ILMU
PENGETAHUAN DALAM MENDUKUNG KESEIMBANGAN KEHIDUPAN MANUSIA DAN BINATANG
Disusun
oleh Kelompok 4 :
Ariyo Murti. R 12010111130173 Manajemen
Wahyu
Rajasa Putra 12010111130170 Manajemen
Yudha
Prasetyo 12010111140237 Manajemen
Janur
Magenta 12010111140223 Manajemen
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kelompok kami sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ilmu Pengetahuan Dalam
Mendukung Keseimbangan Kehidupan Manusia Dan Binatang” yang merupakan tugas kelompok disemester dua
pada mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar.
Dalam
makalah ini kami berusaha membahas masalah-masalah umum mengenai ilmu
pengetahuan di dalam mendukung keberlangsungan kehidupan binatang, latar
belakang, tujuan dan manfaat penulisan, dan memberikan kesimpulan dari uraian
permasalahan.
Di
dalam penyusunan makalah ini mungkin masih terdapat kekurangan dan belum bisa
dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan kelompok kami. Oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan, agar
bisa dijadikan masukan dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang.
Harapan
kelompok kami semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya.
DAFTAR ISI
ILMU
PENGETAHUAN DALAM MENDUKUNG KESEIMBANGAN KEHIDUPAN MANUSIA DAN BINATANG
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR
ISI................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
Latar Belakang ..................................................................................................... 4
Tujuan ................................................................................................................... 5
Manfaat ...................................................................................................... 5
PERUMUSAN
MASALAH ................................................................................... 6
PEMBAHASAN....................................................................................................... 7
Bagaimana Ilmu Pengetahuan Memainkan
Peranannya ............................... 7
Ilmu Pengetahuan Berkontribusi
Menyeimbangkan Manusia
Dan Binatang................................................................................................. 9
Peranan Ilmu Pengetahuan Dalam Melestarikan Kehidupan Binatang
Langka......................................................................................................... 10
KESIMPULAN...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daftar binatang langka di
Indonesia semakin
panjang. Binatang (hewan) langka merupakan spesies yang memiliki resiko akan
punah baik punah di alam liar (extinct in the wild) ataupun
sepenuhnya punah (extinct). Hewan-hewan dinyatakan langka
berdasarkan rasio jumlah spesies (populasi) dan berdasarkan daerah persebaran
(habitat). Di Indonesia, binatang-binatang langka semakin banyak.
Hewan
(binatang) ini menjadi langka dan terancam kepunahan akibat perubahan kondisi
alam, hewan pemangsa dan juga akibat perburuan yang dilakukan manusia. Maka
kedepannya pengetahuan dan pengalaman yang telah dilakukan oleh manusia selama
ini memberikan kesadaran bahwa menyempitnya habitat binatang disebabkan oleh
ulah para manusia juga.
Di dalam
kasus ini, peran ilmu pengetahuan adalah sebagai pendukung adanya
perbaikan-perbaikan habitat binatang yang dilakukan oleh manusia. Manusia
berpikir dan belajar mengenai langkah-langkah dalam pemberdayaan alam. Karena
alam merupakan habitat alami binatang, baik itu binatang jenis herbivora,
karnivora, maupun omnivora.
Agar
kedepannya manusia dan binatang dapat hidup secara berimbang, karena manusia
dan binatang merupakan faktor pendukung keberlangsungan kehidupan. Makhluk yang
saling membutuhkan, agar keseimbangan itu dapat terjalin seutuhnya, maka
manusia perlu memakai ilmu pengetahuan untuk melakukan suatu perbuatan yang
dapat memberikan kenyamanan bagi manusia itu sendiri dan binatang tentunya.
Oleh karena
itu, kelompok kami mengangkat masalah tentang keseimbangan kehidupan manusia
dan binatang. Tim penulis mencoba menyusun suatu makalah bagaimana
mengidentifikasi peran ilmu pengetahuan didalam menyelesaikan masalah antara
manusia dan binatang, tujuan dan manfaat penulisan, memberikan kesimpulan dari uraian
permasalahan.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk :
1.
Mengetahui cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan secara
manusiawi.
2.
Mengetahui cara penggunaan ilmu pengetahuan dengan
berimbang.
3.
Mengetahui batasan-batasan dalam menggunakan ilmu
pengetahuan.
