, yang menentukan apakah ia hendak menggunakan saluran yang formal atau informal. Saluran formal (formal channels) disediakan oleh organisasi dan berfungsi sebagai penyampai pesan-pesan yang berhubungan dengan aktivitas profesional dari para anggotanya. Secara tradisional, saluran ini mengikuti rantai otoritas dalam organisasi. Berbagai bentuk pesan lain, seperti pesan pribadi atau sosial, menggunakam saluran informal (informal channels) dalam organisasi. Saluran informal tersebut bersifat spontan dan timbul sebagai tanggapan terhadap pilihan-pilihan individual.

Arah Komunikasi
                        Komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral. Lebih jauh dimensi vertikal dapat dibagi menjadi aliran komunikasi ke bawah dan ke atas.
1.      Ke Bawah
Komunikasi yang mengalir dari satu tingkatan dalam kelompok atau organisasi ke tingkatan yang lebih rendah disebut komunikasi ke bawah. Ketika berpikir mengenai para manajer yang berkomunikasi dengan karyawan-karyawannya, kita biasanya memikirkan pola kebawah ini. Komunikasi inilah yang digunakan oeh para pemimpin kelompok dan manajer untuk menetapkan tujuan, menyampaikan instruksi, menginformasikan kebijakan serta prosedur kepada karyawan, menunjukkan persoalan yang membutuhkan perhatian, dan menawarkan umpan balik mengenai kinerja. Tetapi, komunikasi ke bawah tidak harus dalam bentuk lisan atau kontak tatap muka. Ketika mengirimkan surat ke rumah para karyawan untuk memberitahu mereka mengenai kebijakan organisasi menyangkut cuti sakit yang baru, manajemen sedang menggunakan komunikasi ke bawah. Hal ini dapat juga berupa, sepucuk e-mail-electronic mail (surat elektronik) dari seorang pemimpin tim kepada anggotanya, di mana ia mengingatkan mereka tentang tenggat waktu yang akan datang.

2.      Ke Atas
Komunikasi ke atas mengalir menuju tingkatan yang lebih tinggi dalam suatu kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik kepada orang-orang yang memegang kekuasaan, memberi mereka informasi mengenai proses pencapaian tujuan, dan menyampaikan masalah-masalah terkini. Komunikasi ke atas membuat para manajer selalu mengerti apa yang dirasakan para karyawan terkait pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi secara umum. Para manajer juga memanfaatkan komunikasi ke atas untuk memperoleh ide-ide tentang bagaimana memperbaiki kinerja.
Beberapa contoh komunikasi organisasi ke atas adalah berbagai laporan kerja yang disusun oleh manajemen bawah untuk diperiksa oleh manajemen untuk diperiksa oleh manajemen menengah dan atas, kotak saran, survei sikap karyawan, prosedur penyampaian keluhan, diskusi atasan-bawahan, dan sesi :tanya-jawab” informal dimana karyawan memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan masalah-masalah mereka dengan atasan atau perwakilan mereka. Sebagai contoh, FedeX sangat membanggakan program komunikasi ke atas yang dimilikinya yang sudah terkomputerisasi. Semua karyawan FedeX secara tahunan mengisi survei sikap dan penilaian atas manajemen. Program ini dianggap sebagai penghargaan terhadap sumber daya manusia oleh para penguji dari Malcolm Baldridge National Quality Award ketika FedeX memenangkan penghargaan tersebut.

