Contoh Kasus
Berikut akan
dijelaskan langkah-langkah perhitungan studi kelayakan pembukaan jaringan
trayek akutan kota dalam sebuah sistem kasus berikut.
Diketahui sebuah
penyedia jasa angkutan kota mengajukan permohonan pembukaan jaringan trayek
baru melalui suatu rute yang akan dipilih dari 2 buah rute yaitu :
- A – B – C – D
- A – F – G – D
Diasumsikan, jalan –jalan yang ada pada rute
saling terhubung ( misal untuk rute : jalan A terhubung dengan jalan B, jalan B
terhubung dengan jalan C dan jalan C terhubung dengan jalan D ). Tahapan yang
dilakukan sistem jika ingin mengetahui rute manakah yang merupakan rute terbaik
untuk dijadikan jaringan trayek baru, maka untuk masing – masing rute,
dilakukan proses perhitungan adalah sebagai berikut :
1.
Mendapatkan
nilai faktor – faktor dari masing – masing jalan yang kemudian disebut sebagai
variabel. Sebagai contoh, misalkan untuk masing – masing jalan, ditetapkan ada
3 faktor yang mempengaruhi dan kemudian dianggap sebagai variabel V1, V2, dan
V3. Selanjutnya data jalan beserta besarnya nilai variabel dituliskan dalam
bentuk tabel (hasilnya dapat dilihat pada tabel 1).
Tabel 1. Data Jalan
Obj \ Var
|
V1
|
V2
|
V3
|
A
|
6
|
5
|
9
|
B
|
9
|
2
|
10
|
C
|
7
|
1
|
12
|
D
|
10
|
5
|
10
|
2.
Melakukan
standarisasi data untuk setiap nilai variabel pada masing – masing jalan dengan
nilai N setara dengan jumlah jalan yaitu 4. Standarisasi data dilakukan dengan
menggunakan persamaan (3).
Sebagai contoh 1, untuk data
jalan A dengan variable V1 yang nilainya adalah 6 (selanjutnya disebut data V111)
maka proses standarisasinya adalah sebagai berikut :
·
Mencari
rata – rata data V1 dengan persamaan (1)
·
Mencari
standart deviasi data V1 dengan persamaan (2)
·
Mencari
nilai standar untuk data V111 dengan persamaan (3)
·
Setelah
semua data telah distandartkan dengan cara yang sama, maka didapatkan tabel
baru, yaitu tabel 2, yang berisi data yang telah standar.
Tabel 2 Data Jalan Standar
Obj
\ Var
|
V1
|
V2
|
V3
|
A
|
-1,09545
|
0,848875
|
-0,9934
|
B
|
0,547723
|
-0,60634
|
-0,19868
|
C
|
-0,54772
|
-1,09141
|
1,390759
|
D
|
1,095445
|
0,848875
|
-0,19868
|
3.
Membuat
matriks jarak untuk obyek jalan dengan menggunakan metode Euclidean Single
Linkage. Caranya adalah dengan menggunakan persamaan (4). Misal, untuk mencari
jarak objek A dan B adalah sebagai berikut :
Langkah yang sama dilakukan
untuk seluruh data, sehingga pada akhir perhitungan, didapatkan matriks seperti
dibawah ini :
4.
Melakukan
algoritma pengelompokan Euclidean Single Linkage :
·
Mencari
nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matriks jarak di atas, dapat
diketahui bahwa nilai terkecilnya adalah 1,554878
·
Menghapus
kolom dan baris objek pembentuk nilai terkecil tersebut yaitu B dan D dan
membentuk kolom dan baris baru yang objeknya merupakan gabungan dari objek yang
dihapus, yaitu B dan D. Kolom dan baris baru tersebut disebut BD, dan matriks
jarak yang baru adalah sebagai berikut :
·
Algoritma
dilakukan terus sampai hanya tersisa 2 objek saja.
5.
Menentukan
jumlah kelompok dengan cara mencari jumlah nilai eigen yang lebih besar dari 1.
Langkahnya yaitu :
·
Menentukan
matriks korelasi dan koefisien korelasinya (ρ). Bila A adalah matriks korelasi, maka
Menentukan koefisien korelasi
dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan (7). Langkah pertamanya adalah
menentukan rata-rata dari variabel dari data yang telah distandarisasi, yaitu
pada tabel 2.
Langkah berikutnya adalah
mencari koefisien korelasi, sebagai contoh berikut, akan dicari koefisien
korelasi dengan menggunakan
persamaan (7).
Setelah semua korelasi
dihitung maka didapat matriks korelasi sebagai berikut :
·
Menentukan nilai eigen yang lebih besar dari 1. Nilai
eigen dapat dicari dengan menggunakan persamaan (5) yaitu Det ( A – I ) = 0.
Misalkan, jika hasil akar-akar
persamaan dari Det(A-I) = 0 adalah
Nilai eigen yang terbentuk ada
3, yaitu λ1, λ2, dan λ3.
Jumlah kelompok yang
dihasilkan hanya 2, karena hanya 2 nilai yang memiliki nilai lebih besar dari 1
yaitu
6.
Menentukan
matriks jarak untuk variabel, menggunakan cara yang sama dengan menentukan
matriks jarak untuk objek jalan (dapat dilihat pada langkah ke-3).
Matriks jarak dari variabel
adalah :
7.
Melakukan
algoritma pengelompokan Euclidean Single Linkage untuk matriks jarak variabel.
Cra yang digunakan sama seperti langkah ke-4, sehingga pada akhirnya terbentuk
matriks jarak sebagai berikut :
8.
Interpretasi
data, yaitu berdasarkan dengan menentukan anggota dan karakteristik kelompok.
Dari langkah ke-7, dapat diketahui bahwa jumlah kelompok yang terbentuk adalah
2 kelompok. Kelompok tersebut adalah :
·
Kelompok
1 dengan 1 anggota yaitu A dengan karakteristik yang mendominasi V3.
·
Kelompok
2 dengan 3 anggota yaitu B, D dan C dengan karakteristik yang mendominasi V1
dan V2.
Selain itu dapat ditentukan
pula nilai rata-rata karakteristik tiap kelompok dengan mengacu pada data asli
sebelum standarisasi.
·
Kelompok
1
·
Kelompok
2
Rute
2 yaitu A – F – G – D juga diproses menggunakan langkah – langkah yang sama
(langkah 1 sampai 8). Hasil akhirnya kemudian dibandingkan dengan rute 1. Rute
yang memiliki nilai total jaringan tertinggilah yang merupakan rute yang paling
baik dipilih, karena faktor – faktor yang mempengaruhi dapat memberikan
keuntungan yang terbesar dibandingkan dengan rute lainnya.
Misalkan jika kemudian diketahui nilai total
jaringan rute 2 adalah 16,34. maka rute
1 disarankan untuk dipilih, karena nilai total jaringannya lebih besar, yaitu
20.
Komentar
Posting Komentar