Manfaat
Manfaat makalah ini adalah memperkaya khasanah pengetahuan masyarakat
tentang potensi ilmu pengetahuan dalam
mendukung keseimbangan kehidupan manusia dan binatang serta menjadi
rekomendasi terhadap
pengembangan kebijakan dalam bidang-bidang yang menunjang peningkatan kualitas ilmu
pengetahuan.
PERUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah
ini adalah :
1. Bagaimana ilmu pengetahuan memainkan
peranannya.
2. Bagaimana ilmu pengetahuan berkontribusi
menyeimbangkan manusia dan binatang.
3. Bagaimana peranan ilmu pengetahuan dalam
melestarikan kehidupan binatang langka.
PEMBAHASAN
A.
Bagaimana
Ilmu Pengetahuan Memainkan Peranannya
Dalam bahasa
Arab ada ungkapan yang sangat terkenal, yakni Al insaanu hayawaan naatiq, yang
bermakna: manusia adalah hewan yang berakal. Dengan kata lain, jika manusia
tidak menggunakan akalnya akan menjadi seperti binatang. Itu pula yang disebut
Al Qur'an dalam QS. 7: 179, yakni orang-orang yang tidak menggunakan Hati
(Qalb), penglihatan (bashar), dan pendengaran (sama') untuk memahami dan
mengerti suatu masalah yang dihadapinya. Maka dalam konteks pembahasan otak, kita lantas bisa mencari
keterkaitan antara bagian-bagian otak dengan fungsi akal pada manusia. Binatang
punya otak, manusia juga punya otak. Tetapi, kenapa binatang yang punya otak
itu dikatakan tidak punya akal? Kalau begitu, tidak selalu makhluk yang punya
otak disebut berakal. Ternyata, fungsi akal itu terkait erat dengan keberadaan
sesuatu di otak manusia yang tidak terdapat pada binatang. Apakah bagian di
otak manusia yang tidak terdapat pada otak binatang?
Secara
sederhana, perbedaan yang mendasar antara otak binatang dan manusia terdapat
pada lapisan terluar otaknya. Inilah yang disebut sebagai Cortex Cerebri, atau
sering disebut Cortex saja. Disinilah pusat aktifitas pikiran manusia berada.
Dan, ternyata seluruh peradaban manusia dihasilkan oleh aktifitas kulit otak ini.
Itu pula, kenapa dunia binatang tidak memiliki peradaban seperti manusia –
tidak punya sains, teknologi, seni budaya, bahkan agama – karena mereka tidak
mempunyai Cortex tersebut di otaknya. Lebih jauh, adalah menarik mendapati kenyataan bahwa
pusat penglihatan dan pendengaran manusia ternyata juga terdapat di Cortex-nya.
Pusat penglihatan berada di kulit otak bagian belakang, sedangkan pusat
pendengaran berada di bagian samping. Berarti, proses melihat dan mendengar itu
sebenarnya identik dengan proses berpikir. Orang yang melamun, meskipun bisa
melihat dengan mata dan mendengar dengan telinga, dia tidak bisa memahami apa
yang sedang dilihat dan didengarnya. Pada saat demikian, dia tidak sedang
mengaktifkan daya pikir Cortexnya secara utuh, sehingga bisa disebut setara
dengan binatang. Itulah orang yang disebut lalai oleh al Qur'an.
Penyetaraan
manusia dengan binatang bukan hanya dikaitkan dengan fungsi melihat dan
mendengar yang tanpa berpikir, melainkan juga terkait dengan merasakan getaran
Qalb yang melahirkan kepahaman. Seperti yang kita bicarakan, getaran Qalb yang
ada di jantung merupakan resonansi getaran yang berasal dari Sistem Limbik di
otak tengah. Dengan kata lain, Qalb merupakan cerminan apa yang terjadi di
Sistem Limbik. Masalahnya, getaran apakah yang paling dominan sedang mengisi
Sistem Limbik, maka itulah yang diresonansikan ke jantung. Apakah Sistem Limbik hanya berisi getaran emosional yang
bersumber dari Amygdala? Ternyata tidak, karena Sistem Limbik juga merujuk ke
getaran rasional yang bersumber dari Hipocampus. Getaran yang muncul di otak
tengah ini sebenarnya sudah merupakan perpaduan antara emosi dan rasio. Itulah
yang dikenal sebagai perasaan yang kemudian menggetarkan jantung. Pada kenyataannya, Hipocampus merupakan pusat memori yang
menyimpan kesimpulan proses-proses rasional yang terjadi di Cortex. Secara
fisiologis, Hipocampus terbentuk dari perluasan kulit otak yang melipat ke
bagian dalam otak tengah. Bentuknya seperti huruf C. Dengan demikian, meskipun
Hipocampus berada di bagian dalam otak, sebenarnya ia adalah bagian dari Cortex
yang bekerja secara rasional, logis, dan analitis pula.