3.                  Lateral
Ketika komunikasi terjadi antar anggota dari kelompok kerja yang sama, di antara anggota dari kelompok kerja pada tingkatan yang sama, antar manajer pada tataran yang sama, atau di antara individu-individu yang setara secara horizontal, kita menyebutnya sebagai komunikasi lateral.
Mengapa komunikasi horizontal tetap dibutuhkan ketika komunikasi vertikal yang efektif dalam sebuah kelompok atau organisasi tercipta? Jawabannya adalah bahwa komunikasi horizontal sering kali dibutuhkan untuk menghemat waktu dan membantu koordinasi. Dalam beberapa kasus, hubungan lateral ini secara formal dilarang. Lebih sering, komunikasi semacam ini secara informal diciptakan untuk memotong hirarki vertikal dan mempercepat aksi. Jadi, dari sudut pandang manajemen, komunikasi lateral bisa berarti baik atau buruk. Karena sikap taat yang kaku pada struktur vertikal yang formal untuk segala jenis komunikasi  dapat menghambat transfer informasi yang efisien dan akurat, komunikasi lateral bisa membantu . Dalam kasus-kasus semacam ini, komunikasi lateral terjadi dengan sepengetahuan dan dukungan dari atasan. Tetapi, hal ini dapat menciptakan berbagai konflik disfungsional manakala saluran-saluran vertikal yang formal diterobos, ketika para anggota melangkahi atau tidak mau berurusan dengan atasan mereka saat menyelesaikan masalah, atau bila para atasan mengetahui bahwa tindakan telah dibuat atau keputusan telah diambil tanpa sepengetahuan mereka.

Komunikasi Antarpersonal
            Bagaimanakah para anggota kelompok mentransfer makna di antara mereka dan antara satu sama lain? Terdapat tiga metode pokok. Pada dasarnya, orang menggunakan komunikasi lisan, tertulis, dan nonverbal.
1.        Komunikasi Lisan
Sarana utama untuk menyampaikan pesan adalah komunikasi lisan. Pidato, berbagai diskusi formal satu lawan satu dan kelompok, serta desas-desus informal atau desas-desus merupakan beberapa bentuk populer dari komunikasi lisan.
Kekuatan komunikasi lisan terletak pada kecepatan dan umpan baliknya. Suatu pesan verbal dapat disampaikan dan jawabannya bisa diterima dalam waktu yang singkat. Jika si penerima tidak yakin atas pesan yang diperolehnya, umpan baik yang cepat memungkinkan adanya deteksi awal oleh pengirimnya, dan dengan demikian, memungkinkan dilakukannya koreksi yang segera.
Kelemahan terbesar dari komunikasi lisan terdapat dalam organisasinya atau ketika pesan tersebut harus disampaikan melalui sejumlah orang. Semakin banyak orang yang harus dilalui oleh sebuah pesan, semakin besar kemungkinan penyimpangannya.
2.      Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis meliputi memo, surat, faks, e-mail, pesan instant, majalah organisasional, pengumuman yang ditempelkan di papan buletin, atau sarana-sarana lain yang disampaikan melalui tulisan atau simbol.
Mengapa seorang pengirim pesan memilih menggunakan komunikasi tertulis? Karena cara ini mudah dan bisa diverifikasi. Pesan dalam bentuk cetakan membuat pengirim maupun penerima memiliki dokumentasi dari komunikasi tersebut; dan pesan itu dapat disimpan selama waktu tak terhingga. Jika muncul pertanyaan mengenai isinya, pesan tersebut tersedia secara fisik untuk referensi lebih lanjut. Fitur semacam ini secara khusus penting bagi komunikasi yang kompleks dan panjang. Rencana pemasaran suatu produkbaru, misalnya, kemungkinan besar berisi sejumlah tugas yang terentang untuk beberapa bulan. Dengan menjadikannya dalam bentuk tertulis, mereka yang harus melaksanakan rencana tersebut dapat setiap saat melihatnya lagi sepanjang dibutuhkan. Manfaat terakhir dari komunikasi tertulis diperoleh dari prosesnya sendiri. Komunikasi tertulis umumnya lebih matang, logis, dan jelas.
3.      Komunikasi Nonverbal
Setiap kali memberikan sebuah pesan secara verbal kepada seseorang, kita juga menyampaikan pesan nonverbal. Dalam beberapa hal, komponen nonverbal itu dapat berdiri sendiri. Sebagai contoh, di sebuah bar kaum lajang, pandangan, tatapan, senyuman, kerutan dahi, dan gerakan tubuh yang provokatif menyampaikan arti tersendiri. Demikianlah, diskusi tentang komunikasi tidak akan lengkap tanpa mempertimbangkan komunikasi nonverbal, yang meliputi gerakan tubuh, intonasi atau tekanan yang kita berikan pada kata-kata kita, mimik wajah, dan jarak fisik antara pengirim dan penerima pesan.
Dua hal terpenting yang disampaikan bahasa tubuh adalah (1) sejauh mana seorang individu menyukai orang lain dan tertarik pada pandangannya dan (2) status relatif yang dirasakan antara pengirim dan penerima. Misalnya kita cenderung memosisikan diri kita lebih dekat kepada orang-orang yang kita sukai dan lebih sering menyentuh mereka. Dengan cara serupa, jika merasa bahwa Anda memiliki status yang lebih tinggi daripada orang lain, Anda kemungkinan akan menunjukkan gerakan-gerakan tubuh seperti kaki yang disilangkan atau posisi duduk yang melorot, yang mencerminkan sikap kasual dan santai.
Bahasa tubuh memberi bobot tambahan, dan sering kali memperumit, komunikasi verbal. Suatu posisi atau gerak tubuh tidak dengan sendirinya memilki arti yang jelas atau universal, tetapi manakala terhubung dengan bahasa yang diucapkan, hal ini memberikan arti yang lebih penuh pada pesan si pengirim.
Cara individu-individu menempatkan diri mereka dalam arti memberi jarak fisik juga memiliki arti. Apa yang dianggap sebagai jarak yang pantas terutama terkait dengan norma-norma kultural. Sebagai contoh, hal yang dianggap sebagai jarak bisnis di beberapa negara Eropa akan dipandang sebagai jarak intim di banyak daerah di Amerika Utara. Jika seseorang berdiri terlalu dekat dengan Anda dibandingkan dengan yang dianggap pantas, hal tersebut dapat mengidentifikasikan keagresifan atau ketertarikan seksual; jika lebih jauh daripada yang biasanya, hal tersebut bisa diartikan sebagai ketidaktertarikan atau ketidaksenangan dengan yang dikatakan.












Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh soal jurnal, buku besar, neraca, dan laba rugi

Contoh Soal 1 : Karyanto membuka usaha kantor Akuntan dengan nama “Karyanto Akuntan” transaksi-transaksi selama bulan Maret adalah sebagai berikut : Maret 2             Karyanto menginvestasikan sebagai modal pertama :                         Uang tunai                                                                                 Rp. 1.750.000                          Peralatan kantor                                                                        Rp. 1.500.000                         Gedung kantor                                                                            Rp. 4.250.000 Maret 5            Dibeli tunai suplai kantor seharga                                             Rp.    200.000 Maret 8            Diterima Pendapatan jasa                                                           Rp. 1.450.000 Maret 10          Bibayar upah buruh                                                                     Rp.      30.000 Maret 15          Dite

MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASI MANAJEMEN K UALITAS                     KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia serta hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Manajemen Operasi.  Makalah ini membahas tentang “MANAJEMEN KUALITAS”.             Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen Manajemen Operasi kami, yaitu bapak Dr. H. Toto Susilo Rahardjo, SE., MT serta rekan-rekan yang telah membantu hingga tersusunnya makalah ini.                 Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini. Semoga apa yang kami sampaikan dalam makal a h ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya

Menentukan Misi Perusahaan

MENENTUKAN MISI PERUSAHAAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt,Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Misi Perusahaan” .Yang ditujukan sebagai syarat dalam pembelajaran tugas mata kuliah Manajemen Strategik. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Terutama kepada Ibu Sri Rahayu Tri Astuti, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Strategik. Penulisan ini ditujukan sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Manajemen Strategik, yang mana juga sebagai tugas bagi kami kelompok 1. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi kami selaku kelompok 1, dan bagi kita semua. Kami menyadari sepenuhnya makalah ini belumlah sempurna .Seperti kata  pepatah “Tiada gading yang tak retak” , oleh sebab itu ,kami mengharapkan kritik dan saran