Maka, proses
berpikir lewat penglihatan dan pendengaran yang terjadi di Cortex pun bakal
masuk dan tersimpan di Hipocampus. Dan setelah dikoordinasikan dengan fungsi
Amygdala, beserta komponen Sistem Limbik lainnya, ia akan menjadi getaran yang
diteruskan ke jantung sebagai desiran Qalb. Saat itulah kita merasakan sensasi
perasaan. Sehingga, sungguh menarik
memahami mekanisme otak terkait dengan yang disebut AKAL. Ternyata akal adalah
PERPADUAN antara fungsi utama otak manusia yang ada di kulit luar alias Cortex,
dengan emosi yang ada di dalam Amygdala, dan kemudian menimbulkan getaran
perasaan yang terasa di jantung (Qalb). Dengan kata lain, di Cortex-lah terjadi
proses berpikir, di Sistem Limbik terjadi percampuran antara pikiran rasional
dan perasaan emosional, dan di jantunglah indikasi maksimum-tidaknya proses
berakal tersebut.
Yang demikian
ini diceritakan di dalam al Qur'an, bahwa orang-orang yang berakal adalah
orang-orang yang memadukan fungsi antara pikiran (Cortex) dan perasaan (sistem
limbik) secara maksimum, sehingga ketika memperoleh keyakinan (kesimpulan
tertinggi berupa keimanan) bakal menggetarkan jantung-hati (Qalb), yang berada
di dalam dada.
B.
Ilmu Pengetahuan
Berkontribusi Menyeimbangkan Manusia Dan Binatang
Pertanian
Organik
Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia
sintetis. Peluang
Indonesia menjadi produsen pangan organik dunia, cukup besar. Disamping
memiliki 20% lahan pertanian tropic, plasma nutfah yang sangat beragam,
ketersediaan bahan organik juga cukup banyak. Pertanian organik dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau
mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk pupuk, zat tumbuh,
maupun pestisida. Dilarangnya penggunaan bahan kimia sintetik dalam pertanian
organik merupakan salah satu kendala yang cukup berat bagi petani, selain
mengubah budaya yang sudah berkembang 35 tahun terakhir ini pertanian organik
membuat produksi menurun jika perlakuannya kurang tepat. Di sisi lain, petani telah terbiasa mengandalkan pupuk anorganik (Urea,
TSP, KCl dll) dan pestisida sintetik sebagai budaya bertani sejak 35 tahun
terakhir ini. Apalagi penggunaan pestisida, fungisida pada petani sudah
merupakan hal yang sangat akrab dengan petani kita. Itulah yang digunakan untuk
mengendalikan serangan sekitar 10.000 spesies serangga yang berpotensi sebagai
hama tanaman dan sekitar 14.000 spesies jamur yang berpotensi sebagai penyebab
penyakit dari berbagai tanaman budidaya.Alasan petani memilih pestisida
sintetik untuk mengendaliakan OPT di lahannya a.l. karena aplikasinya mudah,
efektif dalam mengendalikan OPT, dan banyak tersedia di pasar. Bahkan selama
enam dekade ini, pestisida telah dianggap sebagai penyelamat produksi tanaman
selain kemajuan dalam bidang pemuliaan tanaman. Pestisida yang beredar di pasaran Indonesia umumnya adalah pestisida
sintetik.
Efisiensi
penggunaan pupuk saat ini sudah menjadi suatu keharusan, penggunaan pupuk
organik bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia,
sehingga dosis pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk
kimia dapat secara nyata dikurangi. Kemampuan pupuk organik untuk menurunkan
dosis penggunaan pupuk konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupukan telah
dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian, baik untuk tanaman pangan (kedelai,
padi, jagung, dan kentang) maupun tanaman perkebunan (kelapa sawit, karet,
kakao, teh, dan tebu) yang diketahui selama ini sebagai pengguna utama pupuk
konvensional (pupuk kimia). Lebih lanjut, kemampuannya untuk mengurangi dampak
pencemaran lingkungan terbukti sejalan dengan kemampuannya menurunkan dosis
penggunaan pupuk kimia.
Peternakan
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan
peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan
adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada
faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.
Sistem peternakan diperkirakan telah ada
sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin berkembang pada
masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam
sebuah perkampungan. Pada masa
ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya, mulai
dimanfaatkan juga hasil susu dan hasil bulunya (wol). Setelah itu manusia juga memelihara
sapi dan kerbau untuk diambil hasil kulit dan hasil susunya serta memanfaatkan
tenaganya untuk membajak tanah. Manusia juga mengembangkan peternakan kuda,
babi, unta, dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan tentang peternakan,
diajarkan di banyak universitas dan perguruan tinggi di seluruh dunia. Para siswa belajar disiplin ilmu
seperti ilmu gizi, genetika dan budi-daya, atau
ilmu reproduksi. Lulusan dari
perguruan tinggi ini kemudian aktif sebagai dokter hewan, farmasi ternak,
pengadaan ternak dan industri makanan. Dengan segala keterbatasan
peternak, perlu dikembangkan sebuah sistem peternakan yang berwawasan ekologis,
ekonomis, dan berkesinambungan sehingga peternakan industri dan peternakan
rakyat dapat mewujudkan ketahanan pangan dan mengantasi kemiskinan.
C.
Peranan Ilmu Pengetahuan Dalam Melestarikan
Kehidupan Binatang Langka
Daftar
binatang langka di Indonesia semakin panjang.
Binatang (hewan) langka merupakan spesies yang memiliki resiko akan punah baik
punah di alam liar (extinct in the wild) ataupun sepenuhnya punah (extinct). Hewan-hewan dinyatakan langka berdasarkan rasio
jumlah spesies (populasi) dan berdasarkan daerah persebaran (habitat). Di
Indonesia, binatang-binatang langka semakin banyak. Hewan (binatang) ini
menjadi langka dan terancam kepunahan akibat perubahan kondisi alam, hewan
pemangsa dan juga akibat perburuan yang dilakukan manusia. Berikut daftar binatang dari kelas mamalia
yang paling langka di Indonesia berdasarkan jumlah spesies (populasi) dan
status konservasi yang diberikan oleh IUCN Redlist sebagai critically
endangered (kritis).
1.
Badak Jawa (Rhinocerus
sondaicus). Binatang endemik pulau Jawa dan
hanya terdapat di TN. Ujung Kulon ini merupakan binatang paling langka di dunia
dengan jumlah populasi hanya 20-27 ekor.
2.
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Populasi badak sumatera hanya 220-275 ekor (2007),
bahkan menurutInternational Rhino Foundation(Virginia) diperkirakan populasi badak sumatera tidak
mencapai 200 ekor (2010).
3.
Macan Tutul Jawa atau Macan
Kumbang (Panthera pardus melas).
Subspesies ini populasinya kurang dari 250 ekor.
4.
Rusa Bawean (Axis
kuhlii) Binatang langka endemik pulau Bawean
dengan populasi antara 250-300 ekor (2006).
5.
Harimau Sumatera (Panthera
tigris sumatrae). Subspesies harimau ini
populasinya tinggal 400-500 ekor.
6.
Beruk Mentawai (Macaca pagensis).
Satwa endemik dan langka dari Kepulauan Mentawai, populasinya antara
2.100-3.700 ekor.
8.
Simpei Mentawai (Simias concolor).
Endemik Kepulauan Mentawai. Populasi 6.000-15.500 ekor (2006).
10. Kanguru
Pohon Mbaiso atau Dingiso (Dendrolagus mbaiso). Endemik Papua
Indonesia
11. Kera Hitam Sulawesi (Macaca
nigra). Kera langka dari Maluku dan Sulawesi
dengan populasi sekitar 100.000 ekor.
Agar tidak terjadi kepunahan maka pemerintah beserta
instansi terkait melakukan usaha untuk mencegah terjadinya kepunahan dengan
beberapa cara, antara lain:
1. Menetapkan suakamargasatwa sebagai tempat
untuk melindungi hewan tertentu terutama yang sudah langka.
2. Membuat cagar alam sebagai tempat
perlindungan dan pelestarian hewan, tumbuhan, tanah dan air.
3. Membuat hutan lindung sebagai tempat
untuk melindungi air/daerah resapan air karena dihutan dengan tumbuhan yang
menutupinya jika terjadi hujan maka air akan tertahan dan diserap tanah
4. Inseminasi Buatan adalah
perkembangbiakan pada hewan dengan cara menyuntikkan sperma dari hewan jantan
pada hewan betina. Inseminasi buatan ini biasa dilakukan pada hewan mamalia
terutama yang hampir punah karena jumlahnya di alam bebas yang semakin sedikit.
Tidak semua orang dapat melakukan inseminasi buatan, biasanya dilakukan oleh
dokter hewan di suatu lembaga pelestarian, misalnya kebun binatang.
5. Berpartisipasi
dalam pelestarian makhluk hidup. Pelestarian makhluk hidup
bukan tanggung jawab pemerintah saja namun kita sebagai manusia dan makhluk
Tuhan harus ikut menjaga kelestarian makhluk hidup dan lingkungannya. Apa saja
yang kita dapat lakukan untuk melestarikan lingkungan dan makhluk hidup? Kita
mulai dari lingkungan terkecil, misalnya rumah dan tempat tinggal kita dengan
cara tidak membuang sampah sembarangan. Pemeliharaan hewan tertentu oleh
pribadi misalnya memelihara orang utan, burung yang termasuk langka sebaiknya
tidak dilakukan melainkan kita serahkan kepada lembaga yang bertugas menjaga
kelestarian lingkungan misalnya kebun binatang. Memperbanyak jenis hewan
tertentu yang biasa kita gunakan sebagai sumber makanan misalnya dengan
berternak ayam, sapi. Kesadaran manusia akan pentingnya keseimbangan alam
diharapkan sekali dalam usaha pelestarian makhluk hidup. Pemburuan liar yang
dilakukan untuk menangkap hewan harus di hindari dan didukung dengan cara tidak
membeli hewan langka dan bagian-bagian hewan tersebut. Dengan demikian usaha
penjualan hewan langka menjadi terhenti.
KESIMPULAN
Dari sedikit tulisan yang
tertulis didalam makalah ini, terlihat beberapa keunikan sebenarnya dari
bahasan “Ilmu Pengetahuan Dalam Mendukung Keseimbangan
Kehidupan Manusia Dan Binatang”. Manusia dan binatang sebenarnya memiliki
persamaan dalam hal hak hidup. Maka tidak sepantasnya manusia yang memiliki
kelebihan, dalam arti kelebihan memiliki akal dan pikiran. Akal dan pikiran ini
mampu bersinergi secara baik dan menciptakan suatu ilmu pengetahuan. Sudah
sepantasnya secara manusiawi, manusia menggunakan kelebihan itu untuk membuat
kehidupan yang seimbang antara manusia dan binatang. Ilmu pengetahuan memainkan
peranan yang vital, ilmu pengetahuan memberikan manusia cara-cara untuk
bertahan hidup dengan tidak mengabaikan lingkungan sekitar. Dengan adanya ilmu
pengetahuan, membuat manusia dapat menjadi makhluk pemimpin serta menggunakan
pengetahuan tersebut untuk kelestarian kehidupan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Agha. 2012. Perbedaan Otak Manusia Dan Binatang. http://catatan-agha.blogspot.com/2012/01/perbedaan-otak-manusia-dan-binatang.html.
Diunduh 20 Maret 2012.
Alamendah.
2010. Daftar Binatang Langka Indonesia. http:// alamendah.
wordpress.com /2010/03/17/ daftar-binatang-langka-indonesia/.
Diunduh 20 Maret 2012.
Heri
Sulistyanto. 2009. Hewan Dan Tumbuhan Langka. http://
www.crayonpedia.org/mw/ HEWAN_DAN_TUMBUHAN_LANGKA_6.1_HERI_SULISTYANTO. Diunduh
20 Maret 2012.
Rasyaf M. 1994.
Manajemen Peternakan Ayam Kampung. Yogyakarta: Kanisius
Sitopoe M. 2008.
Corat-coret anak desa berprofesi ganda. Jakarta:Kepustakaan Populer Gramedia.
Komentar
Posting Komentar